Tampilkan postingan dengan label Curhat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Curhat. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 06 Juni 2020

GUREM

Quote

Biarkan orang berkata busuk, buruk dan merendahkanmu. Karena, orang-orang seperti ini memang tabiatnya sekaligus perangainya seperti itu. Hatinya sudah hitam, gelap, tak ada putih-putihnya. Sekalipun kamu berbuat baik, dia akan terus benci 🤣 membersamainya pun percuma.

Masih banyak yang akan membersamaimu, sekalipun di belakang, dia berkata busuk tentangmu. 🤣Seorang penghina, akan tetap menjadi penghina sekalipun yang dihina berkata benar.

Buanglah orang-orang beraura negatif dari kehidupanmu, jika tidak ingin tertular auranya dan masuk ke hatimu. Sesungguhnya ini adalah cara yang positif agar hatimu tetap terjaga dari para bedebah macam mereka.🤣 eh

Tulisan ini buat para INVESTOR GUREM. 🤣Aku mau nyari Gurem lagi, kayaknya udah langka banget ini yang mau jadi Investor Gurem😂

kalian tau nggak Filosofi Gurem. Dia ini binatang kecil yang mampu mengKOPYORKAN kehidupan. 🤣eh. No tag ntar dikira nyari member 😂

-----------------------------------------------------------------

Investor Gurem

Sahamku sitik o jane jadi aku nggak kakean pamer nek wong-wong kae, dari 88 juta turun jadi 73 juta mergo winginane payu. Yo mung gur kui. 🤣🤣🤣

"Piro seh sahammu?"🤣

"Kandani gur iku. Aku rep pamer tulisan iku tok, yo mung gur tulisan tok sing iso dipamerne😆😆

"Lha kui investasi opo?"

"Kandani Investasi GUrem kok ngeyel ae." 🤣

"Khasiate?"

"Garai kheroken sing ngerti." 🤣

Humor yang nggak bikin ketawa mereka siang ini. 😕Efek kalkulasi member gurem.

Iki kira-kira nek tak bikinin skrip Investor Gurem sapa gelem jadi pemaine. Aku kok sue temen nggak update film 🥶

------------------------------------------------------

Member Gurem Angkat Bicara

Nggak ada yang lebih sabar dari para penanam modal yang berdiri tegak dari tahun 2015.

Saya yang paling awal, tahu betul sejarahnya. Pernah dibully seorang member Gurem. Yang sekarang berada di pihakku dong tentunya, gegara si member dibuang begitu aja🤣🤣

Sebenere gini,

Kita member wes sabar
Wes legowo beberapa bulan bahkan beberapa tahun terakhir setelah dapat surat saham. Rame dikit, diam lagi. Saking malesnya loh.

Tapi, pagi tadi kita kek GUREM DIOBORI 🤣🤣🤣 panas kan yes. Padahal kita udah diem.

Sekata-kata dan tanpa dosa mengotak-otakan member, nggak punya duit buat beli tanah yang luas akhirnya patungan dan pengen hasilnya gede. Dan kata-kata lain yang terlihat jelas oleh member Gurem lain 🤣🤣🤣 WTF

Sebenarnya, sudah aku buang, bahkan sudah terkubur sampah macam ini, yang suka berkata kasar sama para member Gurem yang sejak awal berjuang. Asli nggak ngajeni banget 🤣🤣🤣

Kalian member baru tau apa? 😜😜

Aku nggak panas mau dikata-kata. NGGAK SABARANLAH, INI INVESTASI JANGKA PANJANG, KALIAN KAN TAU ITU? INI KAN MASA CORONA.

I KNOW MAEMUNAH. Kita member nggak sedang bahas itu. Kalian kan duitnya di bawah kami 🤣🤣🤣Investasi kalian berapa sih? Boleh cuap cuap di mari kalau investasimu melebihi para member Gurem, termasuk aku dong tentunya 🤣🤣🤣

Skrip kedua 🤣🤣🤣begitu mudahnya menciptakan ide. Berat dilakoni.


Readmore → GUREM

Jumat, 22 Februari 2019

Tanah Warisan

Tanah Warisan

Saat itu, di akhir masa kontrak, aku memutuskan untuk menikah dengannya. Pesta sederhana dan apa adanya pun aku gelar. Ya, aku tahu kondisi ekonominya memang kurang bagus. Bahkan, mahar pun, aku yang membelinya sendiri.

Setelah pernikahan itu, aku kembali hijrah ke Hongkong. Niat hati, ingin mengubah nasib. Perlahan namun pasti, kondisi keluarga kami pun berubah. Aku mulai bisa membangun rumah mertua yang sememangnya kondisinya tidak layak huni.

Pada tahun pertama pernikahanku, ibu mertua jatuh sakit. Dan beberapa bulan kemudian, beliau menghadap-Nya. Aku, sebagai anak mantu yang sememangnya menghuni rumah itu, tak sampai hati jika tak ikut membiayai perawatan beliau. Mulai dari rumah sakit hingga acara pemakamannya. Gajiku bulananku seperti air mengalir. Tak pernah rasanya berhenti di muara.

Dua tahun berselang, setelah kepergian mertuaku, suamiku pun menyusul. Aku seolah tak percaya. "Cobaan apa lagi ini?"

Aku tak bisa melihatnya walau untuk yang terakhir kalinya. Karena, jasadnya telah dikebumikan dua hari sebelum kepulanganku. Sakit. Dada ini sesak rasanya. Airmataku tertahan saat menginjakan kaki ini di halaman rumah yang kala itu masih ada beberapa kerabat yang melayat.

Hari di mana aku pulang, seperti dimanfaatkan para kerabat untuk mengambil sesuatu yang sememangnya bukan hak mereka. Tapi, apalah dayaku. Di rumah ini, aku hanya numpang semata. Aku seperti tak punya hak atas apa yang telah kumiliki di rumah ini. Bahkan, entah berapa amplop yang harus kukeluarkan untuk para kerabat (pelayat) yang kutemui. Memang, aku tak terlalu mengambil pusing soal itu. Tapi tidakkah mereka sadar, bahwa aku sedang berkabung?

Seminggu di rumah, aku mendapati bahwa motor yang dulu pernah kubeli, ternyata telah diambil dan digadaikan oleh saudara jauh suamiku. Tak ku mengerti, apa sebab musabab motor itu diambilnya. Tak hanya itu, Almarhum juga sempat menjual tanah pekarang untuk ikut bisnis. Aku pun tak tahu pasti bisnis apa itu. Maklum, aku hanya bisa kerja, kerja dan kerja. Tak tahu, istilah yang aneh-aneh jaman itu. Handphone pun tak secanggih di era sekarang yang informasinya bisa langsung up to date. Kata saudara yang lain, suamiku tertipu bisnis MLM itu. Dan sememangnya, uang hasil penjualan tanah itu telah dimasukan dalam bisnis tersebut.

"Sudah jatuh, tertimpa tangga."

Begitulah yang kurasakan saat itu. Rasanya penderitaan tak ada habisnya. Beberapa bulan lalu (tiga tahun setelah kepergian suamiku) rumah yang dulu sempat kubangun dengan jirih payahku, ternyata dijual oleh saudara almarhum suamiku. Hasil penjualannya pun nggak main-main. Tapi sayang, aku yang saat itu ikut membangun rumah itu, seperti tak dianggap oleh mereka. Sama sekali, mereka tak memberitahuku saat transaksi itu terjadi. Info terjualnya rumah itu, kudapat dari seorang tetangga. Kaget. Serasa tak percaya akan kejadian yang bertubi-tubi menimpaku.

