Selasa, 21 Juli 2015

Simple Desain From Me with Corel Draw x4 dan Photoshop CS6

Hari ini, iseng-iseng buat kartu nama dan logo untuk diriku sendiri. Masih niru desain orang lain sih. Tapi pure, hasil tangan sendiri.Ternyata belajar desain itu mudah. Nggak sesulit yang aku bayangkan waktu aku masih sekolah dulu. Terlalu banyak teori ini dan itu. Ah, bikin pusing pokoknya. Yang jelas, saat ini aku begitu menikmati apa yang aku jalani saat ini. Dengan menggambar, bermain dan mendesain sesuatu sambil belajar mendalaminya lagi.

Dulu aku sempat bingung mengoperasikan Corel Draw. Yah, selain sudah tidak suka dengan pelajarannya, tentu dengan gurunya pun demikian. Sudah dijelasin sampai gurunya berbusa pun tetap akunya tidak paham. Dan hingga sekaranglah aku mulai menyukai Corel Draw lagi. Lucu, hanya beberapa kali membaca panduan yang ada di Internet, aku dengan mudah bisa menghapal tata letak (tool)  yang harus aku pergunakan. Nggak terlalu sulit sih,

Kenapa ya, dulu saat pelajaran ini rasanya ilmunya tidak ada satu pun yang masuk di orakku. Duh, tahu gitu pas teori aku pasti dapat nilai bagus. Memang sih pas, Prakter Kerja Industri nilaiku lumayan dari teman-teman yang lainnya, tapi ya tetap saja, teorinya yang rada sulit aku kerjakan. Apa mungkin karena aku kurang membaca ya dulu?

Ah, yang penting aku lulus sekolah dan walau pada akhirnya aku harus mbabu keluar negeri. Dan masa-masa yang kuinginkan terenggut begitu saja. Beasiswa, kampus, semuanya hanya angan yang lewat sepintas dari jarak pandang mata ini.

Tapi nggak mengapa, aku tetap bersyukur. Karena sampai detik ini masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk terus belajar mendalami Desain grafis. Siapa tahu, kelak ada perusahaan atau bisa membuka usaha percetakan sendiri di rumah. Amin.... Berdoa di sini tak mengapalah... siapa tahu malaikat mencatatanya dan Tuhan mengabulkan apa yang aku pinta.

Ini hasil karya hari ini. Walau nggak sebagus aslinya sih
Kartu Nama

Simpel Logo

Corel Draw X4 dan Photoshop CS6
Readmore → Simple Desain From Me with Corel Draw x4 dan Photoshop CS6

Jumat, 05 Juni 2015

Indonesia Memang Hebat (Heboh Beras Plastik)


Indonesia itu memang hebat. Apa saja bisa ditemukan di negeriku. Dari tikus-tikus berdasi- ini tikus pemakan uang rakhyat- hingga duo srigala yang eksis memamerkan anunya di tipi-tipi. Wes segalam macam binatang semua tumpah ruah di bumi pertiwi. Nggak ada yang bisa dijadikan pilihan sebenarnya.

Beberapa bulan lalu, sempat geger tentang adanya beras plastik di negeriku. Negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi. Negeri yang katanya lumbungnya padi. Eh nyatanya kok ya masih ada yang merecoki dengan berita katanya ada beras plastik ini. Duh....

Fenomena beras plastik ini memang santer terdengar hingga satu bulanan. Membuat masyarakat resah dengan adanya berita ini. Mamakku yang kala itu kutelpon pun juga ikutan resah, " Kok wong dukur ki ra wedi karma?" katanya setelah memberitahuku akan keresahanya. 

Ah, apakah karma berlaku bagi mereka yang di atas sana? rasanya kok nggak ya.

Nah, ngomong-ngomong masalah beras plastik, rasanya gambar ini bisa mewakili keresahan kita selama ini. Dari dulu, kita juga memakannya bukan. Jangankan beras plastik, ikan gabus, ubi kayu, gula pasir, kacang tanah dan bakso kerikil saja pernah kok kita makan. kalau yang belum sih monggo dicoba. nggak beracun layaknya keong racun yang sering nongol di tipi-tipi itu loh.

