Rabu, 20 Juni 2018

Lebaran di Hongkong

Lebaran di Hongkong - Foto ini diambil H+3 lebaran. Ya, ekspentasi keramaian tak begitu terasa di tahun ini. Dulu, dulu sekali, ketika lebaran tiba, jalanan area CauseWayBay ini padat merayap. Hingar bingar baju lebaran dengan berbagai model dan merk menyemarakan suasana.

Aku, sebagai babu yang sememangnya sudah hapal dengan kegiatan dan rutinitas yang akan terjadi sewaktu lebaran tiba, sebisa mungkin menjauh dari daerah seperti CauseWay Bay ini. Bukan karena apa, malas saja kalau harus berjubel-jubel dan bergelut dengan bebauan yang ah tak bisa kubayangkan.

Tahun ini sedikit berbeda. Aku memutuskan untuk ikut menyemarakan lebaran di negeri Bahuinia ini setelah sekian lama fakum dari rutinitas salam-salaman. Bagiku, minta maaf via HP atau bertatap muka melalui social media sudah cukup. Namun, itu dulu. Untuk Tahun ini dan kedepannya kupastikan akan berbeda. Ya, setidaknya tangan ini tetap berjabat, walau jarak tak lagi dekat.

Karena,

• “Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung hikmah silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (Bukhari no. 5991)

Akan kuperkenalkan beberapa teman yang kujumpai kemarin sewaktu di Victory. Mereka yang dalam foto ini bukanlah sembarang teman, sebagian dari mereka adalah orang penting dalam dunia perfacebookan di Hongkong.  :D LOL

Foto dari atas kiri ke kanan


JPBAI Hongkong

Tujuan pertama silaturahmi adalah ke JPBAI Hongkong. Rencananya sih mau ngelihat belah duren, eh belah tumpeng dink. Sayang nyampe TKP sudah tinggal sisa-sisa keberangasan para penyantap tumpeng. Ya, tumpengnya tinggal beberapa aja. Beruntung, Owner JPBAI ini mbenehnya nggak ketulungan. Walau datang akhir, aku masih diambilin di piring, lengkap dengan sesajenannya. Eh, malah ditambah sama sepiring salad buah. Kenyang pake bangetlah nyong e. wkwkw Makasih JPBAI always loving you.
































Selpi Bareng Wartawan

Eh, siapa sih yang nggak kenal sama perempuan yang terkenal energic ini. Nah, dia ini adalah salah satu wartawan yang ada di Hongkong. Dulu sih di koran BI (berita Indonesia) tapi katanya udah vakum. Selain itu, embak yang akrab dipanggil mbak Wiji ini juga super gila kalau lagi mentas drama. Mulai dandananya yang nyleneh plus tutur katanya yang bisa bikin atit peyut bikin para penonton ngakak nggak bisa diem kalau lagi ngeliat doi mentas. Wkwkwk. Oh ya, beliau juga tergabung dalam KOTEMA. Bagi yang belum tahu bisa dipantau FBnya, Wijiati Supari.



Kumpul Bareng FLP Hongkong

Mereka ini anggota FLP Hongkong yang aktif dalam dunia kepenulisan. Kemarin itu, pas ngetam di JPBAI, aku bertemu dengan mereka. Alhamdullilah, nggak perlu naik perpus KJRI untuk bersilaturahmi. :D bagi yang mau bergabung dalam komunitas kepenulisan di Hongkong, boleh kok gabung di FLP Hongkong. DUlu sih setahuku ketua FLPnya mbak Ocus Wina. Kalau sekarang kurang paham.




Partner Ngrumpi

Hidup itu kayaknya nggak lengkap kalau belum ngrumpi. Serasa ada yang kurang gitu deh. Nah, doski yang satu ini tempat berbagi keluh dan kesah selama di rantau. Nggak tau deh ntar kalau udah ada di Indonesia. Biasanya juga lupa wkwkkw. Ilmu alam. Aku memanggilnya Bee. Dia ini houkancong, apa ya bahasane aduh, aku lupa. Pokoknya dia ini suka mendadak rempong kalau urusan nggak kelar-kelar hahaha. Temenan sama dia siap-siap aja jadi pendengar setia, soale doski bicarane macam penyiar radio. Nggak ada remnya wkwkkww.





Teman Siaga

Punya temen yang jika di calling langsung datang itu sesuatu banget kannya. Nah, itu berlaku sama perempuan yang satu ini. Setiap di calling langsung deh nyamperin ke TKP. “Aku di markas.” Cuma bilang gitu aja dengan sekejap doski langsung datang. Orangnya juga ringan tangan. Hahaha mau temenan sama dia, boleh deh di add fbnya Bundane Riyani. Tapi orangnya dah nggak single lagi loh ya. Ntar dikira masih single  :D






Kita Bukan Ketua Kelas Lagi

Kita sama-sama jadi ketua kelas dulu waktu di SMK. Dia di kelas 1. Aku di kelas 2. Dan nyatanya nasib membawa kita menjadi seorang BCA. :D mau tak translate takut ada yang tersungging. Ya, sekarang kita bukan ketua kelas lagi. Memori memori yang dulu sempat terpatri nyatanya tak mengubah apapun hahaha jadi meloy gini. Wes stop daripada kepanjangen.