Dulu, saat aku masih mampu memberikan lebih pada mereka (saudara yang menjual tanah warisan itu) mereka begitu baik padaku. Namun, ketika sadar bahwa aku hanya dimanfaatkan, mereka membuangku seperti sampah. Bahkan, dari hasil penjualan tanah itu, aku hanya diberi uang (dua bulan gaji di Hongkong) yang itu pun diberikannya dengan rasa tak ikhlas.

Foto dari forum properti 


Pernah kudengar dari beberapa orang, "sungguh pun ketika kamu menempati rumah warisan dan kamu tak punya anak, maka ketika pasanganmu meninggal dunia. Kamu tak punya hak atas apa yang dipunya pasanganmu."

"Aku memang tak berhak memiliki apa yang telah kubangun. Tapi tak adakah rasa yang tertinggal di hati mereka untukku?"

Sungguh, aku menyesal. Tapi apa boleh buat. Nasi telah menjadi bubur. Enak nggak enak. Suka nggak suka harus tetap kutelan. Semoga cerita ini, bisa menjadi pembelajaran buat kawan-kawanku semuannya sebelum melangkah. Boleh jadi mereka baik sekarang. Namun tidak menuntuk kemungkinan, ketika kita mulai sadar akan ada hal yang lain, yang mungkin akan berbalik arah kepada kita.

Tin Shui Wai, 22-2-2019
Seperti yang diceritakan oleh A pada penulis.
Readmore → Tanah Warisan

Rabu, 05 September 2018

Denda Bagi Pejalan Kaki Di Hongkong Mencapai Rp. 3.700.000

Denda Bagi Pejalan Kaki Di Hongkong Mencapai Rp. 3.700.000 - Hongkong, sebagai negara yang menjunjung tinggi ketertiban rasanya tepat sekali ketika ada orang berbuat salah langsung mendapat sanksi tegas dari pihak pemerintahnya. Ya, selain bisa merugikan orang lain pun juga bisa merugikan diri kita sendiri. Toh, menunggu Lampu merah usai juga nggak memakan waktu sampai 3 menit. Kenapa nggak bisa bersabar?

Sengaja aku menceritakan kisah yang dialami mbak tetangga sebelah ini agar para pejalan kaki wabil khusus BMI Hongkong yang masih bandel nyeberang sembarang agar nggak melakukan hal yang sama. Pasalnya nggak tanggung-tangguh nih dendanya. Ya, Rp.3.700.000 jika di kurskan dengan rupiah sekarang. Paling nggak bisa buat beli anak kambing 4 ekor😖😖😖

Begini kronologinya. Pagi itu seperti babu pada umumnya, mbak sebelah terburu-buru pergi ke pasar untuk membeli menu makan siang. Yah, di jalanan yang biasa dilewati itu sememangnya jarang banget ada polisi lewat. Paling ya di jam-jam tertentu aja. Apesnya, pagi itu mbak tetangga yang terburu-buru nggak mengindahkan lampu lalu lintas yang masih merah. Dia nylonong begitu aja. Walhasil, dapat sempritan dari Polisi. wkwkwkkw.





"Pei O, Lei ko safencing," Kasih aku KTPmu kata si polisi.

Namanya juga orang lagi panik, ya akhirnya hanya bisa pasrah dengan keadaan. Dengan berat hati ,  mbak sebelah memberikan KTPnya pada polisi. Sungguh polisi di sini tidak peduli, kalian mau minta maaf beratus kalipun, mau komplain macam apapun, yang salah ya tetap harus ditindak. Dan beberapa minggu kemudian mbak sebelah mendapat surat dari pengadilan yang isinya sebagai berikut.










Hal ini berbeda ketika aku tak sengaja menjatuhkan kardus pisau dari tempat sampah. Surat pelanggaran itu langsung diberikan seketika itu juga padaku. Apes memang tak bisa dihindari. Denda Rp. 2.250.000 pun 3 minggu kemudian kusetorkan. Kalian bisa baca kisah tragis itu di sini



Awalnya sih sempat biasa aja. Tapi ya pas waktu bayar di kantor pos, sumpah asli nggak rela banget. Tarik ulur, tarik ulur gitu. Hahaha. Sayang banget deh duit segitu. Tapi karena berbuat salah Jadinya, ya harus berani menanggung resikonya. Yang jelas lain kali harus lebih hati-hati.

Oh ya kembali ke mbak sebelah tadi. Surat itu harus di isi dan harus dikirimkan kembali ke alamat yang telah ditunjukan dalam surat tersebut. Bisa juga sih ikutan sidang. Katanya kalau ikutan sidang dan mengakui kesalahan bayarnya bakalan diberi keringanan. Tapi itu katanya sebagian orang. Ada pula yang justeru beban biayanya ditambahi. Aku nggak tahu yang benar yang mana. Yah lebih baik nggak milih keduannya jika belum mengalami sendiri. Lebih baik bayar dan urusan kelar. Hihihii nggak mau ribet sih aku orangnya. Jadi sarannya ya cuma itu, kirim suratnya dan bayar sesuai aturan yang telah ditulis.

Nah, bagi kalian yang ada di Hongkong. Usahakan ya untuk selalu nunggu lampu merah berganti. Selain bisa menjaga keselamatan diri, kalian juga bisa terhindar dari tilangan polisi. 

Sekian dulu curhatan kali ini. Jangan lupa buat follow blogku dengan menekan G+ atau juga bisa add facebookku Zhiang Zie Yie untuk dapetin update info terbaru seputar Hongkong. 
Readmore → Denda Bagi Pejalan Kaki Di Hongkong Mencapai Rp. 3.700.000

Jumat, 31 Agustus 2018

Lomba Desain Logo JBMI Hongkong

Lomba Desain Logo JBMI Hongkong - Pertama kali baca pengumuman lomba desain logo, aku sangat antusias sekali untuk mengikutinya. Lagi pula, hobi gambar yang sudah lama nggak aku tekuni akhirnya diadakan lagi oleh salah satu organisasi yang ada di Hongkong. Seneng dong pastinya. Pasalnya setelah sekian lama, lomba gambar ini nggak diadakan lagi. Kebanyakan mereka, melombakan fashion show, dance, dan nyanyi. Tapi entah kenapa kali ini diadakan lagi. Aku kan jadi cemana gitu.

Lomba Desain Logo JBMI Hongkong kali ini mengangkat tema BURUH MIGRAN DAN KEMERDEKAANNYA. Sebenarnya pusing juga jika dikasih tema yang model beginian. Ya pasalnya, nggak ada bayangan sih. Merdeka bagi buruh itu yang macam gimana ya? hahaha. Tiap hari juga masih terikat jam kerja yang nggak dipastikan juga jam istirahatnya. Lalu merdeka dari mana?

Ah, kan jadi ngawur gini. Back ke Lomba Desain Logo JBMI Hongkong. Saat tau hal itu, aku langsung nyoba searching di google tentang kemerdekaan. Yah, walau nggak membantu banyak sih tapi ya lumayan deh buat referensi otak. Lagian, pas gambar juga lagi sibuk-sibuknya bikin skript film Modus. Jadi deh otak ini terpecah belah. Ya, gambar. Ya nulis skirpt. Ya shooting film. Tapi Alhamdullilahnya bisa done juga baik gambar dan filmku. Walau harus nglembur selama 4 hari. Ya setidaknya membuahkan hasil. Dan nggak sia-sia. Bukankah setiap perjuangan akan membawa hasil.

Sore itu, 19 Agustus 2018 namaku disebut. Asli deg deg an. Yah, walau hal ini nggak terjadi sekali dalam hidupku. Tapi yang jelas rasa nervous itu tetap menyelimuti hati. wkwkwkw. Perlombaan kali ini kalau nggak salah lawanku cuma segelintir orang saja. Yah, bisa dibilang punya peluang besar untuk masuk 5 besar. Nggak kayak lomba kaligrafi. Jangankan 5 besar. Hingga saat ini belum bisa tembus untuk dapetin pialanya. 😆😆😆😆😆 but I will never give up. i want to try again. Again and Again.