Jadi keinget pembantu pertama di rumah ini. Dia paling anti minum air rebusan dari kran. Air minumnya beli sendiri dan dipisah (tidak untuk Mama dan kakek).  squint emoticon Katanya, jijik minum campur mereka squint emoticon tujuh bulan, mbak e diinterminit squint emoticon Dan, Alhamdullilah simbok mengambilku yang sekarang ini mau kontrak ke-3.

pacman emoticon Wes to pokoknya, sebelum makan berdoa dulu. Moga-moga diberi kesehatan dan nggak keracunan kiki emoticon

Rencana Allah itu memang sebaik-baiknya rencana (aku lupa pepatah e bilang gimana)


so buat kalian yang masih ragu, apakah beras itu plastik atau bukan, coba deh berasmu itu dilempar ke jalan. Bila yang memakannya itu ayam, nah udah bisa dipastikan beras itu asli. Tapi jika yang mengambilnya pemulung, udah bisa dipastikan itu beras plastik xixixixix soalnya plastik mahal brow

dan banyak dicari tuh sama pemulung, yah daripada disebar. Mending dikasih pemulung untuk tambahan modal hidup .








Readmore → Indonesia Memang Hebat (Heboh Beras Plastik)

Rabu, 27 Mei 2015

Aku (Soe Hok GIe), Puisi Dan Orang-Orang Yang Berbaik Hati

Gie



Minggu kemarin, tepatnya tanggal 10 Mei 2015 adalah hari yang kesekian aku berdiri di atas panggung kreasi. Bukan untuk mengambil hadiah sih, hanya untuk membaca sebuah puisi yang kubuat sendiri. Nervous, deg degan dan segala macam penyakit demam panggung itu merasuk begitu saja dalam diri ini. Peluh senantiasa bercucuran, tatkala menunggu waktu yang tak kunjung datang. Menunggu adalah sebuah pekerjaan yang memang menyebalkan. Awalnya aku pikir, semua akan selesai setelah jam 11.00 am dan aku bisa pulang tepat waktu. Ternyata tidak, gegera ada gangguan teknis di sana, terpaksa waktu diulur hingga hampir jam 1:00 pm lebih. Jujur, hari itu aku memang tidak diperkenankan untuk libur, soalnya sudah janji sama majikan untuk makan bersama di rumahnya. Tapi alhamdullilahnya dari waktu yang terlambat itu, Tuhan memberiku sebuah kesempatan dan bantuan.

Tuhan memberiku kesempatan untuk bertemu orang-orang hebat pada hari itu. Seperti Mbak Ryan Aryanti (ketua Aliansi Migran Progresif). Bunda Mega Vristian (salah satu juri lomba puisi) yang sempat aku ajak salaman untuk mengurangi sedikit nervousku. Mbak Ilalang Viktory yang dengan baiknya mau meminjami baju plus memake over wajahku. Mbak Luluk Andriyani yang dengan baik mengajariku cara membaca puisi itu bagaimana. Pak Din seorang guru biola yang ada di Hongkong dan masih banyak yang lainnya yang mungkin tidak bisa aku sebutkan. Mereka semua dengan baik hati mau memberiku semangat dan membantuku dalam pentas siang itu.

Dengan pelukan hangatnya, mbak Ilalang memberiku masukan bagaimana cara membaca puisi saat pentas nantinya. Dia juga memberiku pilihan untuk membawakan puisi bersama instrument biolanya mbak Luluk Andayani atau membawakannya sendiri. Jika kupikir, mana ada orang yang mau membantu seperti itu, dadakan pula. Ah, ternyata pikiranku meleset. Walau aku dan mbak Luluk belum kenal begitu dekat dan hanya sebatas Facebook, ternyata beliau mampu akrab denganku saat pentas kemarin. Alhamdullilah, cukup bersyukur atas semuanya yang Tuhan berikan padaku hari itu.

