Rabu, 27 Mei 2015

Aku (Soe Hok GIe), Puisi Dan Orang-Orang Yang Berbaik Hati

Gie



Minggu kemarin, tepatnya tanggal 10 Mei 2015 adalah hari yang kesekian aku berdiri di atas panggung kreasi. Bukan untuk mengambil hadiah sih, hanya untuk membaca sebuah puisi yang kubuat sendiri. Nervous, deg degan dan segala macam penyakit demam panggung itu merasuk begitu saja dalam diri ini. Peluh senantiasa bercucuran, tatkala menunggu waktu yang tak kunjung datang. Menunggu adalah sebuah pekerjaan yang memang menyebalkan. Awalnya aku pikir, semua akan selesai setelah jam 11.00 am dan aku bisa pulang tepat waktu. Ternyata tidak, gegera ada gangguan teknis di sana, terpaksa waktu diulur hingga hampir jam 1:00 pm lebih. Jujur, hari itu aku memang tidak diperkenankan untuk libur, soalnya sudah janji sama majikan untuk makan bersama di rumahnya. Tapi alhamdullilahnya dari waktu yang terlambat itu, Tuhan memberiku sebuah kesempatan dan bantuan.

Tuhan memberiku kesempatan untuk bertemu orang-orang hebat pada hari itu. Seperti Mbak Ryan Aryanti (ketua Aliansi Migran Progresif). Bunda Mega Vristian (salah satu juri lomba puisi) yang sempat aku ajak salaman untuk mengurangi sedikit nervousku. Mbak Ilalang Viktory yang dengan baiknya mau meminjami baju plus memake over wajahku. Mbak Luluk Andriyani yang dengan baik mengajariku cara membaca puisi itu bagaimana. Pak Din seorang guru biola yang ada di Hongkong dan masih banyak yang lainnya yang mungkin tidak bisa aku sebutkan. Mereka semua dengan baik hati mau memberiku semangat dan membantuku dalam pentas siang itu.

Dengan pelukan hangatnya, mbak Ilalang memberiku masukan bagaimana cara membaca puisi saat pentas nantinya. Dia juga memberiku pilihan untuk membawakan puisi bersama instrument biolanya mbak Luluk Andayani atau membawakannya sendiri. Jika kupikir, mana ada orang yang mau membantu seperti itu, dadakan pula. Ah, ternyata pikiranku meleset. Walau aku dan mbak Luluk belum kenal begitu dekat dan hanya sebatas Facebook, ternyata beliau mampu akrab denganku saat pentas kemarin. Alhamdullilah, cukup bersyukur atas semuanya yang Tuhan berikan padaku hari itu.

Harusnya kemarin juga aku bersama Gie, - walaupun hanya kaosnya saja yang mampu bersamaku- ia adalah salah satu orang yang paling membuatku semangat dalam acara kemarin. Namun sayang, aku tak bisa bersamanya dan harus melepaskannya saat detik-detik pementasan. Aku harus rela tak bersama Gie karena harus berganti kostum. Memakai baju pinjaman dari mbak Ilalang. Duh tak kusangka bakal seribet itu. :D 

Bagaimana rasanya tampil di panggung?

Yang jelas nervous banget. Perform pertama yang buruk, menurutku. Aku pikir, membaca puisi ya hanya sekedar membaca saja. Melagukan yang perlu. Dan yah tentunya dengan ekspresi yang mungkin membuat orang merasa tambah terkesimak dengan kita. Ternyata dalam membaca puisi juga membutuhkan penampilan yang memadai. Aku yang sejatinya tidak suka pakai make up, harus bersentuhan dengan peralatan itu. Membuat wajah kalemku menebal. Aku seperti orang aneh pokoknya kalau pakai make up. Hahaha mungkin tidak terbiasa saja. Saat habis pentas dan mengaca rasanya ada yang beda. Ini seperti bukan wajahku. Seperti habis bedah plastik tapi gagal. 

Setelah menunggu waktu yang sejatinya lama, akhirnya apa yang menjadi kewajibanku tiba. Aku masih ingat betul saat mata ini hanya terfokus pada dinding-dinding dan langit-langit yang memang mampu mengurangi sedikit rasa nervous yang kian menyeruak dalam jiwaku. Ah, maklum baru pertama kali. Ya, gitu. Apalagi pas di tengah pembacaan puisi, ponselku mendadak mati. Puh, betapa kelabakannya aku. Secara aku nggak ingat pasti apa kelanjutan puisi yang aku baca, bih rasanya aku pengen minta maaf detik itu juga kepada para penonton. Tapi, aku nggak kekurangan ide, dua bait puisinya aku ulang dan aku tambahi kata-kataku sendiri. Bagi yang sudah merekam pasti tahu, dua bait puisiku ada yang tak ulang kemarin. Lupa kata-katanya, soalnya hanya sekejap melintas di pikiran. Haduh, jan pengalaman yang bisa kuceritakan pada anak dan cucuku nanti.

Sebenarnya. hari itu bukanlah soal piala yang ingin kudapatkan. Aku berharap Tuhan memberiku kesempatan untuk lebih berani dan percaya diri di depan orang banyak. Dan Alhamdullilah kesempatan itu datan menghampiriku.  Sungguh, kesempatan itu hanya datang sekali dan jangan pernah kita menyia-nyiakannya. Seperti halnya waktu yang hanya melintas sekali dalam hidupmu.



-----Piala memang bisa dibeli dan bisa ditulisi sendiri. Piala memang tidak bisa dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup kita nanti. Tapi dengan piala, kita mampu menceritakan dan memperlihatkan kepada orang-orang yang menganggap rendah profesi seorang BMI (Buruh Migran Indonesia) bahwa ini loh kami. BMI yang tak hanya sekedar jadi pembantu rumah tangga di luar negeri. ------

Salam Malam Untuk Kita Yang Jauh Dari Bumi Pertiwi.
                                                                                               *** 
Darah Juang-By Me

Tahun demi tahun silih berganti
Darah juang Raden Kartini
Masih jua bergelora dalam sanubari
Masa-masa Penjajahan itu telah sirna
Berganti cahaya merdeka
Ke seluruh pelosok Nusantara
Namun tidak untuk kaum Hawa

Lihatlah...!
Masih banyak diskriminasi
Mereka dieksploitasi
Dan menjadi perahan tikus-tikus berdasi

Lihatlah...!
Walau segalanya telah berubah
Hak wanita tetap saja dijajah

Apa kau tahu, Bu...

Semangatmu senantiasa mengalir 
Di atas perjuangan kami yang terus bergulir
Tak perduli rasanya sakit
Kami mencoba untuk terus bangkit

Dari sebuah kekangan
Dari sebuah larangan
Dari sebuah keterbelakangan
Dan dari sebuah aturan

Lihatlah, Bu...

Kami terus bangkit..
Mengejar sebentuk harap dan cita
Demi kesejahteraan bangsa

Kami terus bangkit
Di atas kebiadaban penguasa 
Yang merenggut kebebasan kaum Hawa

Di mana hak asasi yang mereka serukan
Di mana kesejahteraan yang mereka elukan

Bu....
Mimpimu.... 
Mimpi kami....
Kobarkan Emansipasi

Bu...
Semangatmu yang tak lekang oleh waktu
Akan terus berkobar
Di dalam setiap nadi
Darah juang ini



Readmore → Aku (Soe Hok GIe), Puisi Dan Orang-Orang Yang Berbaik Hati

Kamis, 21 Mei 2015

20 Mei 2015 (Reformasi Sekarang Dan Dahulu)

Sempat tersiar kabar bahwasanya kemarin akan terjadi pergolakan besar-besaran di tanah air kita, Indonesia. Bahkan, isuyang telah heboh di berbagai media sosial sebulan sebelumnya. Yang justeru membuat beberapa kawan Facebookku bersitegang. Aku memang tidak pernah ambil peduli dengan suasana politik di tanah air. Karena bagiku, hidup ini berjalan. Biarlah aku dengan sisiku yang lain menonton dan melakoni apa yang sebaiknya dilakoni.