Filosofi Lidah Api

Sebenarnya, gambar ini nggak sesuai dengan imajinasiku. Pengennya yang rada unik dan nggak rame. Eh, nggak tau pas megang pensil lakok jadi semrawut macam gini. Aku menamainya lidah api. Sesuai tema buruh migran dan kemerdekaannya. Sebagai buruh migran, pasti kita juga butuh lidah yang berapi-api untuk mendemo kebijakan yang salah. Menuntuk hak dan tentu dibarengi kewajiban sebagai buruh. 

Garis luar dari gambar ini sebagai simbol semangat para buruh untuk tetap konsisten menyuarakan aspirasinya pada pemerintah. Tentu tak hanya itu, para buruh juga harus membarengi eh membersamai dengan doa pada Tuhannya. Seperti gambar tangan itu. Tanpa doa rasanya mustahil hati manusia itu bisa terbalik. Para buruh pun harus bersatu untuk mendapatkan hak-hak mereka. Tanpa persatuan rasanya tak mungkin untuk bisa menang. 

Pengen banget buat logo api jadi warna warni. Tapi kata sohib. Nggak usah terlalu rame. Yah jadilah seperti ini. Pengen gambar lagi tapi kata panitia 1 peserta 1 gambar :D ahsudahlah. Kalau pengen tau WIP nya bisa langsung lihat di facebookku biar yang di sini nggak kebanyakan foto 😅😅😅😅

Filososi LIDAH API
Dan Foto di atas menghantarkanku mendapatkan juara 2. Nggak papa kata mamak 😂😂 namanya juga lomba, siapapun juaranya aku tetap anak mamak yang paling cantik 😇😇😇 dan tentu paling mbem. Nih lihat foto-fotoku yang segede gaban ini. Auh, kapan bisa sekurus duluya. Ya, seenggaknya bisa sesexy  Luna Maya 😍😍😍



Nah, foto di atas aku ambil dari Facebook Jaringan JBMI. Maaf nggak ijin. Soalnya pertemanannya juga nggak di acc sih 😂😂😂 mau komen di wallnya pun belum tentu dibalas juga. Yaudah, permintaan downloadnya di sini aja. Yah, kali aja dibaca.


last but not least

Jangan pernah berhenti untuk berkarya. Apapun itu. Selagi positif dan baik untuk dirimu. Karena dari setiap perjuangan pasti akan membawa hasil yang memuaskan.


#latepost 
#finished


Readmore → Lomba Desain Logo JBMI Hongkong

Kamis, 12 Juli 2018

True Story : Cinta Itu Milikmu

True Story : Cinta Itu Milikmu. Tulisan ini telah aku bagikan di Wall Facebookku Zhiang Zie Yie. beberapa saat lalu sebelum ku posting ulang di sini. Ya, ini kisah nyata yang sememangnya pantas kalian renungkan. Jangan lelah berhenti untuk berharap. Karena pasti harapan itu akan dikabulkan olehnya.

Destiny.

“Hidup, mati dan jodoh. Siapa yang tau?”

Ya, dua foto ini mewakili kalimat di atas. Skenario yang dibuat oleh-Nya sungguh indah adanya. Menyaksikan mereka bersanding dan mendoa bersama membuatku ikut menghela nafas panjang. Lega.

Akan kuceritakan kisah mereka. Agar kalian tau, bahwa jodoh itu rahasia Illahi. Sejauh apapun langkah kaki mencari, jika belum jodoh tak akan bisa dipatri.



Cinta Itu Menghampirimu

Kami bersahabat kurang lebih hampir tiga tahun. Dia mantan dari sahabatku. Tak perlu kuceritakan bagaimana mereka putus tapi akan kuceritakan bagaimana dia bisa move on dan benar-benar sadar bahwa takdir itu bukan miliknya. Sekuat apapun perjuangannya, nyatanya masih kalah dengan palu-Nya yang telah diketuk.

Perpisahan itu membuatnya terpuruk. Nggak bisa tidur, nggak doyan makan. Nggak enak ngapa-ngapain. Aku tahu sih gimana rasanya. Mau diratapi juga percuma toh nantinya juga bakal ada pengganti. Bukankah, cinta itu hanya meninggalkanmu sesaat?

Hampir setiap malam selepas perpisahan itu, kami sering berbalas pesan. Berpuluh-puluh keluh kesah tentang mantan dia kirimkan. Namun, selalu kutanggapi dengan candaan. Takutlah kalau ntar sohibku ini bunuh diri beneran. Setidaknya, menenangkan orang yang patah hati itu emang diperlukan agar seseorang itu tahu masih ada orang yang peduli tentang kehidupan di masa mendatang.

“Sabar, sebentar lagi juga dapat pengganti,” begitu balasku pada setiap akhir chatingan kami.

Move on itu tak mudah.
Berat.
Biar sahabatku saja.
Kalian jangan.

Hari berganti, bulan berlalu. Nyatanya, untuk menyembuhkan luka itu tak butuh waktu sewindu. Dia dipertemukan dengan gadis yang saat ini menjadi istrinya. Mungkin itu hasil dari doa dan ziarah masjid yang dilakukan setiap malam, selepas dia putus dari mantan. Kluyuran ke warung kopi sudah diakhirnya sejak putus cinta dengan sahabatku kala itu. Dia lebih banyak mengadu kepada-Nya. Merenungi setiap kesalahan dan berharap jodoh yang terbaik di masa depan.

Doa itu sungguh tak sebentar. Hampir 2-3 bulan baru dikabulkan oleh-Nya. Gadis cantik bernama Fitri Fatimah buah dari doanya dikenalkan padaku setelah benar-benar fix menuju pelaminan. Kami mengubah topic mantan menjadi acara lamaran. Maklum baru pertama. Jadi sedikit nervous rasa hatinya. Lucu ya? :D


Prosesi ta'arufan tak butuh waktu lama. Kedua belah pihak setuju untuk melangsungkan pernikahan hari selasa kemarin. Acara nan sederhana itu pun digelar di Blitar. Ijab qabul berhasil dia selesaikan. Alhamdullilah, lancar.


LDR GOAL

Siapa bilang LDRan nggak bisa sampai ke pelaminan. Nih, contohnya. Hampir 5 tahun LDRan, selasa kemarin di hari dan tanggal yang sama dengan sahabatku, mereka menikah. Lima tahun,bukan waktu yang sebentar, Gaes. Buat cicilan rumah mungkin sudah hampir lunas.

Pernikahan yang tak direncanakan itu akhirnya terlaksana dengan lancar, selasa pagi kemarin. Predikat istri yang selama ini jauh dari ekspentasi, tersemat jua berkat kenekatan bapak mbak tetangga.

"Sudah jangan ditunda-tunda. Bapak sudah tua."

Kalimat itu benar-benar jitu. Memaksa tetangga sebelah mudik dadakan. Aku yang kala itu menjadi wadah curhatan ikut merasa kalut bukan kepalang. Entah, kenapa bisa begitu. Suka rempong sih kalau hati teman sedang gundah. :v


Selasa pagi kemarin, ijab qabul itu dilaksanakan di Blitar, kota kelahirannya. Sederhana namun syarat makna. Tak ada pesta, tak ada nyanyian. Hanya doa yang terpanjat dari setiap bibir yang menyaksikan. Alhamdullilah, LDR GOAL. Setelah ini, perjalanan panjang sebagai sepasang suami istri menanti.