Harusnya kemarin juga aku bersama Gie, - walaupun hanya kaosnya saja yang mampu bersamaku- ia adalah salah satu orang yang paling membuatku semangat dalam acara kemarin. Namun sayang, aku tak bisa bersamanya dan harus melepaskannya saat detik-detik pementasan. Aku harus rela tak bersama Gie karena harus berganti kostum. Memakai baju pinjaman dari mbak Ilalang. Duh tak kusangka bakal seribet itu. :D 

Bagaimana rasanya tampil di panggung?

Yang jelas nervous banget. Perform pertama yang buruk, menurutku. Aku pikir, membaca puisi ya hanya sekedar membaca saja. Melagukan yang perlu. Dan yah tentunya dengan ekspresi yang mungkin membuat orang merasa tambah terkesimak dengan kita. Ternyata dalam membaca puisi juga membutuhkan penampilan yang memadai. Aku yang sejatinya tidak suka pakai make up, harus bersentuhan dengan peralatan itu. Membuat wajah kalemku menebal. Aku seperti orang aneh pokoknya kalau pakai make up. Hahaha mungkin tidak terbiasa saja. Saat habis pentas dan mengaca rasanya ada yang beda. Ini seperti bukan wajahku. Seperti habis bedah plastik tapi gagal. 

Setelah menunggu waktu yang sejatinya lama, akhirnya apa yang menjadi kewajibanku tiba. Aku masih ingat betul saat mata ini hanya terfokus pada dinding-dinding dan langit-langit yang memang mampu mengurangi sedikit rasa nervous yang kian menyeruak dalam jiwaku. Ah, maklum baru pertama kali. Ya, gitu. Apalagi pas di tengah pembacaan puisi, ponselku mendadak mati. Puh, betapa kelabakannya aku. Secara aku nggak ingat pasti apa kelanjutan puisi yang aku baca, bih rasanya aku pengen minta maaf detik itu juga kepada para penonton. Tapi, aku nggak kekurangan ide, dua bait puisinya aku ulang dan aku tambahi kata-kataku sendiri. Bagi yang sudah merekam pasti tahu, dua bait puisiku ada yang tak ulang kemarin. Lupa kata-katanya, soalnya hanya sekejap melintas di pikiran. Haduh, jan pengalaman yang bisa kuceritakan pada anak dan cucuku nanti.

Sebenarnya. hari itu bukanlah soal piala yang ingin kudapatkan. Aku berharap Tuhan memberiku kesempatan untuk lebih berani dan percaya diri di depan orang banyak. Dan Alhamdullilah kesempatan itu datan menghampiriku.  Sungguh, kesempatan itu hanya datang sekali dan jangan pernah kita menyia-nyiakannya. Seperti halnya waktu yang hanya melintas sekali dalam hidupmu.



-----Piala memang bisa dibeli dan bisa ditulisi sendiri. Piala memang tidak bisa dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup kita nanti. Tapi dengan piala, kita mampu menceritakan dan memperlihatkan kepada orang-orang yang menganggap rendah profesi seorang BMI (Buruh Migran Indonesia) bahwa ini loh kami. BMI yang tak hanya sekedar jadi pembantu rumah tangga di luar negeri. ------

Salam Malam Untuk Kita Yang Jauh Dari Bumi Pertiwi.
                                                                                               *** 
Darah Juang-By Me

Tahun demi tahun silih berganti
Darah juang Raden Kartini
Masih jua bergelora dalam sanubari
Masa-masa Penjajahan itu telah sirna
Berganti cahaya merdeka
Ke seluruh pelosok Nusantara
Namun tidak untuk kaum Hawa

Lihatlah...!
Masih banyak diskriminasi
Mereka dieksploitasi
Dan menjadi perahan tikus-tikus berdasi

Lihatlah...!
Walau segalanya telah berubah
Hak wanita tetap saja dijajah

Apa kau tahu, Bu...

Semangatmu senantiasa mengalir 
Di atas perjuangan kami yang terus bergulir
Tak perduli rasanya sakit
Kami mencoba untuk terus bangkit

Dari sebuah kekangan
Dari sebuah larangan
Dari sebuah keterbelakangan
Dan dari sebuah aturan

Lihatlah, Bu...