Seperti halnya kawan-kawanku yang tengahheboh dengan aksi-aksinya di dunia maya. Aku juga ikut heboh dengan majikanku di sini. Pasalnya, hampir seminggu ini aku bekerja di sana dan melihat banyak makanan kadaluarsa yang belum sempat termakan harus dibuang begitu saja. Jian sai-saijin majikanku ini.

Aku pun sempat mendemonya, memberikan foto-foto makanan kadaluarsa yang masih juga tersimpan di almari es dan tempat penyimpan makanan di rumahnya.  Bayangkan saja, banyak coklat, roti dan susu yang terpaksa harus kubuang dengan cuma-Cuma. Padahalkan bisa kumakan. Mubazirlah kalau harus dibuang. Kalau diberikan padaku kan itung-itung memberi asupan gizi buatku yang memang membutuhkan makanan untuk sebuah pendewasaan. Huft...


Berbicara tentang 20 Mei yang katanya akan ada demo besar-besaran di Indonesia untuk memulangkan Pak Presiden ke tanah Solo,ternyata hal itu tidak terjadi kemarin. Padahal, gembar-gembornya di media sosial kayaknya Wah gitu. Eh, ternyata Cuma gedabrus. Nggak masalah sih kalau memang kenyataanya seperti itu. Toh dengan seperti itu Indonesia aman dari kerusuhan. Malah katanya sebagian dari mahasiswa itu justeru mendapat beasiswa dari pak Presiden. Yah, bersyukur daripada kena sekap pas seperti jaman dahulu kala.



Aih, lucunya negeriku. Selalu saja heboh dengan kejadian yang belum jelas adanya. Ya, kebanyakan mereka itu memang suka heboh sendiri sih. Jadi wajar saja bila hal kecil menjadi sesuatu yang dengan secepat kilat meluap.

Menurut orang Jawa --- Obah Ae Salah---Obah ae Owah--- Opo meneh yen nggak obah--- Nah, begitulah peran pemerintahan sekarang ini.

Peristiwa 20 Mei kemarin, sebenarnya juga hari bersejarah buatku. Bersejarah karena aku telah berhasil mendemo Simbok untuk memberikan sebagian makanannya. Itung-itung daripada dimakan tikus. Ya mending dimakan orang toh. Lagian belinya juga pakai duit. Masak dibuang begitu saja. Sayang kan?

Rumah simbok itu memang seperti supermarket. Banyak makanan dan minuman yang memang tersedia gratis di sana. Namun,aku tak berani menjarahnya. Walaupun sudah diberikan ijin penuh untuk makan tapi tetap sajalah aku harus jaga Image sebagai pembantu yang manis dan nggak kebanyakan makan. Secara, aku sudah terlalu gemuk dan banyak menimbun beberapa lemak di badan.



Aih, sungguh dulu badanku nggak segemuk dan setembem ini. Memang sih setiap manusia pasti dan akan berubah seiring dengan perkembangan jamannya, termasuk aku dan 20 Mei yang setiap tahunnya akan berubah menurut perkembangannya.

Pesan dari om Bule di acara Masih Dunia Lain, Santai aja, Brow.  Jangan emosional. Hidup itu harus damai. Buat apa berisik-berisik.  Buat apa ribut-ribut. Damai itu indah.”

Nah makanya aku tak suka lagi ribut dengan orang-orang yang mencari keributan denganku. Lebih baik diam dan melakukan hal lain. Ya seperti menceritakan hal-hal seperti ini. Walaupun dianggap nggak penting.Toh suatu saat, ketika aku telah menua, tulisan ini akan tetap bisa dibaca dan pastinya akan abadi sepanjang masa.

Keep Calm And Write On
<photo id="1" />
Readmore → 20 Mei 2015 (Reformasi Sekarang Dan Dahulu)

Senin, 18 Mei 2015

Testimoti TEntang Jengkol

Jengkol Oh Jengkol
Sudah lama kiranya aku menginginkanmu
Mencicipi aroma tubuhmu yang katanya membuat orang pingsan seketika

Ah, Jeng-kol 


Akhirnya semua terbayar sudah. Kemarin, untuk pertama kalinya aku bisa makan jengkol. Berkurang sudah rasa penasaranku akan makanan yang satul ini. Alhamdullilah, setelah  enam belas tahun lamanya (banyangkan enam belas tahun, Rek) mimpi untuk makan jengkol ini bisa kupenuhi. Eh ini bukan mimpi kala tidur loh tapi ini sebuah mimpi yang memang membuatku susah bobok. Macam mimpi ditemui sama mantan dan dianya bawa pendampingnya yang sekarang. Heuh...

 Terkadang pula, aku harus memendam semua pikiran yang terus saja menghantuiku ini. Pikiran kapan bisa makan jengkol dan tentunya selalu punya pikiran kapan bisa bertemu dengan masakan yang satu ini. Jengkol yang menurutku langka ini sangat banyak manfaatnya juga loh. Selain bisa menyembuhkan penyankit kangker, jengkol juga bisa membuat tidur kita semakin nyenyak. Pules dan tentunya seperti obat tidur yang memang mujarab bagi mereka yang sakit. Tapi ya jangan sampai kebanyakan. Entar bisa overdosisiso mendem Jengkol kalau kebanyakan. Soalnya kemarin, setelah makan jengkol beberapa keping, mata ini seakan seperti terkena castol. Lengket bagai kena pelet. Biuh... jian rasa kantuk itu merajalela hingga keesokan harinya. Ndak percoyo nyoba o. Bagi yang belum makan usahakan mencoba sedikit dulu. 

Hari ini, jengkol yang kubeli dari tempatnya mbak Yuni Sze tinggal semangkuk kecil. Cuma tersisa beberapa keping saja. Lusa baru kumakan lagi. Maklum aku hanya beli dua Hap. Dan itupun untuk eksperimen saja. Soalnya, aku ingin membuktikan apakah besuk aku akan ngantuk seperti hari ini (tanpa makan jengkol) atau tidak. Eh, sebenarnya alasan ngantuk itu memang bukan karena jengkol sih. Itu karena aku yang memang doyan banget bobok. Tapi memang, gegara jengkol ini mataku sulit terbuka lama. Hawane pengen meluk Doraemon. Cuma malam ini saja, aku beli nai cha biar bisa nulis beberapa kata untuk blogku

Oh ya, jengkol yang kata beberapa sohibku bau itu, ternyata aromanya sama sekali tidak tercium kemarin itu. Aneh, kupikir akan sebegitu menyengatnya hingga membuat yang berdekatan dengan si pemakan atau pembuat  jengkol ini akan menjauh. Ya, hanya tercium aroma bubumnya saja, yang memang langsung membuat bibir ini terkunci dan berfikir seribu kali untuk mencobanya.

Makan, nggak? Makan, nggak? Makan, nggak?