Aku yakin, takdir (berupa jodoh) itu akan datang di saat yang memang benar-benar tepat. Walaupun hati kita belum siap. Karena rencana-NYA tidak akan pernah bisa diprediksi sekalipun itu oleh Om Roy Kiyoshi.

Ok, Mblo... Jika saat ini kalian tengah menanti, bersabarlah.
Jangan pernah bilang, jika doa kalian belum dikabulkan. Bisa jadi masih menunggu antrian. kapan proses itu dilaksanakan.

Jadi, nikmati, syukuri apa yang sudah digariskan oleh Illahi.

Nggak perlu komen males baca atau cerita ini kepanjangan. :D Lewati saja jika tak suka.

SAMAWA buat kalian. Ingat perjalanan ini tengah dimulai. :D
Readmore → True Story : Cinta Itu Milikmu

Rabu, 20 Juni 2018

Lebaran di Hongkong

Lebaran di Hongkong - Foto ini diambil H+3 lebaran. Ya, ekspentasi keramaian tak begitu terasa di tahun ini. Dulu, dulu sekali, ketika lebaran tiba, jalanan area CauseWayBay ini padat merayap. Hingar bingar baju lebaran dengan berbagai model dan merk menyemarakan suasana.

Aku, sebagai babu yang sememangnya sudah hapal dengan kegiatan dan rutinitas yang akan terjadi sewaktu lebaran tiba, sebisa mungkin menjauh dari daerah seperti CauseWay Bay ini. Bukan karena apa, malas saja kalau harus berjubel-jubel dan bergelut dengan bebauan yang ah tak bisa kubayangkan.

Tahun ini sedikit berbeda. Aku memutuskan untuk ikut menyemarakan lebaran di negeri Bahuinia ini setelah sekian lama fakum dari rutinitas salam-salaman. Bagiku, minta maaf via HP atau bertatap muka melalui social media sudah cukup. Namun, itu dulu. Untuk Tahun ini dan kedepannya kupastikan akan berbeda. Ya, setidaknya tangan ini tetap berjabat, walau jarak tak lagi dekat.

Karena,

• “Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung hikmah silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (Bukhari no. 5991)

Akan kuperkenalkan beberapa teman yang kujumpai kemarin sewaktu di Victory. Mereka yang dalam foto ini bukanlah sembarang teman, sebagian dari mereka adalah orang penting dalam dunia perfacebookan di Hongkong.  :D LOL

Foto dari atas kiri ke kanan


JPBAI Hongkong

Tujuan pertama silaturahmi adalah ke JPBAI Hongkong. Rencananya sih mau ngelihat belah duren, eh belah tumpeng dink. Sayang nyampe TKP sudah tinggal sisa-sisa keberangasan para penyantap tumpeng. Ya, tumpengnya tinggal beberapa aja. Beruntung, Owner JPBAI ini mbenehnya nggak ketulungan. Walau datang akhir, aku masih diambilin di piring, lengkap dengan sesajenannya. Eh, malah ditambah sama sepiring salad buah. Kenyang pake bangetlah nyong e. wkwkw Makasih JPBAI always loving you.
































Selpi Bareng Wartawan

Eh, siapa sih yang nggak kenal sama perempuan yang terkenal energic ini. Nah, dia ini adalah salah satu wartawan yang ada di Hongkong. Dulu sih di koran BI (berita Indonesia) tapi katanya udah vakum. Selain itu, embak yang akrab dipanggil mbak Wiji ini juga super gila kalau lagi mentas drama. Mulai dandananya yang nyleneh plus tutur katanya yang bisa bikin atit peyut bikin para penonton ngakak nggak bisa diem kalau lagi ngeliat doi mentas. Wkwkwk. Oh ya, beliau juga tergabung dalam KOTEMA. Bagi yang belum tahu bisa dipantau FBnya, Wijiati Supari.



Kumpul Bareng FLP Hongkong

Mereka ini anggota FLP Hongkong yang aktif dalam dunia kepenulisan. Kemarin itu, pas ngetam di JPBAI, aku bertemu dengan mereka. Alhamdullilah, nggak perlu naik perpus KJRI untuk bersilaturahmi. :D bagi yang mau bergabung dalam komunitas kepenulisan di Hongkong, boleh kok gabung di FLP Hongkong. DUlu sih setahuku ketua FLPnya mbak Ocus Wina. Kalau sekarang kurang paham.




Partner Ngrumpi

Hidup itu kayaknya nggak lengkap kalau belum ngrumpi. Serasa ada yang kurang gitu deh. Nah, doski yang satu ini tempat berbagi keluh dan kesah selama di rantau. Nggak tau deh ntar kalau udah ada di Indonesia. Biasanya juga lupa wkwkkw. Ilmu alam. Aku memanggilnya Bee. Dia ini houkancong, apa ya bahasane aduh, aku lupa. Pokoknya dia ini suka mendadak rempong kalau urusan nggak kelar-kelar hahaha. Temenan sama dia siap-siap aja jadi pendengar setia, soale doski bicarane macam penyiar radio. Nggak ada remnya wkwkkww.





Teman Siaga

Punya temen yang jika di calling langsung datang itu sesuatu banget kannya. Nah, itu berlaku sama perempuan yang satu ini. Setiap di calling langsung deh nyamperin ke TKP. “Aku di markas.” Cuma bilang gitu aja dengan sekejap doski langsung datang. Orangnya juga ringan tangan. Hahaha mau temenan sama dia, boleh deh di add fbnya Bundane Riyani. Tapi orangnya dah nggak single lagi loh ya. Ntar dikira masih single  :D






Kita Bukan Ketua Kelas Lagi

Kita sama-sama jadi ketua kelas dulu waktu di SMK. Dia di kelas 1. Aku di kelas 2. Dan nyatanya nasib membawa kita menjadi seorang BCA. :D mau tak translate takut ada yang tersungging. Ya, sekarang kita bukan ketua kelas lagi. Memori memori yang dulu sempat terpatri nyatanya tak mengubah apapun hahaha jadi meloy gini. Wes stop daripada kepanjangen.




Investor Safa Marwa Property

Yang terakhir adalah salah satu investor safa marwa property. Ya kita sama-sama bernaung dalam grup investasi yang sama. Beruntung mengenalnya, kemarin juga dibawain kuping gajah plus jajanan ala-ala. Duduk kenyang, pulang masih dibawain bekal. Manusia mana yang nggak bahagia coba.





Nah, itu tadi temen-temen yang nyaris ada dalam memory hpku kemarin. Sebenarnya masih banyak yang kujumpai. Tapi sayang, mau minta foto mereka, aku malu. Huft.

Bagi yang terjepret, mohon maaf. Semoga, suatu saat kita masih diberi waktu untuk berjumpa. Kawan, jangan pernah untuk memutuskan tali silaturahmi. Jika tidak ingin terputus juga tali rejeki. Sekian tulisan hari ini. Jangan lupa untuk tetap bahagia dan rendah hati.
Readmore → Lebaran di Hongkong

Senin, 18 Juni 2018

Pak De Sebuah Curhatan Anak Rantau

Pak De - Sebagian besar Pekerja Migran Indonesia di Hongkong memanggil Polisi dengan sebutan PaK De.Bisa jadi, orang Jawalah yang menyematkan sebutan ini pada mereka. Yah, kalau nggak orang Jawa siapa lagi coba. Nggak mungkin kan orang Batak manggil Pak De, paling juga Tulang. Tulang sapi. Tulang iga, Tulang Rusuk. #eh ini nggak berlaku ding.

