Jumat, 27 Maret 2015

Tentang Malam (D-SE-PER-DUA-NYA)


Dua hari ini, aku terbangun tepat di jam yang hampir sama dan dengan nafas yang sedikit memburu. Aku tidak tahu pastinya yang jelas aku sedang tidak berhalusinasi sekarang. Otakku masih normal ketika menceritakan semua ini. Dan aku sedang tidak mengada-ada.

Jujur, aku memang tidak percaya setan atau hantu itu ada. Maksudku, yang bisa memperlihatkan wujudnya secara terang-terangan pada manusia. Tidak, aku tidak percaya. Tapi dua hari ini, aku seperti sedang dipermainkan oleh sesuatu yang memang tak bisa kujuelaskan.

Kemarin malam, aku terbangun dengan keadaan yang bisa dibilang setengah ketakutan. Ini bukan karena aku melihat setan tapi lebih ke arah aku yang hampir tidak bisa bangun karena sebuah mimpi. Mimpi yang sangat menyeramkan bagiku. Sesosok makhluk itu mengejarku tanpa henti. Dan dalam keadaan setengah sadar, aku mencoba bangun tapi serasa ada yang menahanku. Mencoba berbicara tapi mulut ini serasa ada yang membungkamnya. Kalau istilah bahasa Jawanya mungkin aku terkena tindihan. Apa Kau pernah merasakannya? Jangan sampai. Kau akan sangat  sulit menetralisir jantungmu yang tiba-tiba berpacu cepat walau kau tak melakukan apa-apa untuk beberapa menit kemudian. Bahkan, kau tidak akan tidur sepulas yang kau mau.

Dan malam ini, aku terhenyak dari tidurku dengan kondisi yang sama. Namun bedanya aku seperti orang yang langsung bangun gegara bel pintu rumah berbunyi.

 Do you know why?

Rasanya mustahil bel pintu berbunyi selarut ini dan di luar rumah tidak ada siapa-siapa. Aku sedang tidak berhalusinasi, sungguh. Seorang sahabatku yang aku kirimi pesan bilang, "mungkin kabel belnya copot."

Tunggu, bel pintuku tidak ada kabelnya dan memakai sistem wireless. Hanya rangkaian komponen tanpa kabel yang panjang. Aku pernah menggantinya beberapa waktu lalu saat mengganti batreinya. Dan menurutku ini kurang masuk akal walau memang benar nyata adanya.

Kini aku sudah mencopot batreinya. Jaga-jaga agar tak ada suara-suara yang membuatku bergidik ngeri.

Ah, mungkin aku lupa tidak membaca doa sebelum bobok. Eh, Tapi apa pengaruhnya? Dua hari yang lalu, bobokku pulas walau aku tak membaca doa. Apa mungkin  ini sebuah kebetulan belaka saja, untukku agar selalu dekat pada -Nya? Waulahhualllam.

----di dua malam yang penuh misteri, aku kembali---
Readmore → Tentang Malam (D-SE-PER-DUA-NYA)

Rabu, 25 Maret 2015

Aku Bukan Orang Pemaaf

Sepertinya memang harus seperti itu. Karena aku manusia biasa, bukan seperti Makhluk-makhluk suci-Nya. Aku berlumur dosa itu sudah pasti. Tak ada manusia yang tak punya dosa, termasuk aku.

Memupuk kepercayaan, itu sangat sulit bagiku. Terlebih, jika orang-orang berusaha menipiku. Tidak akan aku maafkan. Tidak akan.

Sepertinya, kepercayaan ini sudah hilang. Bahkan lenyap dalam sanubariku. Kenapa? Karena sekali aku tidak percaya pada orang, maka selamanya akan seperti itu.

Kau bisa membayangkan, akan mudah merebut hatiku kembali. Tapi nyatanya tidak. Mengembalikan kepercayaan yang hilang itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Dan, hari ini aku muak. Percayaku hilang. Rasaku pun kian memudar. Bagaimana bisa aku hidup dengannya nanti? Jika cinta ini tak lagi ada.

"Dia berkorban loh." Berkorban apa?