Kami terus bangkit..
Mengejar sebentuk harap dan cita
Demi kesejahteraan bangsa

Kami terus bangkit
Di atas kebiadaban penguasa 
Yang merenggut kebebasan kaum Hawa

Di mana hak asasi yang mereka serukan
Di mana kesejahteraan yang mereka elukan

Bu....
Mimpimu.... 
Mimpi kami....
Kobarkan Emansipasi

Bu...
Semangatmu yang tak lekang oleh waktu
Akan terus berkobar
Di dalam setiap nadi
Darah juang ini



Readmore → Aku (Soe Hok GIe), Puisi Dan Orang-Orang Yang Berbaik Hati

Kamis, 21 Mei 2015

20 Mei 2015 (Reformasi Sekarang Dan Dahulu)

Sempat tersiar kabar bahwasanya kemarin akan terjadi pergolakan besar-besaran di tanah air kita, Indonesia. Bahkan, isuyang telah heboh di berbagai media sosial sebulan sebelumnya. Yang justeru membuat beberapa kawan Facebookku bersitegang. Aku memang tidak pernah ambil peduli dengan suasana politik di tanah air. Karena bagiku, hidup ini berjalan. Biarlah aku dengan sisiku yang lain menonton dan melakoni apa yang sebaiknya dilakoni.

Seperti halnya kawan-kawanku yang tengahheboh dengan aksi-aksinya di dunia maya. Aku juga ikut heboh dengan majikanku di sini. Pasalnya, hampir seminggu ini aku bekerja di sana dan melihat banyak makanan kadaluarsa yang belum sempat termakan harus dibuang begitu saja. Jian sai-saijin majikanku ini.

Aku pun sempat mendemonya, memberikan foto-foto makanan kadaluarsa yang masih juga tersimpan di almari es dan tempat penyimpan makanan di rumahnya.  Bayangkan saja, banyak coklat, roti dan susu yang terpaksa harus kubuang dengan cuma-Cuma. Padahalkan bisa kumakan. Mubazirlah kalau harus dibuang. Kalau diberikan padaku kan itung-itung memberi asupan gizi buatku yang memang membutuhkan makanan untuk sebuah pendewasaan. Huft...


Berbicara tentang 20 Mei yang katanya akan ada demo besar-besaran di Indonesia untuk memulangkan Pak Presiden ke tanah Solo,ternyata hal itu tidak terjadi kemarin. Padahal, gembar-gembornya di media sosial kayaknya Wah gitu. Eh, ternyata Cuma gedabrus. Nggak masalah sih kalau memang kenyataanya seperti itu. Toh dengan seperti itu Indonesia aman dari kerusuhan. Malah katanya sebagian dari mahasiswa itu justeru mendapat beasiswa dari pak Presiden. Yah, bersyukur daripada kena sekap pas seperti jaman dahulu kala.



Aih, lucunya negeriku. Selalu saja heboh dengan kejadian yang belum jelas adanya. Ya, kebanyakan mereka itu memang suka heboh sendiri sih. Jadi wajar saja bila hal kecil menjadi sesuatu yang dengan secepat kilat meluap.

Menurut orang Jawa --- Obah Ae Salah---Obah ae Owah--- Opo meneh yen nggak obah--- Nah, begitulah peran pemerintahan sekarang ini.

Peristiwa 20 Mei kemarin, sebenarnya juga hari bersejarah buatku. Bersejarah karena aku telah berhasil mendemo Simbok untuk memberikan sebagian makanannya. Itung-itung daripada dimakan tikus. Ya mending dimakan orang toh. Lagian belinya juga pakai duit. Masak dibuang begitu saja. Sayang kan?

Rumah simbok itu memang seperti supermarket. Banyak makanan dan minuman yang memang tersedia gratis di sana. Namun,aku tak berani menjarahnya. Walaupun sudah diberikan ijin penuh untuk makan tapi tetap sajalah aku harus jaga Image sebagai pembantu yang manis dan nggak kebanyakan makan. Secara, aku sudah terlalu gemuk dan banyak menimbun beberapa lemak di badan.