Investor Safa Marwa Property

Yang terakhir adalah salah satu investor safa marwa property. Ya kita sama-sama bernaung dalam grup investasi yang sama. Beruntung mengenalnya, kemarin juga dibawain kuping gajah plus jajanan ala-ala. Duduk kenyang, pulang masih dibawain bekal. Manusia mana yang nggak bahagia coba.





Nah, itu tadi temen-temen yang nyaris ada dalam memory hpku kemarin. Sebenarnya masih banyak yang kujumpai. Tapi sayang, mau minta foto mereka, aku malu. Huft.

Bagi yang terjepret, mohon maaf. Semoga, suatu saat kita masih diberi waktu untuk berjumpa. Kawan, jangan pernah untuk memutuskan tali silaturahmi. Jika tidak ingin terputus juga tali rejeki. Sekian tulisan hari ini. Jangan lupa untuk tetap bahagia dan rendah hati.
Readmore → Lebaran di Hongkong

Senin, 18 Juni 2018

Pak De Sebuah Curhatan Anak Rantau

Pak De - Sebagian besar Pekerja Migran Indonesia di Hongkong memanggil Polisi dengan sebutan PaK De.Bisa jadi, orang Jawalah yang menyematkan sebutan ini pada mereka. Yah, kalau nggak orang Jawa siapa lagi coba. Nggak mungkin kan orang Batak manggil Pak De, paling juga Tulang. Tulang sapi. Tulang iga, Tulang Rusuk. #eh ini nggak berlaku ding.

Awalnya, aku juga bingung, kenapa bisa dipanggil Pak De. Ternyata, sebutan itu adalah kode keras agar para penjual / pekerja (Ilegal) segera lari atau setidaknya bersembunyi jika ada Pak De lewat. Soalnya, jika mereka lewat dan gesture kita mencurigakan, pasti langsung dimintain safencing / KTP Hongkong. Ya, kalau nggak salah sih nggak perlu takut. Tapi ya bagi sebagian pekerja yang melanggar aturan kerja pastilah grogi dan salah tingkah. Macam orang lagi PDKT. #Tsahhh

Oh ya, Babu seperti aku ini, sebenarnya dilarang keras untuk berjualan baik online atau terang-terangan di Hongkong. Soalnya, visa kerjanya beda dan hukum di Hongkong melarang hal yang sedemikan itu bagi domestic helper. Makanya, jika sampai terciduk sama Pak De, siap-siap saja masuk hotel prodeo. Paling minim masuk sana itu 1-3 bulan. Ini minimal loh ya. Sayang banget kan. Tapi ya yang namanya maling pasti lebih pinter daripada polisi. (ini arti kiasan, ntar yang nggak ngerti arti kiasan salah tompo) :D

Minggu, 17 Juni 2018, sekitar pukul 3.30 sore, aku ketemu Pak De di depan pintu mau Commercial Building, CausewayBay. Dandananya rapi tapi nggak ngepres body. Yah, masih ada longgar-longgarnya gitu tuh baju. Jadi nggak memperlihatkan perutnya yang SIX PEX atau bahkan Wan Pex. Seperti biasa, dijam seperti itu, biasanya Pak De keliling. Aku seperti sudah paham jadwal-jadwal mereka. Maklumlah, dulu (pada masanya jualan) mataku seperti elang yang memantau setiap gerak-gerik mencurigakan. Kuping ini seperti sudah dialarm jika mendengar kata Pak De yang dinaikan 7 oktaf. Saling sahut menyahut. :D

Nah, sore kemarin, mereka berpencar. Sebagian melewati sisi kiri Indomarket lama, sebagian lagi dari arah restoran sedap gurih. Aku yang saat itu sedang memarkirkan Mama mendadak kaget bin ngesakne. Satu koper dagangan langsung diciduk Pak De. Beberapa penjual yang sememangnya berdagang di sekitaran tempat itu, langsung menutup barang jualanannya dengan kain yang sememangnya sudah dipersiapkan. Satu koper yang berada di pojokan itu langsung diangkut, beruntung saat itu tidak ada si embak yang menjaganya. Lawong kopernya dibiarkan terbuka plus orang e nggak tau ke mana. Nah, setelah terciduk, si embak yang kemungkinan besar pakai baju pink itu datang. Tapi aku nggak bisa memastikan, apakah itu benar barang punya dia atau bukan. Lha, mau tanya gimana coba, untuk mendekat pun aku masih dag dig dug. Takut ikut terciduk :D



Di detik yang kesekian setelah kejadian itu – dari arah berlawanan - Pak De mengangkut seplastik besar. Entah apa isinya, dugaanku sih ya barang dagangan. Lha masak sih, Pak De mau-maunya ngangkutin sampah di jam sesibuk itu. Logikanya.