Menyeberangi Lautan beraspal. Siang malam di jalanan. Hey... Kalau hanya seperti itu. Aku mampu. Aku bisa. Lagian aku juga sudah membayar semuanya kok. Memberinya sesuatu untuk kenang-kenangan. Pas lah... Dia, mana ada dia ngasih sesuatu untukku.

Penantian. Cinta.

Alah...Persetan dengan semua itu. Bulshit....
Jika aku masih percaya padanya sampai detik ini, itu karena aku masih mendengar saran-saran orang terdekat. Bah...hasil akhirnya sama lagi. Membosankan.

Apa coba yang dicari dari aku?

Yang gadis masih banyak. Ngapain milih orang yang sudah kepakai? Apa Karena aku punya segalanya? Atau sendirinya nggak ada yang mau? Aih... Bodohnya aku memilihnya. Seharusnya aku tahu dia ada maunya. -_-

Pufffff

Sorry, Aku bukan tipe pemaaf, bukan. 
Readmore → Aku Bukan Orang Pemaaf

Minggu, 15 Maret 2015

Assalamualaikum Beijing



Kemarin, aku mengantarkan gadis itu menemui kenalannya di sosial media untuk mendapatkan buku ini, Assalamualaikum Beijing. Buku yang sudah beberapa bulan terakhir yang dijanjikannya akan dihadiahkan untukku. Aku tak menyangka bahwa ia akan memberikannya padaku. Tak nampak raut keseriusan yang terpancar dari wajahnya ketika itu. Dan kemarin ia menunaikan niatnya memeberikannya padaku.

So surprised for me

Tak ada harapan yang lebih bermakna dari sebuah ketulusan. Aku meyakini itu dari sahabat-sahabatku yang sekarang berada di sisiku. Tak ada yang lebih berharga dari perhatian mereka padaku.

Ada cerita lucu pula dibalik novel ini. Penjualnya yang juga adalah temanku di Facebook ternyata tak mengenaliku.

Opo nggak nelongso Jal...

Aku menatapnya cukup lama saat dia menjadi MC di acara LMI (Lembaga Managemen Infak). Anggun, cantik dan tentu saja, ia pintar membawa diri. Tidak canggung berhadapan dengan mata-mata yang setiap detik melihatnya.

Aku pernah punya bayangan seperti itu, berdiri menjadi seorang pembawa acara atau pembicara di suatu event. Tapi niatku kalah, tak berani aku mencoba. Aku masih saja deg-degan ketika harus bersuara di depan banyak orang. Demam panggung. Rasa itupun masih sama, seperti saat kubacakan UUD 1945 sewaktu masih sekolah dulu. Aku masih gagu untuk berbicara lancar dengan orang-orang yang tak akrab denganku. Hanya berani bertegur sapa saja di facebook, hanya itu. Selebihnya, nothing.

Tentang Assalamualaikum Beijing

Novel ini menceritakan kisah cinta seorang gadis bernama (Asma) Ra bersama dengan seorang pemuda bernama Dewa. Cinta yang terjalin empat tahun itu harus kandas begitu saja karena sebuah nafsu. Nafsu yang menjerat Dewa pada sebuah penyesalan tanpa ujung. Ia harus rela kehilangan cintanya dan menikahi gadis lain karena kesalahan yang dibuatnya malam itu.

Dan Ra, harus merelakan kekasih hatinya pergi menunaikan kewajibannya sebagai lelaki sejati. Yang bertanggungjawab dengan setiap apa yang mereka perbuat.

''Pasangan hidup itu hanya Tuhan yang tahu. Mereka hadir secara tak terduga bahkan mungkin kita tak mengenalnya sebelumnya.''

Dan Asma atau Ashima, panggilan sayangnya dari seorang pemuda Xi-an bernama Zhongwen yang rela menerimanya menjadi pendamping hidup walau fisiknya tak sempurna. Begitulah kekuatan cinta yang diceritakan dalam novel ini.

''Cinta sejati itu ia yang mau menerima kita apa adanya.''

Beijing, salah satu kota yang ingin sekali aku kunjungi suatu nanti, entah sendiri ataupun bersamamu, Kasih.