Awalnya, aku juga bingung, kenapa bisa dipanggil Pak De. Ternyata, sebutan itu adalah kode keras agar para penjual / pekerja (Ilegal) segera lari atau setidaknya bersembunyi jika ada Pak De lewat. Soalnya, jika mereka lewat dan gesture kita mencurigakan, pasti langsung dimintain safencing / KTP Hongkong. Ya, kalau nggak salah sih nggak perlu takut. Tapi ya bagi sebagian pekerja yang melanggar aturan kerja pastilah grogi dan salah tingkah. Macam orang lagi PDKT. #Tsahhh

Oh ya, Babu seperti aku ini, sebenarnya dilarang keras untuk berjualan baik online atau terang-terangan di Hongkong. Soalnya, visa kerjanya beda dan hukum di Hongkong melarang hal yang sedemikan itu bagi domestic helper. Makanya, jika sampai terciduk sama Pak De, siap-siap saja masuk hotel prodeo. Paling minim masuk sana itu 1-3 bulan. Ini minimal loh ya. Sayang banget kan. Tapi ya yang namanya maling pasti lebih pinter daripada polisi. (ini arti kiasan, ntar yang nggak ngerti arti kiasan salah tompo) :D

Minggu, 17 Juni 2018, sekitar pukul 3.30 sore, aku ketemu Pak De di depan pintu mau Commercial Building, CausewayBay. Dandananya rapi tapi nggak ngepres body. Yah, masih ada longgar-longgarnya gitu tuh baju. Jadi nggak memperlihatkan perutnya yang SIX PEX atau bahkan Wan Pex. Seperti biasa, dijam seperti itu, biasanya Pak De keliling. Aku seperti sudah paham jadwal-jadwal mereka. Maklumlah, dulu (pada masanya jualan) mataku seperti elang yang memantau setiap gerak-gerik mencurigakan. Kuping ini seperti sudah dialarm jika mendengar kata Pak De yang dinaikan 7 oktaf. Saling sahut menyahut. :D

Nah, sore kemarin, mereka berpencar. Sebagian melewati sisi kiri Indomarket lama, sebagian lagi dari arah restoran sedap gurih. Aku yang saat itu sedang memarkirkan Mama mendadak kaget bin ngesakne. Satu koper dagangan langsung diciduk Pak De. Beberapa penjual yang sememangnya berdagang di sekitaran tempat itu, langsung menutup barang jualanannya dengan kain yang sememangnya sudah dipersiapkan. Satu koper yang berada di pojokan itu langsung diangkut, beruntung saat itu tidak ada si embak yang menjaganya. Lawong kopernya dibiarkan terbuka plus orang e nggak tau ke mana. Nah, setelah terciduk, si embak yang kemungkinan besar pakai baju pink itu datang. Tapi aku nggak bisa memastikan, apakah itu benar barang punya dia atau bukan. Lha, mau tanya gimana coba, untuk mendekat pun aku masih dag dig dug. Takut ikut terciduk :D



Di detik yang kesekian setelah kejadian itu – dari arah berlawanan - Pak De mengangkut seplastik besar. Entah apa isinya, dugaanku sih ya barang dagangan. Lha masak sih, Pak De mau-maunya ngangkutin sampah di jam sesibuk itu. Logikanya.

Aku yang melihat dua kejadian itu dalam satu waktu langsung ikutan ngenes. Eh ini bukan filmnya koh Ernes. Bukan, bukan itu. SUngguh ini nyata adanya. Bayangkan saja, barang dagangan itu, jika ditaksir nilainya bisa 1 bulan gaji. Mungkin, bahkan lebih.

Duh, namanya juga apes. Mau gimana lagi coba. Kita nggak bakalan tahu kejadian di detik keberapa kita mengalami keapesan macam itu. Entah sudah dialarm untuk berhati-hati tapi ya jika sudah apes mau gimana lagi. Huft.

Sungguh, aku nggak mau menjudge orang-orang seperti mereka. Soalnya, aku juga pernah menggeluti dunia yang sama. Bukan karena kurang duit atau kurang bersyukur atas gaji yang kudapat seperti yang dibilang sama mbak-mbak yang pro “jangan jualan di Hongkong, kayak gajinya kurang saja.” Sungguh, mbak bukan itu yang kucari.

Alasan utama aku berjualan karena aku ingin lebih banyak berinteraksi dengan orang lain. Maklum saja, aku ini pemalu. Wkwkwkwk. Aku itu isin plus takut sakjane mbak jualan macam mereka. Malu karena belum terbiasa, takut jika lagi apes terciduk.

Kalau nulis macam sekarang ini saja aku berani. Mau gaya frontal atau calm pun, aku bisa. Tapi kalau buat ngomong dan berinteraksi secara gila-gilaan, Ampun DJ, aku itu kurang PD. Keseringan maju mundur syantik. Ala-ala princess gitu.

Stop !!!

Nglanturkan jadinya. Kembali ke Pak De dan beberapa kasus yang telah terciduk.

Masyarakat Hongkong itu, sememangnya banyak yang protes akan hal ini. Ya, nggak protes gimana coba, area Hongkong (terkusus di jalanan CausewayBay, jembatan Mongkok, jalanan di seputaran Tsuen Wan Dll) itu, trotoarnya sempit. Sebagian buat jalan, sebagian lagi full dagangan pekerja migrant. Bisa di bilang, the kampong Victoria yang satu ini adalah tanah abangnya Hongkong. Tau sendiri kan Tanah Abang ruwetnya cemana. Banyak yang melanggar aturan dengan jualan di trotoar. Yah, macam mereka ini. Tapi sungguh, aku nggak menyalahkan atau membela mereka-mereka ini. Aku yakin, mereka punya alasan-alasan yang sememangnya tak bisa mereka ungkapkan. Karena

“Tak perlu bersikeras menjelaskan siapa dirimu, karena orang yang mencintaimu tak membutuhkan itu, dan orang yang membencimu tak akan percaya itu” (Ali bin Abi Thalib RA)”

Saat ini, aku mencari jalan aman. Tetap jualan meskipun nggak sefrontal dulu. Alhamdullilah, masih tetap ada yang mesen buku meski kita nggak saling ketemu. Ya, karena aku pakai jasa pake BAI yang bisa membantu memperlancar jualanaku. :D Sorry, Promo dikit.

Kawan… di mana pun kalian. Semoga, kita bisa lebih berhati-hati dalam bertindak, bertutur kata dan menjaga sikap di negeri yang menaungi kita saat ini. Ingat, kalian bukan warga PAPERAN. Masih ada kampong sebagai tempat tujuan pulang.

Semoga tulisan ini mencerahkan kalian. Bagi yang capek baca, nggak perlu dilihat plus dikomen panjang amir. LEWATIN AJA. :D

Dilarang debat kusir :D

Status ini telah di Share di Facebook Zhiang Zie Yie
Readmore → Pak De Sebuah Curhatan Anak Rantau

Sabtu, 09 Juni 2018

Kura-Kura Patah Hati

Jangan Pernah Memisahkan Hati Yang Saling Mencinta
Setelah meninggalnya Acai beberapa waktu lalu, Siu Chai-ku murung. Jangankan makan, untuk keluar dari cangkangnya pun, ia enggan. Parahnya, kondisi kesehatannya mulai menurun drastis. Matanya mulai membiru. Terkadang memerah. Seringkali matanya terpejam untuk waktu yang relative lama. Ah, aku tak bisa membayangkan bagaimana perasaan Siu Chai-ku kala itu. Patah hati karena ditinggal mati.

Ya, A Chai, teman mainnya, jatuh dari tingkat sembilan rumahku. Nyawanya hanya bertahan selama satu malam setelah masa pengobatan itu. Mungkin karena nggak kuat. A Chai, si pejantan yang nakal itu akhirnya menghembuskan nafas keesokan harinya. Terbujur kaku terbalut handuk. Maklum darahnya terus mengalir.