Aku yang melihat dua kejadian itu dalam satu waktu langsung ikutan ngenes. Eh ini bukan filmnya koh Ernes. Bukan, bukan itu. SUngguh ini nyata adanya. Bayangkan saja, barang dagangan itu, jika ditaksir nilainya bisa 1 bulan gaji. Mungkin, bahkan lebih.

Duh, namanya juga apes. Mau gimana lagi coba. Kita nggak bakalan tahu kejadian di detik keberapa kita mengalami keapesan macam itu. Entah sudah dialarm untuk berhati-hati tapi ya jika sudah apes mau gimana lagi. Huft.

Sungguh, aku nggak mau menjudge orang-orang seperti mereka. Soalnya, aku juga pernah menggeluti dunia yang sama. Bukan karena kurang duit atau kurang bersyukur atas gaji yang kudapat seperti yang dibilang sama mbak-mbak yang pro “jangan jualan di Hongkong, kayak gajinya kurang saja.” Sungguh, mbak bukan itu yang kucari.

Alasan utama aku berjualan karena aku ingin lebih banyak berinteraksi dengan orang lain. Maklum saja, aku ini pemalu. Wkwkwkwk. Aku itu isin plus takut sakjane mbak jualan macam mereka. Malu karena belum terbiasa, takut jika lagi apes terciduk.

Kalau nulis macam sekarang ini saja aku berani. Mau gaya frontal atau calm pun, aku bisa. Tapi kalau buat ngomong dan berinteraksi secara gila-gilaan, Ampun DJ, aku itu kurang PD. Keseringan maju mundur syantik. Ala-ala princess gitu.

Stop !!!

Nglanturkan jadinya. Kembali ke Pak De dan beberapa kasus yang telah terciduk.

Masyarakat Hongkong itu, sememangnya banyak yang protes akan hal ini. Ya, nggak protes gimana coba, area Hongkong (terkusus di jalanan CausewayBay, jembatan Mongkok, jalanan di seputaran Tsuen Wan Dll) itu, trotoarnya sempit. Sebagian buat jalan, sebagian lagi full dagangan pekerja migrant. Bisa di bilang, the kampong Victoria yang satu ini adalah tanah abangnya Hongkong. Tau sendiri kan Tanah Abang ruwetnya cemana. Banyak yang melanggar aturan dengan jualan di trotoar. Yah, macam mereka ini. Tapi sungguh, aku nggak menyalahkan atau membela mereka-mereka ini. Aku yakin, mereka punya alasan-alasan yang sememangnya tak bisa mereka ungkapkan. Karena

“Tak perlu bersikeras menjelaskan siapa dirimu, karena orang yang mencintaimu tak membutuhkan itu, dan orang yang membencimu tak akan percaya itu” (Ali bin Abi Thalib RA)”

Saat ini, aku mencari jalan aman. Tetap jualan meskipun nggak sefrontal dulu. Alhamdullilah, masih tetap ada yang mesen buku meski kita nggak saling ketemu. Ya, karena aku pakai jasa pake BAI yang bisa membantu memperlancar jualanaku. :D Sorry, Promo dikit.

Kawan… di mana pun kalian. Semoga, kita bisa lebih berhati-hati dalam bertindak, bertutur kata dan menjaga sikap di negeri yang menaungi kita saat ini. Ingat, kalian bukan warga PAPERAN. Masih ada kampong sebagai tempat tujuan pulang.

Semoga tulisan ini mencerahkan kalian. Bagi yang capek baca, nggak perlu dilihat plus dikomen panjang amir. LEWATIN AJA. :D

Dilarang debat kusir :D

Status ini telah di Share di Facebook Zhiang Zie Yie
Readmore → Pak De Sebuah Curhatan Anak Rantau

Senin, 11 Juni 2018

Cara Menampilkan Layer Pada CorelDraw

Cara Menampilkan Layer Pada CorelDraw - Hai Blogger, yuk belajar CorelDraw dari dasar di blog Jemari GO-BLog. Software yang satu ini, emang manteb banget bagi kalian yang suka desain grafis. Karena selain mudah, software ini emang recomend banget. Namun, mungkin akan sangat berbeda bila kita tidak mengetahui teori-teori dasar penggunaannya.

Sebenarnya, software ini tak berbeda jauh dari PhotoShop. Namun, penggunaan di coreldraw lebih terbilang mudah bagi mereka pecinta vektor dan membutuhkan banyak editing di bagian Line. Software ini bisa kalian download di penyedia software gratis atau bisa ke aku tapi bayar ya hahaha. Dijamin nggak trial.