^_^ masih berhubungan dengan hadiah di hari Minggu.
Readmore → Assalamualaikum Beijing

Jumat, 06 Maret 2015

Doraemon dan Segala Kejutannya


Awal maret ini, begitu banyak kejutan menghampiri diriku. Mulai dari kejutan dari tabloit Apakabar di Hongkong dengan beberapa kuisnya. Pulsa dari salah satu operator telepon. Tiket cuti selama satu bulan setengah (di Hongkong). Hingga yang terakhir ini, ada satu kotak mungil berlambangkan Doraemon dari seorang teman dari kota antah yang entah kenapa dengan tiba-tiba dia memberikannya begitu saja padaku.


Malu bercampur haru. Dia yang kukenal hanya lewat jejaringan sosial bisa dengan entengnya memberikanku hadiah yang paling kusuka, Doraemon. Pie perasaanku? Ya... Jangan ditanyalah. Wes pasti aku terenyuh. Mengingat aku dan dia belum pernah sekali pun bertatap muka, chating pun sepertinya juga sekali itu saja. Lakok dia sudah memberikanku hadiah. Opo nggak kejutan ini namanya...Suwun sebelumnya ya, Mbak. Udah tahu apa yang aku suka. Semoga kebaikanmu suatu saat dibalas Oleh-Nya dengan berkali-kali lipat. ^_^


Kejadian ini pun hampir sama ketika awal aku mengenal seorang sahabat (Deniz Triazna) yang sampai sekarang berada di sampingku. Awal perkenalan kami pun cukup singkat dan tak berapa lama pun kami bertemu. Dulu pas pertama kali aku bertemu dengannya di dalam stasiun kereta, yang pas waktu itu aku nitip foto untuk dibuat kartu nama di salah satu organisasi yang kami berdua ikuti. Setelah puas "Say, Hay" berkecup ria sambil berpamitan, Eh... lakok ndilalah kersaning Gusti Allah, dia menyodoriku sebuah sumpit. ''Loh'' gumamku waktu itu. Kenapa aku bisa kaget? Ya soale di  sumpit itu ada gambar Doraemonnya. Astaga...! Bagaimana bisa cewek ini tahu kesukaanku? Secara hanya beberapa kali kita chat. Berhaha-hihi bersama walau sebatas maya. Aih...rasanya aku pengen nangis dan memeluknya saat itu. Tapi ya malulah... Jaga gengsi. Masak cewek setegar aku nangis di tempat umum. Apa kata tikus coba?
 Thanks ya Cin... U always stand by me hingga detik ini. Nggak peduli dengan sifatku yang katamu ngalahin Pandu (anakku), maklumin aja ya, aku lagi masa pubertas kedua.
                                         


Ada satu lagi seorang teman dari salah satu organisasi perburuhan di Hongkong yang ketika itu memberiku sebuah foto (Doraemon Bergelantungan) lewat aplikasi WhatsApp sambil berkata, ''untukmu, Zie." What...?! untukku?! Aku yang masih tidak percaya beberapa kali membaca ulang tulisane. Hingga kalimat itu berbuah nyata dikemudian hari. Dia benar-benar memberiku gantungan Doraemon yang sekarang sedang duduk manis bersama sederet buku-bukuku. Thanks Yan... Udah nambahin koleksi miniatur Doraemonku. Maaf juga karena belum bisa nyeduhin kopi pahit sesuai pesananmu tempo hari. Semoga dilain waktu kita bisa berjumpa kembali.


Buat kalian, yang sudah dengan sukarela menemaniku, baik suka maupun duka, kuhaturkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Terima kasih buat persahabatan ini. Thanks for stand by me.
Readmore → Doraemon dan Segala Kejutannya

Kamis, 05 Maret 2015

Goyang Dumang Dan Cerita Di baliknya

Pertama kali dengar judul lagu Goyang Dumang ini rasanya gimana gitu. Pasalnya pasti wes memper lagu dangdut yang lain. Eh ternyata nggak. Lagunya cukup asik, pas dan ajib bila didengar oleh para galauwer.

