Minggu, 19 April 2015

Aku, Kamu Dan Mo Limo

"Bagaimana bisa kamu menemukanku?" tanyamu beberapa waktu lalu. Sebelumnya, aku sudah menduga bahwa kamu akan bertanya itu padaku. Kenapa aku bisa tahu? Jawabnya cukup simpel sebenarnya. Itu semua karena Tuhan. Karena atas kemauan-Nya pula mempertemukan kita kembali. Walaupun tidak seperti apa yang kita harap sebelumnya. 

Kamu banyak berubah. Tentu, setiap manusia pasti berubah pada masanya. Aku masih ingat perkataanmu terakhir kali lewat sambungan telpon waktu itu. Kamu bilang, "sebaiknya kita berpisah. Guruku tidak mengijinkanku berpacaran untuk sementara. Aku harus mentaati perintahnya untuk menjalankan Mo Limo.

Dulu aku tidak begitu paham apa itu Mo Limo. Yang jelas dengan dua kata ini kita berpisah. Aku sempat membencimu untuk waktu yang lumayan lama. Mengingat perlakuanmu, membuatku sakit dan terpuruk. Tapi ternyata aku sadar satu hal, kita memang belum ditakdirkan untuk bersama. Dari situ bangkit. Memulai kehidupanku seperti biasanya. Aku mulai terbiasa tanpamu. Menganggapmu tak pernah ada dalam kehidupanku.

Hari ini, sungguh aku tak menyangka Tuhan mempertemukan kita kembali. Dalam kondisi yang berbeda tentunya. Kamu banyak berubah. Terlalu banyak mungkin. Kata-katamu pun tidak seperti dulu. Mungkin inilah metamorfosa dari kata Mo Limo(Moh Madat, Moh Madon, Moh Mabuk, Moh Maling Dan Moh Main)-mu itu. Yang katanya tak boleh dilanggar. Aku masih ingat betul, bagaimana keukeuhnya kamu saat bilang, Moh Madon. Baik sih. Aku acungi jempol atas pilihanmu itu. Tapi, apa kamu tidak pernah memikirkan perasaanku? Sakit, itu pasti. Dan, kamu tidak akan pernah bisa menambal lubang di hati ini dengan kata maaf. Itu terlalu klise untuk sebuah kehidupan, Dear.

Oh ya... Bagaimana dengan Moh Mabuk? aku lihat, kamu suka minum-minum. Apa ajaran Mo limo-mu itu sudah bisa dikesampingkan? Jika ia, aku bersyukur pada Tuhan, tentang takdirnya yang tidak menjodohkan kita. Lihat...! betapa baiknya Tuhan padaku. Memperlihatkan kamu yang sekarang, dengan apa yang seharusnya tidak kamu kerjakan. Pesan dari gurumu itu ternyata sudah luntur ya, Dear. Padahal aku sempat kagum atas pilihanmu itu.

Dan pada kenyataanya, beginilah hidup. Kita memang tidak pernah diijinkan untuk tahu, bagaimana kehidupan kita di hari esok. Menjadi baik atau menjadi lebih buruk. Itu semua tergantung pada diri kita. 

Thanks, Dear... 

Karena kamu, aku bisa menuliskan kisah pertemuan kita kembali. 
Karena kamu, aku jadi tahu, apa itu Mo LImo.
Dan Karena kamu, aku lebih bisa mengerti artinya pergi dan pertemuan yang pastinya akan tercipta kembali. 

Tentang kisah kita yang terhubung dan terpisah oleh kata Mo Limo.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

SEMUA TENTANG MAS KER