Begitu kata hati saya. Lha soalnya melihat biji cabe yang bergentayangan menyelimuti badannys jengkol itu membuat perutku berteriak-teriak. Antara makan atau tidak. Secara aku nggak sebegitunya doyan pedes. Lha ini lomboknya mungkin sekilo dimasukin semuanya. Aih, pedesnya bikin bibir ini memerah. Semerah darah. Wes nggak perlu gincuan pokoknya. Sudah merah alami. Extra Hot - Plus. Bikin hidung juga mbele. Di badan juga terasa sekali panasnya. Yeah, kalau belum makan jengkol, usahakan makannya sedikit saja. Soalnya ya memang bikin kliyengan. 

Kemarin itu, nggak tau jengkolnya dimasak apa. Soalnya kan aku nggak tau bab permasakan. Adanya tinggal makan doank. Jujur, baru pertama ini makan jengkol ya ternyata nggak ada rasanya kecuali bumbu yang melekat itu. Jengkol yang kupikir kenyal seperti daging cecek (daging sapi yang kenyal) itu ternyata meleset, jauh dari dugaanku. Yang kupikir pula seperti ikan TOng-Kol, ternyata juga bukan. Jengkol itu seperti kacang atau seperti pete. Gepeng dan sedikit lebar. Masih bau pete sebenarnya-Yang kumakan seperti itu kemarin, dilarang protes- karena kenyataannya ya seperti itu. Apalagi kakakku yang ikut mencobanya pun juga berucap hal yang sama.

"Kemungkinan besar karena sudah dimasukkan frezzer, Ndra. Jado baunya nggak sebegitu amat. Karena memang, amat nggak begitu bau. Amat juga biasa pakai minyak Nyong-Nyong untuk mengurangi tingkat kebauannyaL Ya, seperti bau jengkol ini, yang tentunya sudah ternetralisir oleh waktu yang tidak sebentar. Jengkol pan adanya di Indonesia, kalau di Hongkong sendiri aku tidak tahu dimana bisa mendapatkannya. Soalnya di pasar tidak ada yang jualan jengkol. Smellty

Semoga kelak, aku bisa makan jengkol lagi. Yang lebih fresh. Yang baru metik dan Yah, tentunya yang lebih bisa membuat badan ini terhindar dari penyakit yang satu itu. Berharap, mas Ayank nggak protes kalau aku makan jengkol. Enak sih  walau apa yang ada dibayanganku tidak sama dengan aslinya. Ya, begitu juga dengan Mas Ayank, yang tentunya sekarang masih dalam Ayank-ayank. Eh….

Oh, ya... Kalau mau makan jengkol (di Hongkong khususnya) bisa pesan atau beli langsung di tempatnya mbak Yuni Sze di The Point lantai dua. Depannya Hemat CSL atau di samping toko Smartone CauseWay Bay.  Ok, selamat mencoba dan semoga kalian suka.

Thanks untuk para pembaca setiaku. Oh ya, apa kalian suka juga dengan jengkol? Share pengalaman kalian makan jengkol donk. Sapa tahu bisa buat bahan ceritaku :D Berhubung jam sudah menunjukkan pukul 11:34 pm WHK, kuakhiri cukup di sini ceritanya. Semoga besuk bisa lebih semangat lagi untuk nulis. Tulisan yang sempat tertunda tentunya. 

Hope, You can stand by Me. My Ayank.


Foto Jengkol Yang Sudah Makan

Readmore → Testimoti TEntang Jengkol

Senin, 11 Mei 2015

Lima Dolar Dalam Cerita

Jadilah orang yang jujur

Sesuatu yang ada di tangan kita, jika memang belum rejekinya pasti akan terlepas jua. Seperti apa yang kualami sore tadi, aku harus rela melepaskan $5 yang sejatinya tak harus kukeluarkan untuk orang yang tak jujur padaku. Mungkin lirik di bawah ini cukup sama dengan kondisi yang kurasakan.

Jika memang anda sudah tidak mungkin tuk jujur padaku. Ya, terserahlah

Yawes, terserah. Mungkin ini jawaban yang paling mudah untuk dikatakan setiap orang yang memang sudah mengkal hatinya. Betapa tidak, tadi sepulang dari rumah Simbok, aku menyempatkan diri untuk mampir ke toko Indonesia (Aon) untuk membeli kopi titipan mbak tetangga sebelah rumah. Aku diberi uang mbak e $12 dan sisanya adalah uangku. Aku masih ingat betul jumlah uang yang aku genggam sebelum kuberikan kepada penjaga toko tadi. $20 uang kertas dan $17 uang recehan. Dan saking terburu-burunya, uang receh yang ada digenggamanku kutaruh di meja tanpa kuhitung terlebih dulu. Dan pergi begitu saja. Namun, baru beberapa langkah aku berlari sambil melihat uang di genggamanku yang tinggal $20, aku kembali bermaksud menanyakan pada penjaga tokonya.

Namun, sungguh kagetnya aku, dia bilang, “TIdak, kamu hanya menyerahkan 3 koin. eh $12 saja,” katanya sambil memperlihatkan 2 kepin $5 dan 2 keping $1. Aku langsung mendengus kesal tentang tidak kejujurannya itu. Hari ini, tokonya sepi dan hanya aku pembelinya kala itu. Kok bisa, baru beberapa langkah pergi dia tak ingat berapa jumlah yang telah kuberikan. Memang sih ini sebuah kecerobohanku. Yang biasanya selalu menunggu penjual menghitung uangku sebelum pergi dari tempatnya tapi sore ini tidak kulakukan karena sudah di telpon kakek untuk segera pulang ke rumah.

Benar apa yang dibilang sama orang tua jaman dahulu, “yen dadi menungso ojo senengane grusa grusu. Tansah eling lan waspodo.’’ (untuk orang Jawa translate dewe).

Mungkin, mataku bisa ditipu dengan kata-katanya. Tapi tidak dengan Tuhan yang maha melihat segalanya. Pun dengan malaikat yang berada di sisi kanan dan kiriku. Ya, ini adalah sebuah peringatan padaku dan bagi semuanya. Agar lebih teliti dan mencermati bila harus membeli sesuatu. Orang jujur itu memang sulit dicari dijaman sekarang. Hanya sebagian persen yang mau menjujurkan dirinya sendiri.

Jika nanti ada yang bilang, “jangan suka menyebar sesuatu jika belum ada bukti yang nyata.”

Aku hanya bisa menjawab, “Jika memungkinkan untuk diputar ulang cctv yang ada di toko Indonesia (AON) itu, bisa dipastikan jumlah yang kuberikan adalah 5 keping uang logam. Bagiku ini bukan aib tapi sebuah pengalaman agar kita lebih waspada dan teliti dalam melakukan transaksi.”

Ah, cukup percaya saja sama Tuhan. Bahwasanya, orang jujur itu hidupnya pasti makmur dan orang yang ingkar hidupnya pun akan sebaliknya.”

Tuhan selalu memberikan kebaikan dan juga pelajaran di setiap hari yang kita lalui. Tinggal seberapa besar kita tahu, makna yang tersimpan disebalik ceritanya yang Dia torehkan pada perjalanan hidup kita.

*Harusnya notenya kushare semalam. Berhubung mata ngantuk, plus kesirep jin pemalas jadinya baru bisa upload pagi ini.

Semangat pagi untuk hari ini.

Readmore → Lima Dolar Dalam Cerita

Selasa, 28 April 2015

Masih Di Dunia Lain

Pagi tadi, aku melihat realiti show Masih (Dunia Lain) #MDL di Trans 7. Acara uji nyali di tempat-tempat angker yang ada di seluruh pelosok Indonesia. Tempat yang dipilih pun cukup membuatku tertantang untuk datang sebenarnya. Mengingat aku paling suka dengan tempat-tempat aneh ini. Yang mungkin bila dialih fungsikan akan bermanfaat tentunya.