Jangankan Siu Chai, aku yang setiap waktu memantau perkembangannya pun ikut sedih. Nyesek. Aku merawatnya sedari mereka lahir soalnya. Jadi, serasa punya ikatan batin gitu deh.


Selepas kematian A Chai aku berinisiatif untuk memberikannya teman. Kupikir dengan adanya teman baru, ia akan semangat lagi seperti dulu. Namun, dugaanku meleset. Bruno, bayi mungil yang beberapa waktu lalu sempat ku-upload meregang nyawa setelah tak mampu menahan serangan Siu Chai. Ya, Bruno hanya mampu bertahan beberapa waktu saja bersamaku. Mungkin karena beda spesies kali ya. Bruno dan Siu Chai emang kura-kura. Tapi sayang, mereka berasal dari ras yang berbeda.


Si Kecil Bruno Yang Malang


Bruno, walaupun kecil, dia ras air yang terbilang mahal. Mungkin peranakan yang langka dan bentuk tubuhnya sedikit berbeda. Macam tentara gitu. Kasihan juga si Bruno, baru beberapa hari lahir sudah di sale dengan harga $35. Beda jauh sama Siu Chai, yang harganya Cuma $10. Bagiku, harga bukanlah masalah. Yang penting Siu Chai-ku kembali bahagia. Namun, apalah daya. Takdir berkata lain. Dia tetap gundah gulana menahan lara di jiwa.

Kondisi, Siu Chai kian hari kian memburuk. Ia bahkan tak mau makan. Jujur, sempat stress dibuatnya. Aku tak ingin kehilangan apa yang sudah kumiliki untuk yang kesekian kalinya. Sungguh, aku belum siap. Lalu, aku mencoba untuk mulai browsing tentang segala macam keluhan yang dialami Siu Chai-ku. Ternyata, dia terkena sakit mata dan membuatnya hampir saja buta. Mungkin gegara banyak nangis dalam air. matanya jadi sembab. Beruntung ada obat tetes mata khusus kura-kura. 

Siu Chai Saat Sakit


Kedua foto di atas. aku ambil beberapa hari setelah kematian A Chai. Entah kenapa ekor Siu Chai mengeluarkan alat reproduksinya. Mungkin gegara sakit atau gimana gitu ya. Beruntung, aku langsung tau apa masalah batin yang dialami oleh Siu Chai. Dan langsung mencari obatnya. Kalau nggak nasib tragis akan menimpa lagi sama Siu Chai ku.


Nursing Tortoise, manjur banget buat ngobatin kura-kura yang terjangkit penyakit seperti, infeksi mata, pilek, kuku rusak, dll. Cara penggunaannya juga cukup mudah, oleskan pada bagian mata kura-kura yang memerah sehari 2-3x. InsyaAllah dalam beberapa hari, kura-kura akan membuka matanya kembali. Selama masa pengobatan, jangan letakan kura-kura di bawah sinar matahari. Jemur paling tidak pas pagi harinya saja.




Harganya pun juga cukup murah. Cuma $25. Kalian bisa membelinya di toko ikan. Kalau di Indonesia, aku nggak tahu ada atau tidak. Obat ini bener-bener ampuh. Cukup ditetesin pada mata kura-kura atau dioles di tempat yang sakit, tunggu 3 hari maka kura-kura kita akan membaik. Untuk masa pengobatan, dianjurkan untuk memisahkan antara yang sakit dan yang tidak (kalau kura-kurane banyak) untuk mencegah penularan. Dan pastikan kondisi air dalam keadaan yang bersih. Karena kura-kura bisa tahan tidak makan untuk beberapa bulan, selama masa pengobatan jangan dikasih makan. Ini untuk menjaga agar air tidak terkontaminasi dengan makanannya.


Kini, Siu-Chaiku sudah sembuh. Aku memutuskan untuk memberinya teman dengan spesies yang sama. Namanya A Kwai dan Sie Gi. Alhamdullilah, Siu Chai tak menyerang mereka seperti waktu aku kenalkan dengan Bruno dulu. Mereka kini aku. Bahkan, sangat bersahabat. Sempat beberapa kali kupergoki mereka membentuk formasi menara. Lucu.

Sayangnya, Sie Gi nggak tahan atas perilaku A Kwai yang ternyata transformer dari A Chai. Nakal dan suka gigit lawan huft. Sie Gi tewas dalam beberapa hari setelah A Kwai datang. Kini tinggal Siu Chai dan A Kwai saja yang masih tersisa. Mereka sama-sama tumbuh.

A Kwai (Bawah) & Siu Chai (Atas)
A Kwai 


A Kwai, si pejantan itu kini berkembang cukup pesat. Bahkan mengungguli Siu Chai yang terus Nguntet alias kerdil kalau orang mah. Mungkin karena dia cewek. Ah, nggak masalah deh yang penting mereka bisa bahagia. Bisa membuat aku tersenyum dan jadi tempat curhat kala hati gundah. Si A Kwai ini, awalnya agresif banget. Setelah segede gaban gini, jadi nggak seagresif dulu.


Lihat nih kelakuan Siu Chai-ku yang bandel banget. Dia itu paling suka ngejailin si A Kwai macam itu. Kalau nggak ya pasti Siu Chai ngajak bertarung. Aneh-aneh pokoknya kelakuan si Kuntet yang satu ini.



Kawan. sungguh, jangan pernah memisahkan hati yang saling mencinta. Sekalipun itu pada binatang. Karena mereka mempunyai rasa layaknya kita, manusia. Mereka bisa menangis walau kita tak tahu. Semoga, yang punya binatang peliharaan tak hanya mampu memelihara saja. Tapi juga mampu memahami apa yang dimau oleh mereka sebagai penghibur tuannya.


Foto ini saat si tempurung A Chai pecah. Mana, di Hongkong dokter hewannya jauh lagi. Syedih baby nyaksiinnya. Jangankan makan, untuk menyesap air pun dia nggak mampu. 2 hari setelah masa-masa sulit itu, dia menghembuskan nafas terakhirnya. Aku menguburnya di pot ini.


1 pot ini berisi 3 nyawa kura-kuraku. A Chai, Bruno Dan Sie Ge. Selamat jalan buat kalian. Miss u A lot.

Adakah di antara kalian yang memiliki binatang kesayangan?

Jika ada boleh deh ngisi curhatan di kolom komen. Jangan lupa buat nambahin aku di akun G+ kamu. 
Readmore → Kura-Kura Patah Hati

Jumat, 08 Juni 2018

Tahu Kacang : Camilan Ramadhan Penghilang Kegalauan

Tahu Kacang - Mak, tahu nggak sih rasanya dikacangin? Ah, pasti tahu kan ya. Nggak enak banget dong tentunya. Eh tapi ini bukan masalah perasaan yang dibahas loh, Mak. Ini masalah panganan yang bakalan ngilangin kegalauan di saat Ramadhan. Ah, ya, saat ini aku juga lagi galau akut soalnya belum ngirim jatah review postingan Mak Lindha Maul di websitenya KEB. Tema kali ini, mengangkat isu,

Panganan Gurih Incaran Saat Ramdhan.


Ah ya, Mak. Mengenai incaran, rasanya nggak ada yang perlu diincar sih kalau aku. Hehehe soalnya bagiku, makan itu yang penting kenyang. Apalagi jajanan yang tersedia di (Hongkong), kadang ada yang nggak pas di lidah. Dan kalau disuruh buat panganan, aku ini paling males banget.  Dan kalaupun mau buat panganan, pengennya yang cepat saji (mudah diolah)  dan nggak perlu yang aneh-aneh. Yah, kalau cuma disuruh testi sih semangat 45. Jadi, selama hidup di sini, paling banter ya makan pake mie. Tapi kali ini aku nggak mau ngebahas mie, ntar bnambah kriting keriting.