Ok, langsung ke pokok pembahasan. Kali ini, aku akan memberikan info bagaimana sih "Cara Menampilkan Layer Pada CorelDraw?"

Tapi sebelum itu, kita perlu tahu apa itu Layer dan Fungsinya pada lembar kerja kita. 

Apa itu Layer

Layer adalah penggabungan dari beberapa lapisan object pada lembar kerja kita sehingga menjadi satu bagian utuh atau biasanya kita menyebutnya kanvas.

Fungsi Layer 

Memisahkan antara object satu dengan yang lain. Ini memudahkan kita dalam mengedit dan memisahkan setiap object dalam proses pengeditan, Jadi semisal ada kesalahan dalam lembar kerja, kita nggak perlu mengulang lagi dari awal.

Nah di CorelDraw sendiri, layer ini nggak bakalan ditampilin saat kalian membuka softwarenya kayak di photoshop yang sememangnya sudah langsung muncul. Beberapa panel di CorelDraw pun seolah disembunyikan, mungkin untuk mempermudah pengguna dalam membuaat ilustrasi. Mungkin seperti itu. Lawong pada kenyataanya memang nggak dimunculin pada lembar kerja. So, berikut ini cara mudah untuk memunculkannya. 




Cara Menampilkan Layer Pada CorelDraw

  •  Buka Software CorelDraw kalian.

  • Buat Lembar kerja baru atau klik New Document

  • Lalu Klik Window ==> Dockers ==> Object Manager.

  • Tampilan Layer pun akan terbuka. Jika kalian kurang paham bisa lihat di foto berikut ini 


Dari contoh di atas cukup mudah bangetkan untuk diterapkan. Untuk fungsinya juga sama seperti saat kita menggunakan adobe Photoshop cuma beberapa nama dalam object manager sedikit berbeda. Yah, namanya juga beda software.

Nah segitu dulu ya untuk pembahasan CorelDraw kali ini. Jika kalian ada pertanyaan atau pembahasan mengenai software ini, kalian bisa juga contact aku via contact us , Facebook Zhiang Zie Yie. 
Readmore → Cara Menampilkan Layer Pada CorelDraw

Sabtu, 09 Juni 2018

Kura-Kura Patah Hati

Jangan Pernah Memisahkan Hati Yang Saling Mencinta
Setelah meninggalnya Acai beberapa waktu lalu, Siu Chai-ku murung. Jangankan makan, untuk keluar dari cangkangnya pun, ia enggan. Parahnya, kondisi kesehatannya mulai menurun drastis. Matanya mulai membiru. Terkadang memerah. Seringkali matanya terpejam untuk waktu yang relative lama. Ah, aku tak bisa membayangkan bagaimana perasaan Siu Chai-ku kala itu. Patah hati karena ditinggal mati.

Ya, A Chai, teman mainnya, jatuh dari tingkat sembilan rumahku. Nyawanya hanya bertahan selama satu malam setelah masa pengobatan itu. Mungkin karena nggak kuat. A Chai, si pejantan yang nakal itu akhirnya menghembuskan nafas keesokan harinya. Terbujur kaku terbalut handuk. Maklum darahnya terus mengalir.

Jangankan Siu Chai, aku yang setiap waktu memantau perkembangannya pun ikut sedih. Nyesek. Aku merawatnya sedari mereka lahir soalnya. Jadi, serasa punya ikatan batin gitu deh.


Selepas kematian A Chai aku berinisiatif untuk memberikannya teman. Kupikir dengan adanya teman baru, ia akan semangat lagi seperti dulu. Namun, dugaanku meleset. Bruno, bayi mungil yang beberapa waktu lalu sempat ku-upload meregang nyawa setelah tak mampu menahan serangan Siu Chai. Ya, Bruno hanya mampu bertahan beberapa waktu saja bersamaku. Mungkin karena beda spesies kali ya. Bruno dan Siu Chai emang kura-kura. Tapi sayang, mereka berasal dari ras yang berbeda.


Si Kecil Bruno Yang Malang


Bruno, walaupun kecil, dia ras air yang terbilang mahal. Mungkin peranakan yang langka dan bentuk tubuhnya sedikit berbeda. Macam tentara gitu. Kasihan juga si Bruno, baru beberapa hari lahir sudah di sale dengan harga $35. Beda jauh sama Siu Chai, yang harganya Cuma $10. Bagiku, harga bukanlah masalah. Yang penting Siu Chai-ku kembali bahagia. Namun, apalah daya. Takdir berkata lain. Dia tetap gundah gulana menahan lara di jiwa.