Beberapa lokasi shootingnya ada yang mengambil tempat di kota Tulungagung, tanah kelahiranku. Tepatnya di Rumah Kembar peninggalan Belanda di daerah Ngunut. Rumah itu dulunya adalah milik seorang Menir Belanda yang kesemua penghuninya meninggal di tangan si Menir itu sendiri.
Kalau dipikir sih tidak mungkin seorang Belanda yang notabene selalu sayang sama keluarga tega membunuh semua keluarganya sendiri tanpa tersisa. Bahkan, tidak juga keluarganya saja yang dia bunuh, dayang-dayang lainnya pun ikut menjadi korbannya. Ini aku tahu dari para peserta yang tidak sengaja dirasuki oleh jin tersebut. Tidak kusangka, di jaman dahulu pun ada orang sekejam ini. Yang tega membunuh keluarga sendiri dan pastinya tidak punya salah apa-apa. Kita memang tidak tahu sih latar belakangnya seperti apa, yang jelas si Menir ini sungguh kejam, menurutku.

Menariknya, dalam uji nyali ini selalu saja ada yang kerasukan. Dan hal inilah yang paling membuatku heran bin penasaran. Lucu juga sih acara ini sebenarnya, secara aku sendiri belum menyaksikan secara live kejadian kerasukan tersebut. Dulu pas jamannya masih sekolah, ada teman se-kosku yang kerasukan jin yang ada di tempat kosan tapi aku lihatnya pas dia sudah ada di rumah sakit dengan keadaan lemas. Sampai diinfus segala dia loh. Haduhhhhh.... ngeri sih. Dan Orang yang kerasukan di tempat kosan tersebut ya hanya orang-orang itu saja. Aneh kan? Secara aku pernah dua malam berada di kosan mereka tapi aku tidak melihat atau merasakan hal yang aneh. Biasa saja sih menurutku.  Apa mungkin mereka takut ya dengan taringku? Secara aku punya gigi taring walau cuma satu sih.

Katanya sih orang kerasukan itu karena jiwanya kosong dan dalam tubuh kita dalam kondisi yang ketakutan. Nah, anehnya juga, Jin-Jin yang merasukin mereka ini nggak takut loh walaupun sebelumnya sudah dibacain doa-doa sekelas surat Al-Ikhlas yang katanya mampu memgusir makhluk halus. Jinnya emang keren sih, nggak takut soalnya sama surat Al-Quran. Kata pak Ustads sih  Jin nggak akan bisa mengganggu ataupun merasuki kita kalau kita ikhlas pada Allah SWT dan berpasrah diri pada-Nya. Karena pada dasarnya JIn dan sebangsanya tidak akan mengganggu manusia yang memang kitanya yakin nggak bakalan ganggu mereka. 

Seru juga sih nonton tayangan ini. Cukup menghiburku. Bisa membuatku ketawa ngakak juga. Lucunya dari acara ini, kenapa kok mereka repot-repot ngurusin urusan makhluk astral yang memang seharusnya nggak perlu diurus. Mbok ya ngurus yang lainlah yang lebih penting gitu. Misalnya nih, kan sudah tahu kalau tempat itu angker dan berpenghuni makhluk seram. Bisa deh dibantu ngebersihin tempatnya, membuatnya lebih sejuk dan yeah tentunya lebih terang gitu. Tapi ya ndak ki. Habis uji nyali tempat itu masih tetap sama angkernya.

 Dalam uji nyali itu yang paling membuatku terkesimak yaitu pas acara kerasukan. Nah, si Pembawa acara ini loh pake nanya nama kamu siapa? kenapa kamu bisa ada di sini. Lalu dengan pertanyaan aneh lainnya yang justeru dijawab sama si Jin itu dengan jawaban yang spontan membuatku ketawa. 

"Ora perlu ngerti jenengku," kata si Om Jin ini.

Alih-alih serem, langsung bikin aku ngakak saja. Coba kalau ditanyanya gini.

"Om pernah nggak dulu pacaran pas masih belum jadi Jin?" Coba ditanya gitu, si Om Jin bakal jawab apa.

 Lumayan memang bikin galauku berkurang hari ini. Apalagi para pesertanya yang daftar ini loh notabene banyak yang anak Mama walau hanya sebagian saja sih. Terbukti pas ketakutan mereka malah teriak-teriak minta tolong sama Mamanya. Kan Mamanya nggak di situ lha kok dipanggil. Kalau emang takut kok ya mau-maunya ikutan uji nyali? Patut diacungin jempol juga sih buat pesertanya karena mereka bisa berbagi cerita lewat kerasukannya tersebut. Dan membuat kita lebih tau alam yang seharusnya nggak boleh diusik oleh manusia.

Kalian tahu nggak kalau bahasa jin itu menurut tempat dan asalnya. Yang aku lihat dari tayangan ini sih gitu. Soalnya pas mereka kerasukan, di daerah Tulungagung misalnya, Jin yang merasuki mereka itu menggunakan bahasa Jawa. Nah, pas aku lihat yang kerasukan di daerah Tangerang mereka justeru menggunakan bahasa Sunda. 

Lha aneh to? 

Andai kata Jin ini dari India apa mungkin jinnya pake bahasa India yang Acha Acha itu, ya? Ah, bisa jadi sih. Secara pas jaman Mamakku 
masih muda dulu, yang kata Bude pernah kerasukan Jin dari Inggris, Beliau langsung berbicara menggunakan bahasa Inggris. Ini sesuatu yang keren sekali. Mengingat bahasa Inggrinya Mamak bisanya cuma Yes sama No saja. lha kok ini bisa ndrindilPuh....

Pengen sih ikutin uji nyali ini. Sama kamu tentunya, aku nggak pengen sendrian soalnya hahaha. biar nanti kalau seandainya saja ada hal-hal yang tidak diinginkan ada yang bantu ngatasi

Bagi yang mau nonton uji nyali atau film hantu yang lainnya lebih baik nontonya pagi biar nggak terlalu merinding-merinding amat, Lucu deh coba aja nonton. 

Ok sekian dulu #SeKhalis Info dari-ku 




Readmore → Masih Di Dunia Lain

Minggu, 19 April 2015

Aku, Kamu Dan Mo Limo

"Bagaimana bisa kamu menemukanku?" tanyamu beberapa waktu lalu. Sebelumnya, aku sudah menduga bahwa kamu akan bertanya itu padaku. Kenapa aku bisa tahu? Jawabnya cukup simpel sebenarnya. Itu semua karena Tuhan. Karena atas kemauan-Nya pula mempertemukan kita kembali. Walaupun tidak seperti apa yang kita harap sebelumnya. 

Kamu banyak berubah. Tentu, setiap manusia pasti berubah pada masanya. Aku masih ingat perkataanmu terakhir kali lewat sambungan telpon waktu itu. Kamu bilang, "sebaiknya kita berpisah. Guruku tidak mengijinkanku berpacaran untuk sementara. Aku harus mentaati perintahnya untuk menjalankan Mo Limo.

Dulu aku tidak begitu paham apa itu Mo Limo. Yang jelas dengan dua kata ini kita berpisah. Aku sempat membencimu untuk waktu yang lumayan lama. Mengingat perlakuanmu, membuatku sakit dan terpuruk. Tapi ternyata aku sadar satu hal, kita memang belum ditakdirkan untuk bersama. Dari situ bangkit. Memulai kehidupanku seperti biasanya. Aku mulai terbiasa tanpamu. Menganggapmu tak pernah ada dalam kehidupanku.