Mengenai resep "Mageli"  buatan mak Linda Maul  kayaknya kapan-kapan aku juga mau coba. Tapi nggak janji, ya Mak.



Ok daripada kelamaan, langsung cus aja ke resep yang udah aku coba,


Berhubung aku nggak begitu suka dengan keribetan jadi memilih menu yang cepat dan cukup sederhana  saja. Tahu Dikacangin. Eh, kenapa milih tahu? Pasalnya selain demen sama panganan yang satu ini, nyarinya pun nggak ribet. Maklumlah, Mak. Profesi menjadi seorang babu seperti aku ini, jarang banget buat keluar rumah. Apalagi, pasar di bawah rumah nggak sekomplit pas jaman tinggal di rumah lama. Jadi deh menu sederhana ini yang bisa aku tuliskan. Hiks… maaf ya mak jika terlalu simpel.


Resepnya


  1. Tahu goreng 
  2. Selai Kacang
  3. Minyak

Cara buat :


  1. Tahu yang sudah matang, potong tengahnya.
  2. Lalu isi dengan selai kacang.
  3. Panaskan minyak dan goreng.  Cepet gorengnya Mak. Jangan  lama-lama. Setelah itu, sajikan.



Cuma dalam waktu 2 menit, udah siap disantap. 😂😂😂 cepet banget kan? Rasanya juga lumayan enak loh, Mak.  Gurih ada manis-manisnya. Efek selai kacangnya mungkin. Oh ya, bisa dibuat cemilan, bisa juga disantap sama nasi. Kalau aku tadi sih tak ganyang (gado) ah apa ya bahasa Indonesianya. Maaf-maaf terlalu lama menJAWA jadi agak lupa sama bahasa sendiri. Simpel banget kan, Mak? Kalau sudah nyobain, nanti bisa langsung komen di bawah ya. Biar kita bisa saling follback. Ini tahunya meleleh banget, Mak. Kayak dikasih keju cuma nggak bisa molor gitu.



Tahunya itu kalau beli  di sini segitu dihargai $10 atau jika di rupiahkan sekitar 17.000 itu cuma dapat beberapa butir aja. Yah kalau di Kampung tercinta pasti bisa bikin kenyang satu keluarga. Ah lupakan tentang harga. Orang sudah habis tak bersisa. Hahahaha

Tapi ya yang mau hidup di sini seenggaknya bisa dijadiin referensi kedepannya. Soalnya apa yang dilihat nggak seindah kenyataannya. Segitu dulu deh mak, buat review panganan kali ini. Sorry deh Mak kalau telat ngirimnya.

 Salam Emak-Emak Go Blog

^^Tulisan di atas adalah tanggapan pribadiku atas artikel berjudul  "Mageli: Penganan Gurih Incaran Saat Ramadan" yang ditulis oleh Mak Linda Maul #KEBloggingCollab dari kelompok Retno Marsudi dalam ^^






Readmore → Tahu Kacang : Camilan Ramadhan Penghilang Kegalauan

Kamis, 31 Mei 2018

Aku Babu Go - Blog

Aku sangat bersyukur ketika bisa menginjakan kaki di negeri Beton, Hongkong. Negeri yang katanya, Surga bagi para Kung Yan alias babu. Mungkin banyak yang menilai kasar tentang penamaan tersebut. Tapi sebutan itu, entah kenapa bisa begitu mengasyikan dikalangan perantau seperti aku ini. Yah, walau bisa dibilang istilah tersebut sudah jarang sekali digunakan di dunia penulisan.Whatever. Yang jelas, aku bangga menjadi seorang babu. Karena memang begitulah nyatanya. Namaku Diana Prabandari, tapi lebih dikenal dengan nama facebook Zhiang Zie Yie. Dalam bahasa China, Zhiang artinya kebahagiaan. Setidaknya, begitulah yang dikatakan oleh majikanku saat aku menanyakannya. Dan sejak memakai nama itulah hidupku selalu bahagia. Walau kadang, masih ada bumbu-bumbu kesedihannya juga.
Beberapa tahun terakhir, aku begitu menggilai dunia blogger dan ngetrip. Sejak berada di negeri ini aktifitas ngeblog dan ngetrip semakin gencar kulakukan. Maklumlah, selama hidup di kampung halaman, aku sedikit kudet alias kurang update. Jangankan signal, untuk memperoleh akses seperti sekarang ini pun, aku tak bisa. Berbeda jauh dengan apa yang kudapatkan sekarang. Semua serba mudah, murah dan yang jelas gratis. Babu mana sih yang nggak bahagia mendapatkan segala fasilitas itu?
Nah, ini aku saat lagi nulis cerita tentang kehidupanku untuk mengikuti lomba BRICeritaDariHongkong. Aku harap nggak ada yang salah paham dan gagal fokus dengan fotonya. Maklum, memang dibuat khusus untuk mengikuti lomba.
Semua yang ku dapat di negeri Beton ini, bukanlah karena kebetulan semata. Melainkan karena doa Mamak yang tak pernah putus untuk kemudahanku dalam bekerja. Bisa kalian bayangkan, usiaku baru dua puluh saat itu. Tanpa pengetahuan dan pengalaman yang mendukung sebelumnya. Dan, Aku dituntut untuk menjadi orang yang serba bisa. Harus mampu mengatur waktu dengan tepat dan cepat. Dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Yah, kebiasaan orang Hongkong yang sememangnya sudah seperti itu.
Karena terlalu sering dimanjain sama Mamak. Setelah hijrah ke Hongkong, mau nggak mau aku harus bisa beradaptasi dengan kehidupan baru. Apesnya, saat itu aku justeru mendapatkan majikan yang super over protektif. Awal mula kerja di sana, ada saja komplinan dari Sing Sang (Majikan Lelaki) yang selalu menyudutkanku. Dari mulai rambut yang wajib dipotong layaknya tentara. Tidak boleh dandan cantik layaknya wanita. Hingga peletakan barang yang wajib pas dan tepat pada tempatnya. Bahkan untuk urusan dapur, setiap hari Sing Sang selalu komplain gegara masakanya kurang enaklah. Bumbunya kurang gregetlah. Ah, ada saja komplinannya selama mengabdi dua tahun di sana. Dan ada lagi yang paling nggak bisa aku lupa hingga saat ini adalah ketika masa finish kontrak tiba, aku tetap di cap sebagai babu yang nggak bisa masak nasi. Sakit, perih. Kalian tahu nggak sih?
"Mbabu iku jan nggak kepenak, Gaes !!! Jadi pembantu itu nggak enak. Berat. Biar aku aja."
Sayangnya, cerita di majikan pertamaku itu, belum sempat Aku tulis di blog. Maklum, bukti konkretnnya kurang. Tahukan, jaman bahuela, hengpon (ponsel) yang paling berharga ya cuma nokia 3360. Itu loh, hengpon sejuta umat. Jatuh berapa kali pun tetap saja dia mampu bertahan hingga titik batereinya soak. Istilahnya, ya sampai benar-benar mati total. Persislah seperti kondisi babu hongkong asal Indonesia saat itu. Kalau nggak benar-benar menyerah, mungkin sebagian mereka akan tetap bertahan hingga masa kontrak habis. Daripada harus potong gaji dan nunggu visa yang tak kunjung turun dari imigrasi, pilihannya tetap bertahan walau mungkin bisa membuat sesak hati.
Lagian, mbabu jaman dulu, nggak seenak sekarang. Ragam informasi, baik itu tentang ketenagakerjaan, hak-hak buruh migran dan masih banyak hal lain sudah bisa diakses secara cepat, akurat dan tepercaya. Berbanding terbalik dengan jamanku dulu. Yang jika ada masalah, nggak tahu harus mengadu pada siapa. Curhat sama agensi, ah paling disuruh pulang ke rumah majikannya lagi.
Sekarang saja, setiap kejadian bisa menjadi viral. Ingatkan kasus Erwiana yang sempat menggemparkan Hongkong beberapa tahun lalu. Nah, berkat foto dan status salah satu babu Hongkong itulah, akhirnya majikan Erwiana dapat diadili dan di penjara sekarang. Dan untungnya lagi, setelah menjalani sidang berulangkali, Erwiana memenangkan sidang gugatan tentang hak-hak (ganti rugi) yang sememangnya berhak dia dapatkan. Dan dari kejadian inilah, aku sangat antusias dengan dunia blogging. Menceritakan hal-hal baru tentang kehidupanku dan teman-teman seperjuangan di Hongkong.
Akhir tahun 2011, aku dipinang oleh majikan baru. Tugas utamaku menjaga Mama (panggilanku pada nenek yang ku rawat) yang mengidap penyakit Alzheimer atau kepikunan. Awalnya sih berat. Namun, setelah mengerti dan paham betul karakteristik beliau, Alhamdullilah Aku bisa bertahan hingga sekarang ini.
Seseorang pernah bilang padaku, "aku yakin, kamu pasti bisa dapat majikan yang baik setelah ini. Soalnya, majikan yang dulu kan jahat. Biasanya akan berbanding terbalik seperti itu."
Dan sungguh tak disangka. Maha benar netizen dengan segala doanya. Aku benar-benar mendapatkan majikan yang baik sekali. Kata-kata tersebut seperti sebuah doa yang sememangnya menjadi kenyataan. Delapan tahun berada di majikan sekarang, banyak sekali kebahagiaan yang kudapat dari mereka. Entah itu berupa doa, kehidupan yang layak dan bahkan kebebasan berekspresi. Majikan bermarga Hong ini, sudah seperti keluargaku sendiri. Mereka tak pernah menganggapku sebagai seorang kung yan melainkan sudah seperti keluarga sendiri. Sungguh, mereka membiarkanku tetap menekuni hobi yang sejak beberapa tahun terakhir kujalani.
"Ngeblog dan Ngetrip." Ya, kedua kegiatan tersebut yang sekarang rutin kulakukan. Istilahnya, sambil menyelam dapat recehan. Dari tulisan dapat bayaran. Mungkin, sebagian dari mereka, beranggapan babu itu rendahan. Kelas paling bawah yang nggak punya pendidikan. Wes, banyak sekali penilaian buruk tentang babu yang saat ini berdomisili di luar negeri. Tapi jangan salah duga, babu jaman sekarang itu sudah lebih gaul dan banyak yang Go-Blog loh. Ya, contohnya aku ini. Walaupun babu, tapi seenggaknya aku tetap Go-Blog.

