Tampilkan postingan dengan label ceritaku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ceritaku. Tampilkan semua postingan

Kamis, 06 Februari 2020

Masker Dan Volume

Beberapa jam lalu, ada CS yang bilang, "mahal juga ya ternyata kalau kena volume. Padahal beli maskernya saja sudah mahal. Rp. 220.000."

Berhubung si CS ini mau ambil di JP Bai Yuen Long jadilah aku bantuin hitung kalkulasinya. Sesuai volume dan kemungkinan yang harus dibayar. Eh nggak sampai di situ, ku hitung pula harga per box jika dia merasa sangat rugi atas hal itu. Yah, takut Lopannya marah karena terlalu mahal diongkir. Walau jatuhnya sih ya nggak mahal menurutku, untuk 1 box masker dalam keadaan seperti ini. $158 per box. kurang lebih.

Mungkin teman-teman pikir mahal banget itu. Iya, soalnya dia beli masker sudah mahal segitu. Coba jika dia beli masker yang harganya di bawah 100.000. jatuhnya harga mungkin juga bisa di bawah itu.

Lalu, aku sarankan padanya, jika merasa rugi, jual lagi dengan harga yang dibeli. Pasti cepat laku. Aku yakin, nggak ada ruginya jika memang data yang disampaikan benar.

Maklum, di sini Masker juga sudah jadi barang yang berharga. Ibarat kata, nggak punya lamborgini juga tak mengapa, asalkan punya masker yang melindungi diri dari serangan virus yang bisa bikin badan kita nyeri.

Setelah aku jelaskan seperti itu, si CS pun akhirnya setuju dan menawariku Masker. Mau dimintakan ke Lopannya kalau mau. Lagi-lagi memang harus menolak rejeki. BUkan karena nggak mau, rasanya mereka lebih membutuhkannya daripada aku yang jarang keluar ini.

Nah, bagi teman-teman yang masih bilang mahal ke penjual, ini aku nggak belain siapa-siapa. Ya mungkin memang ada segelintir oknum yang nakal, hingga jual masker ugal-ugalan. Mungkin mereka lagi nggak sadar, atau buta mata hati hingga kurang rasa peduli. Tapi yakinlah, orang seperti ini, kelak akan menyulitkan dirinya sendiri.

Keterangan foto tidak tersedia.
Welcare

Aku yakin, masih banyak penjual yang punya empati, seperti teman-teman facebookku. Semoga lelah kalian jadi berkah buat ke depan. 🥰🙏 Berharap badai cepat berlalu. Bosen juga di rumah ini aku.

Masker ini punya simbok. Di rumah, dia cuma stok 1 hap ini aja. Aku tanya, "kenapa nggak beli banyak."

"Hidup nggak boleh serakah," katanya kayak gitu.

So, bagi yang sering kerja di luar, semoga tetap terlindungi.
Readmore → Masker Dan Volume

Senin, 27 Januari 2020

Dilarang Menyapu Saat Imlek

Hai teman-teman seperantauan. Kalian pernah dikasih tahu majikan belum kalau pas hari pertama Imlek tidak boleh nyapu atau bersih-bersih rumah? Apa sih alasannya? Penasaran?

Zzzzzttt, aku punya jawabanya. Setiap majikan di Hongkong, tentu berbeda baik agama maupun karakternya. Ada yang percaya hal mistis pun ada yang menanggapinya biasa aja.

Tahun pertama aku bekerja di Hongkong dan merasakan Imlek di negerinya Jacky Chan ini, nampak biasa sekali. Nggak ada yang special. Mungkin ini karena majikanku yang dulu adalah pemeluk Agama Kristen. Jadi nggak mengenal budaya semacam itu. Lebaran pun terasa seperti hari-hari biasa. Yang jelas, waktu itu, aku dapat libur 3 hari berturut-turut tanpa harus kerja dan bersusah payah membuat jajanan untuk menyambut para tamu. Ya, selain majikan dulu nggak terlalu banyak punya saudara, aku tak diijinkan berada di rumah waktu hari raya imlek itu. Jadi soal dapat angpao, yah cuma ala kadarnya aja. Tapi tetep bersyukur. Dapat rejeki tambahan.

Di hari pertama, aku juga masih tetap nyapu lantai, ngepel dan bersih-bersih rumah seperti biasa. Saat itu, aku pernah tanya ke momonganku soal, “perlu tidak menyapu lantai dan membersihkan yang lainnya?” dan beliau menjawab, “perlulah, kita tak mengenal istilah semacam mereka.”

Setidaknya, itu yang dikatakan momonganku dulu. Yaps, bagi mereka tidak penting memercayai hal-hal mitos semacam itu. Mungkin juga karena Majikanku yang dulu suka dengan kebersihan. Ini sudah seperti yang kita lakukan di agama Islam dalam menyambut lebaran tiba. Sebisa mungkin, rumah harus rapi dan bersih. 


Lalu, apa yang dilakukan oleh masyarakan Tionghoa yang masih mengenal hal ini? Mitos apa sih yang dimaksud?

Disinyalir, menyapu saat hari imlek tiba sama halnya seperti kita membuang rejeki dan keberuntungan. Makanya, di majikanku yang kedua ini, aku menerapkan hal itu. Bukan karena memercayai mitos itu tapi lebih ke menuruti kemauan majikan saja. Lumayan kan, nggak perlu capek-capek bersih-bersih. Kita tinggal duduk manis dan menunggu angpao tiba. Hahahaha. Tapi jangan tanya saat hari sebelum Imlek tiba. Euhhh, kerjaan udah macam roda diputar dengan kecepatan cahaya. Capek banget.

Kalian begitu juga kan? Kalau ada yang ringan (nggak kerja dan duduk santai) ngapain milih yang susah.

Oh ya nggak hanya soal menyapu saja. Kita juga diharuskan menyimpan sampah di hari pertama imlek dan membuangnya di hari berikutnya. Mitosnya sama aja sih katanya bisa membuang keberuntungan dan rejeki. Ya, hal ini bagi sebagian mereka adalah kepercayaan. Jadi kita sebagai orang yang memang berseberangan dalam pemikiran tidak boleh menjudge orang secara sepihak. So, mari saling menghormati.

Sekarang, setelah pindah rumah baru dan mengikuti anaknya Yeye (Kakek) yang dulu ku rawat, semuanya juga berubah. Mungkin karena anaknya masih muda dan nggak terlalu respect soal hal semacam itu, jadi ya seperti balik ke jaman di mana aku tinggal di rumah majikan pertamaku.

Sekali lagi, terlepas dari apapun itu, mari saling bertenggangrasa dan menikmati perbedaan ini dengan riang dan gembira. Ya, termasuk kegembiraan dapetin angpao saat lebaran tiba.

GONG XIE GONG XIE TAIKA BANGYAU



Readmore → Dilarang Menyapu Saat Imlek

Featured Post

SEMUA TENTANG MAS KER