Aih, sungguh dulu badanku nggak segemuk dan setembem ini. Memang sih setiap manusia pasti dan akan berubah seiring dengan perkembangan jamannya, termasuk aku dan 20 Mei yang setiap tahunnya akan berubah menurut perkembangannya.

Pesan dari om Bule di acara Masih Dunia Lain, Santai aja, Brow.  Jangan emosional. Hidup itu harus damai. Buat apa berisik-berisik.  Buat apa ribut-ribut. Damai itu indah.”

Nah makanya aku tak suka lagi ribut dengan orang-orang yang mencari keributan denganku. Lebih baik diam dan melakukan hal lain. Ya seperti menceritakan hal-hal seperti ini. Walaupun dianggap nggak penting.Toh suatu saat, ketika aku telah menua, tulisan ini akan tetap bisa dibaca dan pastinya akan abadi sepanjang masa.

Keep Calm And Write On
<photo id="1" />
Readmore → 20 Mei 2015 (Reformasi Sekarang Dan Dahulu)

Senin, 18 Mei 2015

Testimoti TEntang Jengkol

Jengkol Oh Jengkol
Sudah lama kiranya aku menginginkanmu
Mencicipi aroma tubuhmu yang katanya membuat orang pingsan seketika

Ah, Jeng-kol 


Akhirnya semua terbayar sudah. Kemarin, untuk pertama kalinya aku bisa makan jengkol. Berkurang sudah rasa penasaranku akan makanan yang satul ini. Alhamdullilah, setelah  enam belas tahun lamanya (banyangkan enam belas tahun, Rek) mimpi untuk makan jengkol ini bisa kupenuhi. Eh ini bukan mimpi kala tidur loh tapi ini sebuah mimpi yang memang membuatku susah bobok. Macam mimpi ditemui sama mantan dan dianya bawa pendampingnya yang sekarang. Heuh...

 Terkadang pula, aku harus memendam semua pikiran yang terus saja menghantuiku ini. Pikiran kapan bisa makan jengkol dan tentunya selalu punya pikiran kapan bisa bertemu dengan masakan yang satu ini. Jengkol yang menurutku langka ini sangat banyak manfaatnya juga loh. Selain bisa menyembuhkan penyankit kangker, jengkol juga bisa membuat tidur kita semakin nyenyak. Pules dan tentunya seperti obat tidur yang memang mujarab bagi mereka yang sakit. Tapi ya jangan sampai kebanyakan. Entar bisa overdosisiso mendem Jengkol kalau kebanyakan. Soalnya kemarin, setelah makan jengkol beberapa keping, mata ini seakan seperti terkena castol. Lengket bagai kena pelet. Biuh... jian rasa kantuk itu merajalela hingga keesokan harinya. Ndak percoyo nyoba o. Bagi yang belum makan usahakan mencoba sedikit dulu. 

Hari ini, jengkol yang kubeli dari tempatnya mbak Yuni Sze tinggal semangkuk kecil. Cuma tersisa beberapa keping saja. Lusa baru kumakan lagi. Maklum aku hanya beli dua Hap. Dan itupun untuk eksperimen saja. Soalnya, aku ingin membuktikan apakah besuk aku akan ngantuk seperti hari ini (tanpa makan jengkol) atau tidak. Eh, sebenarnya alasan ngantuk itu memang bukan karena jengkol sih. Itu karena aku yang memang doyan banget bobok. Tapi memang, gegara jengkol ini mataku sulit terbuka lama. Hawane pengen meluk Doraemon. Cuma malam ini saja, aku beli nai cha biar bisa nulis beberapa kata untuk blogku

Oh ya, jengkol yang kata beberapa sohibku bau itu, ternyata aromanya sama sekali tidak tercium kemarin itu. Aneh, kupikir akan sebegitu menyengatnya hingga membuat yang berdekatan dengan si pemakan atau pembuat  jengkol ini akan menjauh. Ya, hanya tercium aroma bubumnya saja, yang memang langsung membuat bibir ini terkunci dan berfikir seribu kali untuk mencobanya.