Hari ini, sungguh aku tak menyangka Tuhan mempertemukan kita kembali. Dalam kondisi yang berbeda tentunya. Kamu banyak berubah. Terlalu banyak mungkin. Kata-katamu pun tidak seperti dulu. Mungkin inilah metamorfosa dari kata Mo Limo(Moh Madat, Moh Madon, Moh Mabuk, Moh Maling Dan Moh Main)-mu itu. Yang katanya tak boleh dilanggar. Aku masih ingat betul, bagaimana keukeuhnya kamu saat bilang, Moh Madon. Baik sih. Aku acungi jempol atas pilihanmu itu. Tapi, apa kamu tidak pernah memikirkan perasaanku? Sakit, itu pasti. Dan, kamu tidak akan pernah bisa menambal lubang di hati ini dengan kata maaf. Itu terlalu klise untuk sebuah kehidupan, Dear.

Oh ya... Bagaimana dengan Moh Mabuk? aku lihat, kamu suka minum-minum. Apa ajaran Mo limo-mu itu sudah bisa dikesampingkan? Jika ia, aku bersyukur pada Tuhan, tentang takdirnya yang tidak menjodohkan kita. Lihat...! betapa baiknya Tuhan padaku. Memperlihatkan kamu yang sekarang, dengan apa yang seharusnya tidak kamu kerjakan. Pesan dari gurumu itu ternyata sudah luntur ya, Dear. Padahal aku sempat kagum atas pilihanmu itu.

Dan pada kenyataanya, beginilah hidup. Kita memang tidak pernah diijinkan untuk tahu, bagaimana kehidupan kita di hari esok. Menjadi baik atau menjadi lebih buruk. Itu semua tergantung pada diri kita. 

Thanks, Dear... 

Karena kamu, aku bisa menuliskan kisah pertemuan kita kembali. 
Karena kamu, aku jadi tahu, apa itu Mo LImo.
Dan Karena kamu, aku lebih bisa mengerti artinya pergi dan pertemuan yang pastinya akan tercipta kembali. 

Tentang kisah kita yang terhubung dan terpisah oleh kata Mo Limo.






Readmore → Aku, Kamu Dan Mo Limo

Jumat, 17 April 2015

Penebar Cinta Bertitle Pejabat Negeri

     Sudah banyak kiranya kita dengar tentang asmara dua insan yang berbeda strata alias status. Cinta memang tidak mengenal rupa, harta ataupun tahta. Tapi jelas, di antara sekian banyak itu cinta memang memandang ketiga hal tersebut menjadi sesuatu yang Wow  luar biasa pengaruhnya. Banyak kasus kawan-kawan serantau yang memang notabene termehek-mehek dengan cinta buta ini. Long distance yang diharapkan menjadi pelipur lara mereka justeru berbuah duka. Ya, bisa dibayangka bila apa yang sudah diimpi-impikan tiba-tiba tidak sesuai dengan kenyataan. Sudah tahulah bagaimana rasa sakit itu. Patah hati tentunya. Depresi hingga berujung bunuh diri acap kali menjadi akhir dari kasus ini.

    Sudah sejak lama memang tulisan ini ingin aku buat. Tapi jelaskan, aku harus memikirkan perasaan orang-orang yang memang sebagian dari mereka adalah temanku di Facebook, yang mana bila diingatkan tentunya akan membuat mereka menjauhi kita. Sebenarnya aku tidak takut dijauhi atau bahkan tidak berteman sama sekali. Yang aku takutkan justeru ke hal nantinya. Semisal dia patah hati atau depresi, itu saja. Ya, yang namanya jatuh cinta kan dunia seakan milik berdua. Yang lainnya hanya penonton atau bahkan ditiadakan dari jalur kehidupannya.

        Tentang penebar cinta bertitle pejabat negeri

     Nah, yang satu ini patut disoroti. Sudah banyak kawan-kawan yang sakit hati lantaran cintanya kandas oleh oknum-oknum yang tak bertanggugjawab ini. Dan yang paling banyak menjadi korban ya para TKW Luar Negeri. Tidak hanya di Hongkong saja, para oknum ini sudah menjamah dunia. Bermodalkan foto ganteng, berpangkat bintang atau bahkan artis luar negeri yang kita sendiri tidak tahu dia siapa. Beuh...

    Jika dipikir secara nalar, nggak mungkinlah orang-orang bertitle ini memilih calonnya seorang TKW yang jelas tentunya harus berpisah ruang, jarak dan waktu. Masak, orang sesempurna mereka (punya pangkat, rupa dan tahta) memilih TKW sebagai pasangannya. Maaf sebelumnya. Walau memang sih nggak semua orang seperti itu. Tapi ya kalau sekedar Long Distance sama mereka, aku masih ragu hubungan itu bakalan langgeng. Coba dibayangkan, kita jauh dari mereka. Belum tentu kan, mereka tidak mendua di belakang kita. Coba dipikirkan lagi jika harus menjalani hubungan seperti ini.

     Kasus terakhir yang sudah menjamur tentang orang-orang seperti itu adalah kasus minta duit. Modusnya beragam. Ada yang ingin ngajak nikah di tempat di mana sang pacar kerja, misal Hongkong. Ada yang keluarganya sakit dan membutuhkan biaya ekstra. Nah yang paling populer tentang acara mutasi yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, hingga nilainya puluhan bahkan ratusan juta. Alah-alah kok  ya masih ada yang terpengaruh dengan modus ini. Ya, ya , ya ini memang tentang sebuah perasaan. Tidak ada yang bisa mempengaruhii selain niat hati membantu yang bersangkutan untuk memuluskan jalan mereka. Tapi mbok ya dipikir seribu kali sebelum membantu. Kalau jumlahnya hanya 1-2 juta sih ya masih bisa dianggap sedekah sama penipu. Tapi kalau sudah sampai puluhan itu loh apa nggak mending dibuat untuk hal yang lebih baik. 

     Apalagi ada juga yang sampai hutang ke bank. Itu tanggungan hidup yang sangat berat juga. Waktu yang kita habiskan untuk hal-hal seperti itu rasanya akan sia-sia belaka. 

      Kalau ingin Long Distance dengan orang-orang seperti mereka dan memang kita sendiri tidak kenal, lebih baik minta Foto Copy KTP, KK dan Ijasaha bila punya. Ya, bagi yang mau serius saja sih. Tapi kalau niatnya cuma main-main, siaplah anda merugi. Jika si Calon tidak bisa memberikan semua itu, lebih baik diputuskan saja :v Bukannya aku profokator loh ya, cuma sayang bila kita harus menangis dan menanggung beban mental dengan orang-orang yang nggak jelas.

Semoga tidak ada lagi penipuan yang mengatasnamakan TNI, Polisi dan pejabat negeri yang lainnya. 
Readmore → Penebar Cinta Bertitle Pejabat Negeri

Pernikahan Dini Dan Akhir Dari Kisahnya

Banyak hal yang melatar belakangi alasan kenapa seseorang memutuskan untuk menikah muda. Kasus paling banyak karena MBA (Maried Because Accident). Tak ada yang bisa melarang setiap insan untuk menikah. Entah itu karena sebuah kecelakaan atau karena sebuah keharusan, yang jelas tidak ada yang bisa disalahkan. Ingat, tidak ada yang bisa disalahkan bila dikemudian hari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Ada sekawanan orang yang menyangkan tentang nikah muda. Banyak hujatan dan bla bla bla yang tentunya mengiringi perjalanan hidup mereka. Bukan orang Indonesia namanya kalau tidak pandai menghujat sebuah kesalahan. Harusnya orang-orang seperti ini disuport agar hidupnya lebih maju, bukan malah menenggelamkannya hingga berimbas ke arah depresi atau hal lain yang berujung pada sebuah kematian.Kita tidak tahu tahu bagaimana mental setiap orang dalam menyikapi masalah, bukan? So, berhenti menjudge mereka. Tunjukkan bagaimana pedulinya kita kepada mereka. Tentu itu akan membuat mereka hidup lebih baik lagi.