Kondisi, Siu Chai kian hari kian memburuk. Ia bahkan tak mau makan. Jujur, sempat stress dibuatnya. Aku tak ingin kehilangan apa yang sudah kumiliki untuk yang kesekian kalinya. Sungguh, aku belum siap. Lalu, aku mencoba untuk mulai browsing tentang segala macam keluhan yang dialami Siu Chai-ku. Ternyata, dia terkena sakit mata dan membuatnya hampir saja buta. Mungkin gegara banyak nangis dalam air. matanya jadi sembab. Beruntung ada obat tetes mata khusus kura-kura. 

Siu Chai Saat Sakit


Kedua foto di atas. aku ambil beberapa hari setelah kematian A Chai. Entah kenapa ekor Siu Chai mengeluarkan alat reproduksinya. Mungkin gegara sakit atau gimana gitu ya. Beruntung, aku langsung tau apa masalah batin yang dialami oleh Siu Chai. Dan langsung mencari obatnya. Kalau nggak nasib tragis akan menimpa lagi sama Siu Chai ku.


Nursing Tortoise, manjur banget buat ngobatin kura-kura yang terjangkit penyakit seperti, infeksi mata, pilek, kuku rusak, dll. Cara penggunaannya juga cukup mudah, oleskan pada bagian mata kura-kura yang memerah sehari 2-3x. InsyaAllah dalam beberapa hari, kura-kura akan membuka matanya kembali. Selama masa pengobatan, jangan letakan kura-kura di bawah sinar matahari. Jemur paling tidak pas pagi harinya saja.




Harganya pun juga cukup murah. Cuma $25. Kalian bisa membelinya di toko ikan. Kalau di Indonesia, aku nggak tahu ada atau tidak. Obat ini bener-bener ampuh. Cukup ditetesin pada mata kura-kura atau dioles di tempat yang sakit, tunggu 3 hari maka kura-kura kita akan membaik. Untuk masa pengobatan, dianjurkan untuk memisahkan antara yang sakit dan yang tidak (kalau kura-kurane banyak) untuk mencegah penularan. Dan pastikan kondisi air dalam keadaan yang bersih. Karena kura-kura bisa tahan tidak makan untuk beberapa bulan, selama masa pengobatan jangan dikasih makan. Ini untuk menjaga agar air tidak terkontaminasi dengan makanannya.


Kini, Siu-Chaiku sudah sembuh. Aku memutuskan untuk memberinya teman dengan spesies yang sama. Namanya A Kwai dan Sie Gi. Alhamdullilah, Siu Chai tak menyerang mereka seperti waktu aku kenalkan dengan Bruno dulu. Mereka kini aku. Bahkan, sangat bersahabat. Sempat beberapa kali kupergoki mereka membentuk formasi menara. Lucu.

Sayangnya, Sie Gi nggak tahan atas perilaku A Kwai yang ternyata transformer dari A Chai. Nakal dan suka gigit lawan huft. Sie Gi tewas dalam beberapa hari setelah A Kwai datang. Kini tinggal Siu Chai dan A Kwai saja yang masih tersisa. Mereka sama-sama tumbuh.

A Kwai (Bawah) & Siu Chai (Atas)
A Kwai 


A Kwai, si pejantan itu kini berkembang cukup pesat. Bahkan mengungguli Siu Chai yang terus Nguntet alias kerdil kalau orang mah. Mungkin karena dia cewek. Ah, nggak masalah deh yang penting mereka bisa bahagia. Bisa membuat aku tersenyum dan jadi tempat curhat kala hati gundah. Si A Kwai ini, awalnya agresif banget. Setelah segede gaban gini, jadi nggak seagresif dulu.


Lihat nih kelakuan Siu Chai-ku yang bandel banget. Dia itu paling suka ngejailin si A Kwai macam itu. Kalau nggak ya pasti Siu Chai ngajak bertarung. Aneh-aneh pokoknya kelakuan si Kuntet yang satu ini.



Kawan. sungguh, jangan pernah memisahkan hati yang saling mencinta. Sekalipun itu pada binatang. Karena mereka mempunyai rasa layaknya kita, manusia. Mereka bisa menangis walau kita tak tahu. Semoga, yang punya binatang peliharaan tak hanya mampu memelihara saja. Tapi juga mampu memahami apa yang dimau oleh mereka sebagai penghibur tuannya.


Foto ini saat si tempurung A Chai pecah. Mana, di Hongkong dokter hewannya jauh lagi. Syedih baby nyaksiinnya. Jangankan makan, untuk menyesap air pun dia nggak mampu. 2 hari setelah masa-masa sulit itu, dia menghembuskan nafas terakhirnya. Aku menguburnya di pot ini.


1 pot ini berisi 3 nyawa kura-kuraku. A Chai, Bruno Dan Sie Ge. Selamat jalan buat kalian. Miss u A lot.

Adakah di antara kalian yang memiliki binatang kesayangan?