Makan, nggak? Makan, nggak? Makan, nggak?

Begitu kata hati saya. Lha soalnya melihat biji cabe yang bergentayangan menyelimuti badannys jengkol itu membuat perutku berteriak-teriak. Antara makan atau tidak. Secara aku nggak sebegitunya doyan pedes. Lha ini lomboknya mungkin sekilo dimasukin semuanya. Aih, pedesnya bikin bibir ini memerah. Semerah darah. Wes nggak perlu gincuan pokoknya. Sudah merah alami. Extra Hot - Plus. Bikin hidung juga mbele. Di badan juga terasa sekali panasnya. Yeah, kalau belum makan jengkol, usahakan makannya sedikit saja. Soalnya ya memang bikin kliyengan. 

Kemarin itu, nggak tau jengkolnya dimasak apa. Soalnya kan aku nggak tau bab permasakan. Adanya tinggal makan doank. Jujur, baru pertama ini makan jengkol ya ternyata nggak ada rasanya kecuali bumbu yang melekat itu. Jengkol yang kupikir kenyal seperti daging cecek (daging sapi yang kenyal) itu ternyata meleset, jauh dari dugaanku. Yang kupikir pula seperti ikan TOng-Kol, ternyata juga bukan. Jengkol itu seperti kacang atau seperti pete. Gepeng dan sedikit lebar. Masih bau pete sebenarnya-Yang kumakan seperti itu kemarin, dilarang protes- karena kenyataannya ya seperti itu. Apalagi kakakku yang ikut mencobanya pun juga berucap hal yang sama.

"Kemungkinan besar karena sudah dimasukkan frezzer, Ndra. Jado baunya nggak sebegitu amat. Karena memang, amat nggak begitu bau. Amat juga biasa pakai minyak Nyong-Nyong untuk mengurangi tingkat kebauannyaL Ya, seperti bau jengkol ini, yang tentunya sudah ternetralisir oleh waktu yang tidak sebentar. Jengkol pan adanya di Indonesia, kalau di Hongkong sendiri aku tidak tahu dimana bisa mendapatkannya. Soalnya di pasar tidak ada yang jualan jengkol. Smellty

Semoga kelak, aku bisa makan jengkol lagi. Yang lebih fresh. Yang baru metik dan Yah, tentunya yang lebih bisa membuat badan ini terhindar dari penyakit yang satu itu. Berharap, mas Ayank nggak protes kalau aku makan jengkol. Enak sih  walau apa yang ada dibayanganku tidak sama dengan aslinya. Ya, begitu juga dengan Mas Ayank, yang tentunya sekarang masih dalam Ayank-ayank. Eh….

Oh, ya... Kalau mau makan jengkol (di Hongkong khususnya) bisa pesan atau beli langsung di tempatnya mbak Yuni Sze di The Point lantai dua. Depannya Hemat CSL atau di samping toko Smartone CauseWay Bay.  Ok, selamat mencoba dan semoga kalian suka.

Thanks untuk para pembaca setiaku. Oh ya, apa kalian suka juga dengan jengkol? Share pengalaman kalian makan jengkol donk. Sapa tahu bisa buat bahan ceritaku :D Berhubung jam sudah menunjukkan pukul 11:34 pm WHK, kuakhiri cukup di sini ceritanya. Semoga besuk bisa lebih semangat lagi untuk nulis. Tulisan yang sempat tertunda tentunya. 

Hope, You can stand by Me. My Ayank.


Foto Jengkol Yang Sudah Makan

Readmore → Testimoti TEntang Jengkol

Senin, 11 Mei 2015

Lima Dolar Dalam Cerita

Jadilah orang yang jujur

Sesuatu yang ada di tangan kita, jika memang belum rejekinya pasti akan terlepas jua. Seperti apa yang kualami sore tadi, aku harus rela melepaskan $5 yang sejatinya tak harus kukeluarkan untuk orang yang tak jujur padaku. Mungkin lirik di bawah ini cukup sama dengan kondisi yang kurasakan.

