Jumat, 22 Februari 2019

Tanah Warisan

Tanah Warisan

Saat itu, di akhir masa kontrak, aku memutuskan untuk menikah dengannya. Pesta sederhana dan apa adanya pun aku gelar. Ya, aku tahu kondisi ekonominya memang kurang bagus. Bahkan, mahar pun, aku yang membelinya sendiri.

Setelah pernikahan itu, aku kembali hijrah ke Hongkong. Niat hati, ingin mengubah nasib. Perlahan namun pasti, kondisi keluarga kami pun berubah. Aku mulai bisa membangun rumah mertua yang sememangnya kondisinya tidak layak huni.

Pada tahun pertama pernikahanku, ibu mertua jatuh sakit. Dan beberapa bulan kemudian, beliau menghadap-Nya. Aku, sebagai anak mantu yang sememangnya menghuni rumah itu, tak sampai hati jika tak ikut membiayai perawatan beliau. Mulai dari rumah sakit hingga acara pemakamannya. Gajiku bulananku seperti air mengalir. Tak pernah rasanya berhenti di muara.

Dua tahun berselang, setelah kepergian mertuaku, suamiku pun menyusul. Aku seolah tak percaya. "Cobaan apa lagi ini?"

Aku tak bisa melihatnya walau untuk yang terakhir kalinya. Karena, jasadnya telah dikebumikan dua hari sebelum kepulanganku. Sakit. Dada ini sesak rasanya. Airmataku tertahan saat menginjakan kaki ini di halaman rumah yang kala itu masih ada beberapa kerabat yang melayat.

Hari di mana aku pulang, seperti dimanfaatkan para kerabat untuk mengambil sesuatu yang sememangnya bukan hak mereka. Tapi, apalah dayaku. Di rumah ini, aku hanya numpang semata. Aku seperti tak punya hak atas apa yang telah kumiliki di rumah ini. Bahkan, entah berapa amplop yang harus kukeluarkan untuk para kerabat (pelayat) yang kutemui. Memang, aku tak terlalu mengambil pusing soal itu. Tapi tidakkah mereka sadar, bahwa aku sedang berkabung?

Seminggu di rumah, aku mendapati bahwa motor yang dulu pernah kubeli, ternyata telah diambil dan digadaikan oleh saudara jauh suamiku. Tak ku mengerti, apa sebab musabab motor itu diambilnya. Tak hanya itu, Almarhum juga sempat menjual tanah pekarang untuk ikut bisnis. Aku pun tak tahu pasti bisnis apa itu. Maklum, aku hanya bisa kerja, kerja dan kerja. Tak tahu, istilah yang aneh-aneh jaman itu. Handphone pun tak secanggih di era sekarang yang informasinya bisa langsung up to date. Kata saudara yang lain, suamiku tertipu bisnis MLM itu. Dan sememangnya, uang hasil penjualan tanah itu telah dimasukan dalam bisnis tersebut.

"Sudah jatuh, tertimpa tangga."

Begitulah yang kurasakan saat itu. Rasanya penderitaan tak ada habisnya. Beberapa bulan lalu (tiga tahun setelah kepergian suamiku) rumah yang dulu sempat kubangun dengan jirih payahku, ternyata dijual oleh saudara almarhum suamiku. Hasil penjualannya pun nggak main-main. Tapi sayang, aku yang saat itu ikut membangun rumah itu, seperti tak dianggap oleh mereka. Sama sekali, mereka tak memberitahuku saat transaksi itu terjadi. Info terjualnya rumah itu, kudapat dari seorang tetangga. Kaget. Serasa tak percaya akan kejadian yang bertubi-tubi menimpaku.

Dulu, saat aku masih mampu memberikan lebih pada mereka (saudara yang menjual tanah warisan itu) mereka begitu baik padaku. Namun, ketika sadar bahwa aku hanya dimanfaatkan, mereka membuangku seperti sampah. Bahkan, dari hasil penjualan tanah itu, aku hanya diberi uang (dua bulan gaji di Hongkong) yang itu pun diberikannya dengan rasa tak ikhlas.

Foto dari forum properti 


Pernah kudengar dari beberapa orang, "sungguh pun ketika kamu menempati rumah warisan dan kamu tak punya anak, maka ketika pasanganmu meninggal dunia. Kamu tak punya hak atas apa yang dipunya pasanganmu."

"Aku memang tak berhak memiliki apa yang telah kubangun. Tapi tak adakah rasa yang tertinggal di hati mereka untukku?"

Sungguh, aku menyesal. Tapi apa boleh buat. Nasi telah menjadi bubur. Enak nggak enak. Suka nggak suka harus tetap kutelan. Semoga cerita ini, bisa menjadi pembelajaran buat kawan-kawanku semuannya sebelum melangkah. Boleh jadi mereka baik sekarang. Namun tidak menuntuk kemungkinan, ketika kita mulai sadar akan ada hal yang lain, yang mungkin akan berbalik arah kepada kita.

Tin Shui Wai, 22-2-2019
Seperti yang diceritakan oleh A pada penulis.
Readmore → Tanah Warisan

Sabtu, 09 Februari 2019

Iklan Adsense Kembali Tayang Setelah Beberapa Bulan Ngeblank Karena Tak Dapat Pin Dari Google Adsense

Alhamdullilah, iklan adsense mulai tayang lagi setelah beberapa bulan terakhir ini berhenti tayang. Penyebab utama berhenti tayang ya gegara nggak bisa verifikasi kode pin adsense. Sempet galau dan nyerah awalnya. Dan terpaksa membiarkan blog kosong tanpa update status. Efeknya ya jelas, pendapatan tak ada sama sekali. Sempat muncul (saldo) pendapatan saat iklan tak tayang. Tapi, saldonya tak bisa masuk pas akhir bulan. Entah kenapa bisa begitu?