Jika ada boleh deh ngisi curhatan di kolom komen. Jangan lupa buat nambahin aku di akun G+ kamu. 
Readmore → Kura-Kura Patah Hati

Jumat, 08 Juni 2018

Tahu Kacang : Camilan Ramadhan Penghilang Kegalauan

Tahu Kacang - Mak, tahu nggak sih rasanya dikacangin? Ah, pasti tahu kan ya. Nggak enak banget dong tentunya. Eh tapi ini bukan masalah perasaan yang dibahas loh, Mak. Ini masalah panganan yang bakalan ngilangin kegalauan di saat Ramadhan. Ah, ya, saat ini aku juga lagi galau akut soalnya belum ngirim jatah review postingan Mak Lindha Maul di websitenya KEB. Tema kali ini, mengangkat isu,

Panganan Gurih Incaran Saat Ramdhan.


Ah ya, Mak. Mengenai incaran, rasanya nggak ada yang perlu diincar sih kalau aku. Hehehe soalnya bagiku, makan itu yang penting kenyang. Apalagi jajanan yang tersedia di (Hongkong), kadang ada yang nggak pas di lidah. Dan kalau disuruh buat panganan, aku ini paling males banget.  Dan kalaupun mau buat panganan, pengennya yang cepat saji (mudah diolah)  dan nggak perlu yang aneh-aneh. Yah, kalau cuma disuruh testi sih semangat 45. Jadi, selama hidup di sini, paling banter ya makan pake mie. Tapi kali ini aku nggak mau ngebahas mie, ntar bnambah kriting keriting.

Mengenai resep "Mageli"  buatan mak Linda Maul  kayaknya kapan-kapan aku juga mau coba. Tapi nggak janji, ya Mak.



Ok daripada kelamaan, langsung cus aja ke resep yang udah aku coba,


Berhubung aku nggak begitu suka dengan keribetan jadi memilih menu yang cepat dan cukup sederhana  saja. Tahu Dikacangin. Eh, kenapa milih tahu? Pasalnya selain demen sama panganan yang satu ini, nyarinya pun nggak ribet. Maklumlah, Mak. Profesi menjadi seorang babu seperti aku ini, jarang banget buat keluar rumah. Apalagi, pasar di bawah rumah nggak sekomplit pas jaman tinggal di rumah lama. Jadi deh menu sederhana ini yang bisa aku tuliskan. Hiks… maaf ya mak jika terlalu simpel.


Resepnya


  1. Tahu goreng 
  2. Selai Kacang
  3. Minyak

Cara buat :


  1. Tahu yang sudah matang, potong tengahnya.
  2. Lalu isi dengan selai kacang.
  3. Panaskan minyak dan goreng.  Cepet gorengnya Mak. Jangan  lama-lama. Setelah itu, sajikan.



Cuma dalam waktu 2 menit, udah siap disantap. 😂😂😂 cepet banget kan? Rasanya juga lumayan enak loh, Mak.  Gurih ada manis-manisnya. Efek selai kacangnya mungkin. Oh ya, bisa dibuat cemilan, bisa juga disantap sama nasi. Kalau aku tadi sih tak ganyang (gado) ah apa ya bahasa Indonesianya. Maaf-maaf terlalu lama menJAWA jadi agak lupa sama bahasa sendiri. Simpel banget kan, Mak? Kalau sudah nyobain, nanti bisa langsung komen di bawah ya. Biar kita bisa saling follback. Ini tahunya meleleh banget, Mak. Kayak dikasih keju cuma nggak bisa molor gitu.



Tahunya itu kalau beli  di sini segitu dihargai $10 atau jika di rupiahkan sekitar 17.000 itu cuma dapat beberapa butir aja. Yah kalau di Kampung tercinta pasti bisa bikin kenyang satu keluarga. Ah lupakan tentang harga. Orang sudah habis tak bersisa. Hahahaha

Tapi ya yang mau hidup di sini seenggaknya bisa dijadiin referensi kedepannya. Soalnya apa yang dilihat nggak seindah kenyataannya. Segitu dulu deh mak, buat review panganan kali ini. Sorry deh Mak kalau telat ngirimnya.

 Salam Emak-Emak Go Blog

^^Tulisan di atas adalah tanggapan pribadiku atas artikel berjudul  "Mageli: Penganan Gurih Incaran Saat Ramadan" yang ditulis oleh Mak Linda Maul #KEBloggingCollab dari kelompok Retno Marsudi dalam ^^






Readmore → Tahu Kacang : Camilan Ramadhan Penghilang Kegalauan

Selasa, 05 Juni 2018

Aviary Pagoda Yuen Long - Traveling Gratis di Hongkong Part 2

Aviary Pagoda Yuen Long - Traveling Gratis di Hongkong. Hampir dua minggu nggak nyetatus di sini rasanya kangen juga. Untuk tulisan kali ini aku mau ngebahas tentang dunia traveler yang pastinya nggak bakalan ngebosenin untuk diceritakan. Bagi kalian pecinta ketinggian, boleh deh sekali-kali datang ke tempat ini. Walaupun, tempatnya nggak tinggi-tinggi banget, tapi aku yakin kalian bakalan puas datang ke mari.