Sempat kemarin berbincang dengan salah satu sahabat saya tentang nikah muda yang berakhir dengan sebuah perceraian.

 Ada banyak pihak yang menyangkan, sekaligus ada juga yang menghujat bahwa status seorang yang telah menjadi Mantan itu tidak baik. Nggilani, menjijjikkan wes pokoknya banyak sekali kata-kata bila saya ambil dari arah pembicaraannya malahan menjurus Ngapokne orang yang menjalani proses perceraian. Menimbang-nimbang kok bisa sebuah pernikahan itu berakhir dengan perceraian. 

Bagaimana pacarannya dulu? apa nggak sayang sudah capek-capek pacaran, eh terus nikah lakok sekarang malah bercerai? 
Pertanyaan di atas, saya ambil dari salah satu status teman yang memang sejak dulu selalu saja bertanya tentang hal serupa dan tak ada yang bisa memberikan solusi atas statusnya di atas. Jangankan solusi, memberikan pencerahan saja tidak. Sengaja, saya tidak ikut komentar. Hal ini saya lakukan justeru untuk menghindari perdebatan antara kami. Katena sejujurnya saya sudah tidak ingin berdebat dengan masalah yang seharusnya tidak perlu diperdebatkan.

Seniorku bilang, "jika kamu ingin membuat orang lain tergerak hatinya untuk tidak terus-terusan menghujat dan menyalahkan perbuatan orang lain, menulislah. Tulis apa yang ingin kamu sampaikan padanya. Jangan justeru ikut menjudge atau berdebat dengannya. Kegiatan itu hanya sia-sia belaka."

Ya, saya akan mencoba saran Senior untuk mencoba menuliskan apa yang ada dipikiran saya saat ini.

Menikah muda, apa salahnya? tidak, tidak ada salah sama sekali. Sekalipun, harus terjadi karena sebuah kecelakaan. Menurut saya, Tuhan maha pengampun. Selalu ada pengampunan untuk mereka yang mau dan benar-benar bertobat. Walau pada akhirnya atau di saat yang tidak ditentukan akan menemui hal-hal yang tidak mengenakkan. Contohnya perceraian. 

Banyak kan di antara kita yang masih menertawakan proses ini. Tidak perlu munafik dan menjelaskan dengan gaya bergidik. Saya sudah cukup paham dengan orang-orang yang notabene melihat orang yang hanya memandang cover dan profil yang sedang menjalani proses ini tanpa melihat lebih kedalam bagaimana beratnya mereka mencoba untuk mempertahankan semuanya. Tidak ada satu manusia pun yang tahu akhir dari sebuah hubungan, bukan?

Kalau saya boleh bilang, kebanyakan orang yang menjudge ini adalah tipe orang yang memang notabene hanya mendengar dan melihat sebuah kasus tanpa bisa menjalaninya. Lawong, yang berbicara ini belum atau masih dalam proses pencarian pasangan. Kasarane JONES (Jomblo Ngenes) yang sukanya Nyiyir  kehidupan orang lain. 

Ah, mungkin mereka ini tidak pernah baca kisah tentang Anak Nabi yang juga bercerai. Sebenarnya memang tidak boleh menyamakan ya, kasus antara nabi dengan manusia biasa. Kan harus dilihat kadarnya. Bahwa memang perceraian itu sudah ada sejak jaman bahuela dan nggak hanya populer di jaman kita. 

Saya tidak melarang seseorang menjudge kehidupan orang lain. Toh di dunia ini Freedom To Speak. Yang saya sesalkan hanya yang menjudge ini justeru belum menikah dan bisanya menjudge. Saya pernah bilang kepada sahabat saya, bahwa orang seperti ini butuh perhatian. Kalau nggak nyiyir , nggak bakalan laku. Dan memang belum laku, makanyla mereka bisa berbicara seperti itu.

Jika mereka berada dan pernah di posisi orang-orang yang senasib dengan yang dikatakan, tentulah dia tidak akan berani mengatakan hal tersebut. Karena pada dasarnya, apa yang terjadi itu sudah menjadi ketentuan oleh-Nya. Termasuk tulisan ini.

Saya hanya berdoa, Anda cepat laku dan tidak mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan atas penantian panjang yang anda alami. Dan tentunya tidak menyiyirkan atas apa yang diperbuat seeorang tentang keputusannya mengambil sebuah keputusan yang tentunya tidak sependapat dengan jalan pikiran kalian.
  
Readmore → Pernikahan Dini Dan Akhir Dari Kisahnya

Rabu, 08 April 2015

Sesuatu Itu Namanya Rejeki

Beberapa waktu lalu, aku sempat mengutarakan niatku pada Simbok majikan tentang harga Laptop. Lalu, Simbok mengusulkan untuk memberiku Notebooknya yang tidak terpakai ini untuk berkarya. Aku pikir Simbok hanya bercanda, ternyata tidak. Dia benar-benar menepati janjinya. Aku seneng banget. Yah, walaupun bukan laptop yang aku ingin, setidaknya aku sudah mendapatkan yang lebih dari cukup. Nikmat mana yang kita dustakan coba.

Segala kebutuhan, Simbok yang memenuhi. Apapun yang aku minta dikasih. Alhamdullilah dapat majikan yang baik hati. Aku nggak bisa membayangkan bagaimana susahnya teman seperantauanku yang nasibnya nggak baik. Disiksa, haknya dirampas dan masih banyak lagi kejadian mengerikan yang lainnya. Mungkin nasib sedang tak berpihak pada mereka. Ya, semoga nasib baik dan keberuntungan selalu berpihak padaku.

Kalian pernah dengar tentang datangnya rejeki itu. Ia datang di saat tak terduga. Ya, seperti hari ini. Aku benar-benar nggak nyangka kalau Simbok bakalan datang dengan membawa Notebook. Alhamdullilah, akhirnya aku bisa berkarya lagi. Bismillah semoga novelku bisa secepatnya jadi, So, buat kalian semua, rajin-rajinlah bersedekah. Sedekah itu mampu membawamu dalam kemudahan.

Selamat Mencoba
Ini Sebentuk Rejeki Yang Diberikan Simbok
Readmore → Sesuatu Itu Namanya Rejeki

Jumat, 27 Maret 2015

Tentang Malam (D-SE-PER-DUA-NYA)


Dua hari ini, aku terbangun tepat di jam yang hampir sama dan dengan nafas yang sedikit memburu. Aku tidak tahu pastinya yang jelas aku sedang tidak berhalusinasi sekarang. Otakku masih normal ketika menceritakan semua ini. Dan aku sedang tidak mengada-ada.

Jujur, aku memang tidak percaya setan atau hantu itu ada. Maksudku, yang bisa memperlihatkan wujudnya secara terang-terangan pada manusia. Tidak, aku tidak percaya. Tapi dua hari ini, aku seperti sedang dipermainkan oleh sesuatu yang memang tak bisa kujuelaskan.