 Hari ini seorang sohib merekomendasikan lagu (Goyang Dumang) ini untuk masuk playlistku. Gaya musik disko yang memang ngebits abis, bikin kepala nggak bisa diem.  Terus geleng-geleng persis pitik telonen. Lagu ini juga cocok buat olahraga badan loh. Kalau pas jamanku Di penampungan, disko kayak gini buat senam. Loncat-loncat plus stripingan (walau cuma sekali) yang habis itu dicekal sama Lousi di penampungan. Maklumlah, mana bisa sih mereka melihat para CTKW ini berbahagia barang sedikit saja. Yang sudah merasa jadi TKW pasti tahulah kehidupan di penampungan itu seperti apa.

Back Goyang Dumang

Benar sih kata penyanyinya, kalau Putus cinta itu pastinya gegana (gelisah galau merana pikiran entah kemana). Haiya... Wes   memper kasusku 2012 silam. Cintaku menggantung ndik pucuk pohon rambutan. Rasanya jangan ditanya. Bih... Pokok e ya gitu. Soale cintaku sudah sekonyong-konyong koder. Sampai pas putus pun badanku masih gemeter. La pie loh mendadak surat undangan melayang di depan mataku. Poto mereka pun bertebaran di facebook. Alamajang... rasanya pengen pingsan tapi takut nggak ada yang nggotong plus ngasih tambahan nafas buatan. Rasaku pokoknya bagai beling-beling patah. Hancur berantakan hingga, entah.

Sayang, tahun 2012 lalu belum booming lagu ini. Tak ada penyelesaian yang mengasikkan selain nangis, bekap bantal plus nyelimut. Menenggelamkan segala rasa pada kain dan kapuk yang setia menemaniku sepanjang tahun itu. Wes Kayak orang penyakitanlah, yang kagak doyan makanlah. Males mandilah. Pokoknya efek Putus cinta ya gitu. Berat badan yang dulunya bisa tembus 80 kg. Tiba-tiba anjlok 65kg, hingga sekarang ini. Apakah aku harus putus cinta untuk menurunkan BBku?

Haiya... Back Goyang Dumang

Setiap lagu yang lagi booming pasti menimbulkan pro dan kontra. Lagu Goyang Dumang pun juga begitu. Pendengar yang kontra selalu nyinyir kalau si Cita ini pembohong. Lagune ngapusi. Sudah capek-capek goyang Dumang lakok   masalah kagak ilang-ilang. Tambah mungmet iyo. Wes goyang Dumang lakok disangka wong edan. serentetan nyinyiran pun mematahkan segalanya. Lha kok iso? Lha ya Soale orang lagi galau kok disuruh goyang. Jangankan goyang,ngobahne awak ae rasanya kagak kuat.



Haiya... Memang nggak Benar sih lagu ini. Yang namanya lagu tetap saja bohong, katanya kalau sudah goyang Dumang bakal pikiran tenang, nyatanya apa? Aku tetap galau saat melihat mas mantan upload foto sama istrine dan aku masih tetap ngejomblo. sampai aku pernah menggumam pada tembok

"Oh... Mas pendamping kapan kiranya kau datang?  memeberiku segenap harapan tapi jangan harapan pallsu loh ya."
Yeah yang namanya obat GEGANA itu bukan goyang Dumang tapi cepat-cepat nyari mas Pendamping buat diajak ke pelaminan. Bener pora iki. Sesama sekawanan jomblo emang kudunya saling menguatkan sih. Bukan begitu?

Wes begitu saja, mataku lelah. butuh penumbuh semangat buat cerita. Teruntuk  sohib yang ngasih lagu GOYANG Dumang, moga kamu grupcepet pulang, biar hati senang, pikiran pun tenang, ndak pating gembrayang. Naik pelaminan biar cepat dapat keturunan.

Wes ya..... Jangan galau kamu (grup JOJOBA Plus IJO LUMUT) -JOMBLO-JOMBLO BAHAGIA - IKATAN JOMBLO LUGU TUR IMOET - eh. Codau Taika bangyau

Status malam Jumat Pahing......
Readmore → Goyang Dumang Dan Cerita Di baliknya

Featured Post

SEMUA TENTANG MAS KER