Sebenarnya, hari itu, aku nggak sedang liburan. Gegara sumpeg di rumah plus waktu itu harus keluar selama 3 jam, jadi deh meluncur ke tempat ini. Tempat yang sememangnya, sudah ada dalam daftar nngetrip yang wajib kukunjui.

Aviary Pagoda Yuen Long, dibangun di atas bukit Shui Ngau Ling setinggi 30 meter. Tak jauh dari tempat ini, tepatnya di sebelah tenggara. terdapat patung kuda yang merupakan salah satu icon di taman Aviary Pagoda. Untuk fotonya nggak bisa keambil kemarin. Ya, sama aja sih, namanya patung ya bentuknya seperti itu. ada mringis-mringisnya dikit.



Taman ini sangat luas sekali, jadi aku mau mengeksplor bagian terendah dulu. Di sisi kiri, terdapat arena bermain dan beberapa kuburan jaman kuno dan biasanya juga dibuat untuk bersembahyang atau membakar sesaji bagi leluhur mereka. Untuk foto-foto area samping kalian bisa lihat seperti gambar di bawah ini.

 Sisi Kiri Aviary Pagoda





Saat sore hari, biasanya bakalan banyak orang-orang mengajak anak mereka bermain di sini. Karena, area sekitar tempat ini selain banyak apartemen, juga sebagai pusat arena liburan di daerah Yuen Long. Tak jauh dari tempat ini juga terdapat sebuah stadion dan kolam renang. Berhubung nggak ngecus ke tempat itu, jadi untuk fotonya kapan-kapan ajalah ya di upload.

Di bawah ini, juga ada kuburan China. Kalau di Tulungagung banyak sekali kuburan macam ini. Dan yang paling terkenal adalah makam Nyi Roro Kembang Sore di daerah gunung Mbolo. Seperti yang sudah aku ceritakan, makam-makam yang berada di tempat ini adalah, makam khusus yang hanya ditemukan di beberapa titik di Hongkong. Kemungkinan besar ini adalah makam orang terkenal. Atau bisa juga tempat ini adalah kuil dewa bumi. Sayang banget, foto-fotonya jadi sedikit ngeblur. Mungkin karena terlalu besar atau gimana. Aku juga kurang paham. Bagi kalian yang ingin melihat jelas foto-foto yang sudah aku upload di sini bisa lihat di akun 500PX  juga. Di akun itu fotonya bakalan terlihat sempurna. Yeah, kayak yang nulis ini.

Kuburan Pertama



Kuburan Paling Besar di Sisi Kiri









Tempat Pembakaran Kertas Jimad.
Perjalanan lanjut ke bagian belakang Aviary Pagoda. Jalur ini khusus untuk penyandang disabilitas atau untuk jalur kereta dorong. Jadi siapapun bisa datang ke tempat ini tampan memandang dia normal atau tidak.

Di tempat ini juga terdapat kolam ikan dan gazebo kecil yang bisa kita pergunakan untuk bersantai. Kemarin, aku markirin nenekku di sini. Ya, tentu untuk hunting foto sembari momong nenek. Penampakan Gazebonya plus arena sekitarnya bisa kalian lihat di bawah ini.

Nenekku Pas Mau Ke Jalur Belakang
Jalur Kursi Roda Dan Troli 

Gazebo pertama




Gazebo Kedua

 Di gazebo pertama ini, banyak sekali ikan dan kura-kura. Serta ada burung-burung dara yang suka berkeliaran mencari makan di area gazebo pertama ini. Fotonya kayak bisa dilihat di bawah ini.

Bangku Kosong

Burung Dara 

Kura-kura berjemur
Burungnya lagi Haus
Keempat foto di atas adalah area yang paling dekat dari sisi kanan Aviary Pagoda. Pas pintu masuk sebelah kanan - khusus untuk pengguna kursi roda atau troli. Oh ya di tempat ini sebenarnya tidak boleh memeberi makan sama burung-burung itu. Jadi jangan coba-coba ngasih makanan ya, kalau ketahuan polisi bisa kena tilang. Dendanya juga lumayan soale, bisa buat traktir makan orang sekampung.

Area Tengah Aviary Pagoda

Di bagian ini banyak sekali arena bermain yang di khususkan untuk anak-anak. Ada juga parit dan terjun buatan yang tentu membuat tempat ini menjadi indah banget buat hunting foto. Di sisi lain, terdapat pula air mancur dan air minum gratis yang di sediakan bagi pengunjung yang kelelahan saat beraktifitas. Foto lengkapnya ada di gambar berikut ini.




















Pengennya sih mainan air sambil selpon tapi sayang ini negara orang, jadi harus jaga sikap. hahahaha. 