Kemarin malam, aku terbangun dengan keadaan yang bisa dibilang setengah ketakutan. Ini bukan karena aku melihat setan tapi lebih ke arah aku yang hampir tidak bisa bangun karena sebuah mimpi. Mimpi yang sangat menyeramkan bagiku. Sesosok makhluk itu mengejarku tanpa henti. Dan dalam keadaan setengah sadar, aku mencoba bangun tapi serasa ada yang menahanku. Mencoba berbicara tapi mulut ini serasa ada yang membungkamnya. Kalau istilah bahasa Jawanya mungkin aku terkena tindihan. Apa Kau pernah merasakannya? Jangan sampai. Kau akan sangat  sulit menetralisir jantungmu yang tiba-tiba berpacu cepat walau kau tak melakukan apa-apa untuk beberapa menit kemudian. Bahkan, kau tidak akan tidur sepulas yang kau mau.

Dan malam ini, aku terhenyak dari tidurku dengan kondisi yang sama. Namun bedanya aku seperti orang yang langsung bangun gegara bel pintu rumah berbunyi.

 Do you know why?

Rasanya mustahil bel pintu berbunyi selarut ini dan di luar rumah tidak ada siapa-siapa. Aku sedang tidak berhalusinasi, sungguh. Seorang sahabatku yang aku kirimi pesan bilang, "mungkin kabel belnya copot."

Tunggu, bel pintuku tidak ada kabelnya dan memakai sistem wireless. Hanya rangkaian komponen tanpa kabel yang panjang. Aku pernah menggantinya beberapa waktu lalu saat mengganti batreinya. Dan menurutku ini kurang masuk akal walau memang benar nyata adanya.

Kini aku sudah mencopot batreinya. Jaga-jaga agar tak ada suara-suara yang membuatku bergidik ngeri.

Ah, mungkin aku lupa tidak membaca doa sebelum bobok. Eh, Tapi apa pengaruhnya? Dua hari yang lalu, bobokku pulas walau aku tak membaca doa. Apa mungkin  ini sebuah kebetulan belaka saja, untukku agar selalu dekat pada -Nya? Waulahhualllam.

----di dua malam yang penuh misteri, aku kembali---
Readmore → Tentang Malam (D-SE-PER-DUA-NYA)

Rabu, 25 Maret 2015

Aku Bukan Orang Pemaaf

Sepertinya memang harus seperti itu. Karena aku manusia biasa, bukan seperti Makhluk-makhluk suci-Nya. Aku berlumur dosa itu sudah pasti. Tak ada manusia yang tak punya dosa, termasuk aku.

Memupuk kepercayaan, itu sangat sulit bagiku. Terlebih, jika orang-orang berusaha menipiku. Tidak akan aku maafkan. Tidak akan.

Sepertinya, kepercayaan ini sudah hilang. Bahkan lenyap dalam sanubariku. Kenapa? Karena sekali aku tidak percaya pada orang, maka selamanya akan seperti itu.

Kau bisa membayangkan, akan mudah merebut hatiku kembali. Tapi nyatanya tidak. Mengembalikan kepercayaan yang hilang itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Dan, hari ini aku muak. Percayaku hilang. Rasaku pun kian memudar. Bagaimana bisa aku hidup dengannya nanti? Jika cinta ini tak lagi ada.

"Dia berkorban loh." Berkorban apa?

Menyeberangi Lautan beraspal. Siang malam di jalanan. Hey... Kalau hanya seperti itu. Aku mampu. Aku bisa. Lagian aku juga sudah membayar semuanya kok. Memberinya sesuatu untuk kenang-kenangan. Pas lah... Dia, mana ada dia ngasih sesuatu untukku.

Penantian. Cinta.

Alah...Persetan dengan semua itu. Bulshit....
Jika aku masih percaya padanya sampai detik ini, itu karena aku masih mendengar saran-saran orang terdekat. Bah...hasil akhirnya sama lagi. Membosankan.

Apa coba yang dicari dari aku?

Yang gadis masih banyak. Ngapain milih orang yang sudah kepakai? Apa Karena aku punya segalanya? Atau sendirinya nggak ada yang mau? Aih... Bodohnya aku memilihnya. Seharusnya aku tahu dia ada maunya. -_-

Pufffff

Sorry, Aku bukan tipe pemaaf, bukan. 
Readmore → Aku Bukan Orang Pemaaf

Minggu, 15 Maret 2015

Assalamualaikum Beijing



Kemarin, aku mengantarkan gadis itu menemui kenalannya di sosial media untuk mendapatkan buku ini, Assalamualaikum Beijing. Buku yang sudah beberapa bulan terakhir yang dijanjikannya akan dihadiahkan untukku. Aku tak menyangka bahwa ia akan memberikannya padaku. Tak nampak raut keseriusan yang terpancar dari wajahnya ketika itu. Dan kemarin ia menunaikan niatnya memeberikannya padaku.

So surprised for me

Tak ada harapan yang lebih bermakna dari sebuah ketulusan. Aku meyakini itu dari sahabat-sahabatku yang sekarang berada di sisiku. Tak ada yang lebih berharga dari perhatian mereka padaku.

Ada cerita lucu pula dibalik novel ini. Penjualnya yang juga adalah temanku di Facebook ternyata tak mengenaliku.

Opo nggak nelongso Jal...

Aku menatapnya cukup lama saat dia menjadi MC di acara LMI (Lembaga Managemen Infak). Anggun, cantik dan tentu saja, ia pintar membawa diri. Tidak canggung berhadapan dengan mata-mata yang setiap detik melihatnya.

Aku pernah punya bayangan seperti itu, berdiri menjadi seorang pembawa acara atau pembicara di suatu event. Tapi niatku kalah, tak berani aku mencoba. Aku masih saja deg-degan ketika harus bersuara di depan banyak orang. Demam panggung. Rasa itupun masih sama, seperti saat kubacakan UUD 1945 sewaktu masih sekolah dulu. Aku masih gagu untuk berbicara lancar dengan orang-orang yang tak akrab denganku. Hanya berani bertegur sapa saja di facebook, hanya itu. Selebihnya, nothing.

Tentang Assalamualaikum Beijing

Novel ini menceritakan kisah cinta seorang gadis bernama (Asma) Ra bersama dengan seorang pemuda bernama Dewa. Cinta yang terjalin empat tahun itu harus kandas begitu saja karena sebuah nafsu. Nafsu yang menjerat Dewa pada sebuah penyesalan tanpa ujung. Ia harus rela kehilangan cintanya dan menikahi gadis lain karena kesalahan yang dibuatnya malam itu.

Dan Ra, harus merelakan kekasih hatinya pergi menunaikan kewajibannya sebagai lelaki sejati. Yang bertanggungjawab dengan setiap apa yang mereka perbuat.

''Pasangan hidup itu hanya Tuhan yang tahu. Mereka hadir secara tak terduga bahkan mungkin kita tak mengenalnya sebelumnya.''

Dan Asma atau Ashima, panggilan sayangnya dari seorang pemuda Xi-an bernama Zhongwen yang rela menerimanya menjadi pendamping hidup walau fisiknya tak sempurna. Begitulah kekuatan cinta yang diceritakan dalam novel ini.

''Cinta sejati itu ia yang mau menerima kita apa adanya.''

Beijing, salah satu kota yang ingin sekali aku kunjungi suatu nanti, entah sendiri ataupun bersamamu, Kasih.

^_^ masih berhubungan dengan hadiah di hari Minggu.
Readmore → Assalamualaikum Beijing

Jumat, 06 Maret 2015

Doraemon dan Segala Kejutannya


Awal maret ini, begitu banyak kejutan menghampiri diriku. Mulai dari kejutan dari tabloit Apakabar di Hongkong dengan beberapa kuisnya. Pulsa dari salah satu operator telepon. Tiket cuti selama satu bulan setengah (di Hongkong). Hingga yang terakhir ini, ada satu kotak mungil berlambangkan Doraemon dari seorang teman dari kota antah yang entah kenapa dengan tiba-tiba dia memberikannya begitu saja padaku.