Kalau foto di atas, aku ambil waktu ngetrip dengan Mama di Golden Bahunia Square atau lebih dikenal dengan sebutan Bunga Emas Wanchai. Cerita lengkapnya bisa kalian baca di sini. Kalian juga bisa melihat cerita lainnya di blogku www.zhiangzieyie.com. Sebagian cerita tentang kehidupanku selama di hongkong, ngetrip bersama nenek yang ku asuh saat ini, hingga beberapa informasi tentang isu-isu buruh migran sudah ku unggah dalam blog tersebut. Ya, walau masih random. Setidaknya, Aku mencoba untuk tetap Go-Blog. Karena dari Nge-Blog, aku juga bisa dapat uang. Tak hanya itu, dua tahun lalu, aku juga mendapat juara 1 lomba blog dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional yang diadakan oleh Bapak Johannes Arifin Wijaya di Hongkong.

Senang dan sekaligus bangga. Mereka dan banyak sponsor lain yang begitu mengapresiasi dan menyemangati babu seperti aku ini untuk tetap menulis. Karena menulis, walau sememangnya bukan pekerjaan utama dan masih terlihat acakadul namun harus tetap digalakan. Agar kita bisa memberikan inspirasi dan informasi kepada dunia, bahwasanya kita (babu) khususnya tidak dipandang rendah oleh pihak manapun. Ayo menjadi babu Go-Blog dan sebarkan aura positif pada orang-orang di sekitar kita Tin Shui Wai, 2:40 am
Readmore → Aku Babu Go - Blog

Sabtu, 30 November 2013

Tsuen Wan - Lautan Manusia Di Negeri Bahuinia

Tsuen Wan - Minggu adalah hari yang paling dinanti bagi para Buruh Migran, baik dari Indonesia maupun Filipina yang notabene sebagai pengirim tenaga kerja terbesar  di negeri Beton, Hongkong. Setiap minggu di bawah jembatan layang Tsuen Wan ini pasti ramai sekali dengan kegiatan mengirim barang ke negeri asal mereka. Area ini paling banyak dihuni oleh mereka Ate-Ate dari Filipina. Aku sering melintasi area ini setiap harinya. Ya, kegiatan mengantar nenek ke kuil selalu melewati jalur ini. Sebenarnya ada jalur lain, tapi entah kenapa terkadang nenek lebih memilih jalan yang jangkauannya relatif lama. 

Suasana riuh pun juga terasa di sini. Sejak pukul 7:00 waktu Hong Kong jalanan ini sudah mulai ramai dikunjungi para buruh migran. Selain untuk antri paket barang, mereka juga suka menggelar acara di sekitaran tempat itu. Biasanya acara gereja gitu.

Barang yang dikirim pun terkadang juga sangat menggelitik pikiranku. Kebanyakan Ate-ate  Philipina lebih memilih peralatan yang notabene bisa dibeli di warung, supermarket yang ada di negara sana. Bayangkan saja, pasta gigi, sabun mandi, sikat gigi dan sabun cuci pun dikirimnya dari sini. Lucu. Aneh. Menurut pikiranku sih. hahaha

Aku pun sudah 6x kirim barang dari sini. Tapi, tentunya yang bermanfaat, sayang krus dolarnya lagi naik. Kalian bisa lihat suasana di jalanan ini. Full manusia dan kardus. 





Foto di atas aku ambil pas waktu jalan mau ke kuil. Pengiriman barang ini biasa buka pukul 8:00-15:00 waktu Hongkong. Jadi jangan kaget kalau aktifitas di hari minggu akan  seperti ini. Lautan sampah dan manusia berjejal menjadi satu di sini. Ah, bukan hanya Ate Philipina saja loh, mbak - mbak dari negara kita pun juga suka ngumpul di sini. Ada yang jualan, ada yang ngadain pengajaian dan masih banyak lagi kegiatan buruh migran yang terselenggara di tempat ini. 

Tuh kan, kalian bisa lihat nescafe pun mau dikirimin pulang. Ah tapi nggak boleh berprasangka yang aneh-aneh sih. Ya, mungkin di negara asalnya sana, belum nyetok kopi impor. Hiks 
Foto ini aku ambil dari atas jembatan layang. Tsuen Wan itu kalau minggu ya gini. Penuh dengan lautan manusia dan kardus. 



Foto ini area bawah jembatan yang dimanfaatkan buruh migran untuk berteduh. Kalau hari senin, sampah selalu numpuk di setiap pojokan atau sudut tempat ini. Bikin nyesek deh kadang, soalnya sudah disediain sampah tapi tetep aja bandel nggak mau masukin ke tempat sampahnya.


Aku sudah berada di Tsuen Wan sejak dua tahun terakhir ini. Tepatnya tanggal 18/10/2011. Dan. hari ini adalah awal dari kisah GO-Blogku.

*Ate = Panggilan kakak perempuan 
Readmore → Tsuen Wan - Lautan Manusia Di Negeri Bahuinia

Featured Post

SEMUA TENTANG MAS KER