Galau gegara iklan tak tampil, pastinya dialami setiap orang. Sempat ngerubah theme blog dan hapus beberapa kode iklan sesuai petunjuk di blog dan saran kawan-kawan di grup google adsense. Tapi, nyatanya tetap saja. Iklan tetap kosong, blank putih dan tak ada penayangan sama sekali. Namun, betapa kagetnya pagi ini (saat aku nulis cerita ini dan)  ngelihat blog udah ada iklannya lagi. Semangat nulis pun bangkit. Ye ye ye ye….



Awal cerita pas nggak bisa tayang itu gegara nunggu pin 3 bulan lamanya dan nggak datang hingga detik deadline pengisian. Waktu itupun aku juga mencoba meminta kode pin ulang sesuai format pengisian jika tidak mendapatkan kode pin lama. Namun, pin kedua pun tak kunjung datang sesuai yang diharapkan. Sampai si Emak aku suruh buat datang langsung ke kantor pos, namun nyatanya tetap saja. Kosong. Ini pin nyangkut di mana coba. Huft

Dan, akhirnya, google adsense minta kode verivikasi ktp dan bank. Alhamdullilah, setelah terkirim dan beberapa hari kemudian dapat email masuk dan kode unik yang dikirim lewat bank BNI (bank yang aku daftarin). Sekedar curhat, KTP yang aku pakai itu punya EMak. Soalnya nggak punya KTP Indonesia akunya. Wkwkwk …. Tapi untuk Banknya  pakai dataku. Dan, Alhamdullilah nggak ada masalah tentang hal itu. Nggak berselang lama, akhirnya di acc lewat verifikasi dengan 2 cara tersebut.

Tapi jangan senang dulu, itu nggak cukup buat jadiin iklan kalian bangkit dari kubur. Hahahaha. Proses dari pas minta KTP sama verifikasi bank itu membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulanan. Itu menurut pengalamanku pribadi lohnya.  Jadi, menurut apa yang telah aku rasakan dan alami, sebaiknya emang menunggu itu lebih baik daripada cancel akun. Pernah terbersit sih, buat cancel akun dan narik saldo adsense. Tapi, urung hal itu kulakukan. Dan lebih membiarkan adsensenya berjalan apa adanya walau blog tanpa iklan.

Orang Sabar Rejekinya Lebar.

Yaps. Di awal februari 2019, setelah menanti iklan adsense yang mendadak mati, semalem coba iseng buat buka blogku www.zhiangzieyie.com dan betapa terkejutnya aku, iklan adsense muncul kembali. Rasanya, sayang banget jika cerita ini nggak aku bagikan buat kalian semua. Sempet terharu karenanya. Sempet putus asa juga. Tapi emang jadi orang sabar itu rejekinya selalu lebar. 

Berikut hal hal yang aku lakuin dan mungkin percuma kalian lakukan di saat iklan tak tayang pas terlewat masa verifikasi pin.

1. Sesuai saran ganti theme (template blog). Dan, nyatanya setelah ganti tak membawa arti sama sekali. Hahaha. Aku tetap pakai template bawaan blog yang sudah ku modif seperti sekarang ini.

2. Bolak balik delete kode iklan. Kayak orang bingungkan. Hahaha. Lha gimana, nggak bisa soalnya. Kata para master suruh hapus kode iklan yang nggak penting. Dan setiap kali ganti template ya harus masukin lagi. Tapi hasilnya ZONKKKKKKKK. Balik lagi pake template gratisan blog xixixixixi.

3. Hapus widget yang nggak perlu. Ini saran dari kesekian orang yang menurutku, mungkin efektif. Widgetku sekarang Cuma sedikit. Awalnya sih ya bejibun. Haahaha lha wong ada widget foto dari blog sebelah yang harus ditayangkan di blog kita. (mungkin ini saran yang baik buat kalian, untuk mengurangi widget di blog) ya biar nggak lola kali ya. Alias loading lama.

4. Masang iklan cukup 3 aja. Ya, mungkin biar nggak keliat rame kali ya. Blogku ini, yang kupasang kalau nggak salah Cuma 2. Tapi kok yang muncul jadi dimana-mana. Wkwkwkkw tapi ya udah nggak aku jadiin masalah. Yang penting iklan tampil dan rejeki mengalir. Aminnnnnnnnnnnnn……


Dan pada tanggal 30 Januari 2019, dua pin yang nyangkut di alama goib itupun akhirnya datang. Pin ini nggak ada gunanya juga. Lha wong sudah terupdate pake ktp sama atm je. Eh, tapi perlu disyukuri juga sih. Tak berselang lama, setelah dapat pin google ini, iklanku jadi tayang lagi.

Nah, itu tadi sekelumit cerita, iklan ngeblank pasca tak dapat kode verifikasi pin adsense. Ya, siapa tahu, kalian yang sedang butuh info ini, bisa sabar menghadapi cobaan. Hahahaha….

Jangan lupa buat follow blog ini biar kalian bisa update info terbaru soal curcolku yang gaje ini. Maklum, lagi masa pertumbuhan. Haaaaaaaaaaaaa. Oke sekian dulu. Mau mandi dan dandan syantik tyussssss lanjut kerja. Biar besuk bisa keliling dunia.

Salam pemburu dolar…….

Readmore → Iklan Adsense Kembali Tayang Setelah Beberapa Bulan Ngeblank Karena Tak Dapat Pin Dari Google Adsense

Featured Post

SEMUA TENTANG MAS KER