Malu bercampur haru. Dia yang kukenal hanya lewat jejaringan sosial bisa dengan entengnya memberikanku hadiah yang paling kusuka, Doraemon. Pie perasaanku? Ya... Jangan ditanyalah. Wes pasti aku terenyuh. Mengingat aku dan dia belum pernah sekali pun bertatap muka, chating pun sepertinya juga sekali itu saja. Lakok dia sudah memberikanku hadiah. Opo nggak kejutan ini namanya...Suwun sebelumnya ya, Mbak. Udah tahu apa yang aku suka. Semoga kebaikanmu suatu saat dibalas Oleh-Nya dengan berkali-kali lipat. ^_^


Kejadian ini pun hampir sama ketika awal aku mengenal seorang sahabat (Deniz Triazna) yang sampai sekarang berada di sampingku. Awal perkenalan kami pun cukup singkat dan tak berapa lama pun kami bertemu. Dulu pas pertama kali aku bertemu dengannya di dalam stasiun kereta, yang pas waktu itu aku nitip foto untuk dibuat kartu nama di salah satu organisasi yang kami berdua ikuti. Setelah puas "Say, Hay" berkecup ria sambil berpamitan, Eh... lakok ndilalah kersaning Gusti Allah, dia menyodoriku sebuah sumpit. ''Loh'' gumamku waktu itu. Kenapa aku bisa kaget? Ya soale di  sumpit itu ada gambar Doraemonnya. Astaga...! Bagaimana bisa cewek ini tahu kesukaanku? Secara hanya beberapa kali kita chat. Berhaha-hihi bersama walau sebatas maya. Aih...rasanya aku pengen nangis dan memeluknya saat itu. Tapi ya malulah... Jaga gengsi. Masak cewek setegar aku nangis di tempat umum. Apa kata tikus coba?
 Thanks ya Cin... U always stand by me hingga detik ini. Nggak peduli dengan sifatku yang katamu ngalahin Pandu (anakku), maklumin aja ya, aku lagi masa pubertas kedua.
                                         


Ada satu lagi seorang teman dari salah satu organisasi perburuhan di Hongkong yang ketika itu memberiku sebuah foto (Doraemon Bergelantungan) lewat aplikasi WhatsApp sambil berkata, ''untukmu, Zie." What...?! untukku?! Aku yang masih tidak percaya beberapa kali membaca ulang tulisane. Hingga kalimat itu berbuah nyata dikemudian hari. Dia benar-benar memberiku gantungan Doraemon yang sekarang sedang duduk manis bersama sederet buku-bukuku. Thanks Yan... Udah nambahin koleksi miniatur Doraemonku. Maaf juga karena belum bisa nyeduhin kopi pahit sesuai pesananmu tempo hari. Semoga dilain waktu kita bisa berjumpa kembali.


Buat kalian, yang sudah dengan sukarela menemaniku, baik suka maupun duka, kuhaturkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Terima kasih buat persahabatan ini. Thanks for stand by me.
Readmore → Doraemon dan Segala Kejutannya

Kamis, 05 Maret 2015

Goyang Dumang Dan Cerita Di baliknya

Pertama kali dengar judul lagu Goyang Dumang ini rasanya gimana gitu. Pasalnya pasti wes memper lagu dangdut yang lain. Eh ternyata nggak. Lagunya cukup asik, pas dan ajib bila didengar oleh para galauwer.

 Hari ini seorang sohib merekomendasikan lagu (Goyang Dumang) ini untuk masuk playlistku. Gaya musik disko yang memang ngebits abis, bikin kepala nggak bisa diem.  Terus geleng-geleng persis pitik telonen. Lagu ini juga cocok buat olahraga badan loh. Kalau pas jamanku Di penampungan, disko kayak gini buat senam. Loncat-loncat plus stripingan (walau cuma sekali) yang habis itu dicekal sama Lousi di penampungan. Maklumlah, mana bisa sih mereka melihat para CTKW ini berbahagia barang sedikit saja. Yang sudah merasa jadi TKW pasti tahulah kehidupan di penampungan itu seperti apa.

Back Goyang Dumang

Benar sih kata penyanyinya, kalau Putus cinta itu pastinya gegana (gelisah galau merana pikiran entah kemana). Haiya... Wes   memper kasusku 2012 silam. Cintaku menggantung ndik pucuk pohon rambutan. Rasanya jangan ditanya. Bih... Pokok e ya gitu. Soale cintaku sudah sekonyong-konyong koder. Sampai pas putus pun badanku masih gemeter. La pie loh mendadak surat undangan melayang di depan mataku. Poto mereka pun bertebaran di facebook. Alamajang... rasanya pengen pingsan tapi takut nggak ada yang nggotong plus ngasih tambahan nafas buatan. Rasaku pokoknya bagai beling-beling patah. Hancur berantakan hingga, entah.

Sayang, tahun 2012 lalu belum booming lagu ini. Tak ada penyelesaian yang mengasikkan selain nangis, bekap bantal plus nyelimut. Menenggelamkan segala rasa pada kain dan kapuk yang setia menemaniku sepanjang tahun itu. Wes Kayak orang penyakitanlah, yang kagak doyan makanlah. Males mandilah. Pokoknya efek Putus cinta ya gitu. Berat badan yang dulunya bisa tembus 80 kg. Tiba-tiba anjlok 65kg, hingga sekarang ini. Apakah aku harus putus cinta untuk menurunkan BBku?

Haiya... Back Goyang Dumang

Setiap lagu yang lagi booming pasti menimbulkan pro dan kontra. Lagu Goyang Dumang pun juga begitu. Pendengar yang kontra selalu nyinyir kalau si Cita ini pembohong. Lagune ngapusi. Sudah capek-capek goyang Dumang lakok   masalah kagak ilang-ilang. Tambah mungmet iyo. Wes goyang Dumang lakok disangka wong edan. serentetan nyinyiran pun mematahkan segalanya. Lha kok iso? Lha ya Soale orang lagi galau kok disuruh goyang. Jangankan goyang,ngobahne awak ae rasanya kagak kuat.



Haiya... Memang nggak Benar sih lagu ini. Yang namanya lagu tetap saja bohong, katanya kalau sudah goyang Dumang bakal pikiran tenang, nyatanya apa? Aku tetap galau saat melihat mas mantan upload foto sama istrine dan aku masih tetap ngejomblo. sampai aku pernah menggumam pada tembok

"Oh... Mas pendamping kapan kiranya kau datang?  memeberiku segenap harapan tapi jangan harapan pallsu loh ya."
Yeah yang namanya obat GEGANA itu bukan goyang Dumang tapi cepat-cepat nyari mas Pendamping buat diajak ke pelaminan. Bener pora iki. Sesama sekawanan jomblo emang kudunya saling menguatkan sih. Bukan begitu?

Wes begitu saja, mataku lelah. butuh penumbuh semangat buat cerita. Teruntuk  sohib yang ngasih lagu GOYANG Dumang, moga kamu grupcepet pulang, biar hati senang, pikiran pun tenang, ndak pating gembrayang. Naik pelaminan biar cepat dapat keturunan.

Wes ya..... Jangan galau kamu (grup JOJOBA Plus IJO LUMUT) -JOMBLO-JOMBLO BAHAGIA - IKATAN JOMBLO LUGU TUR IMOET - eh. Codau Taika bangyau

Status malam Jumat Pahing......
Readmore → Goyang Dumang Dan Cerita Di baliknya

Featured Post

SEMUA TENTANG MAS KER