Kedua foto ini sebenarnya bila dirunut, aslinya menyatu. Bagian atas dari air terjun buatan itu sebenarnya adalah aliran sungai yang baunya lumayan sedep. Maklum saja, soalnya air itu dari kolam. Kalau air terjum yang ada langsung mengalir dari sumbernya kan nggak bau. Berhubung ini adalah air terjun buatan jadi ya, gitu deh.



Bagi kalian yang capek dan haus gegara muterin area Aviary Pagoda, bisa deh nyobain buat minum di tempat ini. Airnya bersih dan emang dikhususkan buat minum. Jadi jangan dibuat cuci muka ya bray... Aku juga minum di sini kemarin. eits, aku ke tempat ini sebelum puasa kok :D jadi jangan salah persepsi.









Ketiga foto di atas, area yang paling dekat dengan Gazebo. Sebenarnya masih banyak foto yang pengen aku upload di area ini. Tapi udah itu aja deh, lagi males ngedit plus ngasih watermarknya. Jadi itu aja dulu ya.

Ok lanjut jalan.

 Sisi Kanan Aviary Pagoda

Nah, kita hampir sampai nih di bagian terakhir. Jadi ceritanya, aku nggak sengaja melongok ke sisi kanan Aviary Pagoda. Pas lihat ke bawah kok sepertinya ada kuburan yang berjajar-jajar. Cantik banget. Kayak tempat fermentasi makanan orang-orang korea gitu. Saking penasarannya, jadilah aku menyusuri area ini. Merinding itu pasti. Maklum, tempatnya terbilang sinung, ah apa ya artinya. Pokoknya gitu deh. Daripada penasaran lihat deh foto-foto berikut ini.

Tempat Penyimpanan Abu













Hunting foto sudah selesai. Kini giliran ngereview puncak Aviary Pagoda.

Puncak Aviary Pagoda

Akhirnya sampai jumpa di puncak Aviary pagoda. Tapi sebelum itu, ada area yang musti dijepret terlebih dahulu. Foto di bawah ini adalah taman kecil yang ada di sekitar Aviary Pagoda.



Yeee.... Akhirnya sampai juga di Aviary Pagoda. Foto di bawah ini adalah bagian depan Aviary pagoda. Pagoda ini terdiri dari 7 lantai dengan cat genteng berwarna merah dan gaya arsitektur Cina. Aviary Pagoda buka setiap hari tapi di jam tertentu bakalan ditutup untuk dibersihkan. Info lengkap ada di foto bawah ini.






Bagian terendah atau lantai paling bawah, diubah menjadi aviary terbuka. Luasnya sekitar 85 meter persegi dan ditanami berbagai jenis pohon, semak dan tanaman pot serta disediakan rumah/ sarang bagi burung-burung di sana.





Lanjut ke lantai atas. Nah, di tempat ini yang paling aku suka. Tangga ini yang menjadi iconik tempat ini. Demen deh pokoknya. Ada yang pusing melihat foto ini. Ngeri juga sih kalau dilihat bener-bener. Sayangnya, ini aku ambil dari bawah. jadi kelihatan seremnya. Kalau foto di bawahnya penampakan dari atas Aviary Pagoda.




Di tingkat paling atas pagoda, kalian dapat menikmati pemandangan panorama Kota Yuen Long serta pemandangan Ping Shan, Ha Tsuen, Shap Pat Heung, dan kota baru yakni Tin Shui Wai (tempat tinggalku saat ini). Kalian juga bisa menikmati, indahnya matahari tenggelam. Ya, walau cuma sebentar aja sih.






Nah yang foto di atas itu suasana yang bisa dilihat dari atas. Kalian juga bisa datang ke sini pagi hari buat ikutan olahraga gratis. Suasana di atas tempat ini cocok banget buat menghirup udara segar pagi hari.

Akses ke Aviary Pagoda ini pun sangat gampang. Kalian tinggal naik Teng Dhit dan turun di KCR Siu Pin Wai. Kalau dari arah rumahku sih, hanya butuh 8 menit saja. Karcisnya juga murah, ada juga sih yang nyolong nggak bayar, katanya deket. Tapi aku nggak mau, soalnya jika tertangkap basah petugas keliling gitu, kalian bisa didenda antara $300 sampai $500 dolar. Naik Teng Dhit ini, ke segala penjuru kalau nggak salah bayarnya $5 Dolar. Dan Teng Dhit model ini hanya bisa kalian temui di Yuen Long, Tuen Mun dan Tin Shui Wai.


Sampai di sini dulu review Aviary Pagoda. Bagi kalian yang pengen tanya-tanya bisa langsung ke kolom komentar atau bisa juga whatsaap aku. Semoga liburan kalian menyenangkan. Salam Go-Blog






Readmore → Aviary Pagoda Yuen Long - Traveling Gratis di Hongkong Part 2

Featured Post

SEMUA TENTANG MAS KER