Jika memang anda sudah tidak mungkin tuk jujur padaku. Ya, terserahlah

Yawes, terserah. Mungkin ini jawaban yang paling mudah untuk dikatakan setiap orang yang memang sudah mengkal hatinya. Betapa tidak, tadi sepulang dari rumah Simbok, aku menyempatkan diri untuk mampir ke toko Indonesia (Aon) untuk membeli kopi titipan mbak tetangga sebelah rumah. Aku diberi uang mbak e $12 dan sisanya adalah uangku. Aku masih ingat betul jumlah uang yang aku genggam sebelum kuberikan kepada penjaga toko tadi. $20 uang kertas dan $17 uang recehan. Dan saking terburu-burunya, uang receh yang ada digenggamanku kutaruh di meja tanpa kuhitung terlebih dulu. Dan pergi begitu saja. Namun, baru beberapa langkah aku berlari sambil melihat uang di genggamanku yang tinggal $20, aku kembali bermaksud menanyakan pada penjaga tokonya.

Namun, sungguh kagetnya aku, dia bilang, “TIdak, kamu hanya menyerahkan 3 koin. eh $12 saja,” katanya sambil memperlihatkan 2 kepin $5 dan 2 keping $1. Aku langsung mendengus kesal tentang tidak kejujurannya itu. Hari ini, tokonya sepi dan hanya aku pembelinya kala itu. Kok bisa, baru beberapa langkah pergi dia tak ingat berapa jumlah yang telah kuberikan. Memang sih ini sebuah kecerobohanku. Yang biasanya selalu menunggu penjual menghitung uangku sebelum pergi dari tempatnya tapi sore ini tidak kulakukan karena sudah di telpon kakek untuk segera pulang ke rumah.

Benar apa yang dibilang sama orang tua jaman dahulu, “yen dadi menungso ojo senengane grusa grusu. Tansah eling lan waspodo.’’ (untuk orang Jawa translate dewe).

Mungkin, mataku bisa ditipu dengan kata-katanya. Tapi tidak dengan Tuhan yang maha melihat segalanya. Pun dengan malaikat yang berada di sisi kanan dan kiriku. Ya, ini adalah sebuah peringatan padaku dan bagi semuanya. Agar lebih teliti dan mencermati bila harus membeli sesuatu. Orang jujur itu memang sulit dicari dijaman sekarang. Hanya sebagian persen yang mau menjujurkan dirinya sendiri.

Jika nanti ada yang bilang, “jangan suka menyebar sesuatu jika belum ada bukti yang nyata.”

Aku hanya bisa menjawab, “Jika memungkinkan untuk diputar ulang cctv yang ada di toko Indonesia (AON) itu, bisa dipastikan jumlah yang kuberikan adalah 5 keping uang logam. Bagiku ini bukan aib tapi sebuah pengalaman agar kita lebih waspada dan teliti dalam melakukan transaksi.”

Ah, cukup percaya saja sama Tuhan. Bahwasanya, orang jujur itu hidupnya pasti makmur dan orang yang ingkar hidupnya pun akan sebaliknya.”

Tuhan selalu memberikan kebaikan dan juga pelajaran di setiap hari yang kita lalui. Tinggal seberapa besar kita tahu, makna yang tersimpan disebalik ceritanya yang Dia torehkan pada perjalanan hidup kita.

*Harusnya notenya kushare semalam. Berhubung mata ngantuk, plus kesirep jin pemalas jadinya baru bisa upload pagi ini.

Semangat pagi untuk hari ini.

Readmore → Lima Dolar Dalam Cerita

Selasa, 28 April 2015

Masih Di Dunia Lain

Pagi tadi, aku melihat realiti show Masih (Dunia Lain) #MDL di Trans 7. Acara uji nyali di tempat-tempat angker yang ada di seluruh pelosok Indonesia. Tempat yang dipilih pun cukup membuatku tertantang untuk datang sebenarnya. Mengingat aku paling suka dengan tempat-tempat aneh ini. Yang mungkin bila dialih fungsikan akan bermanfaat tentunya.

Beberapa lokasi shootingnya ada yang mengambil tempat di kota Tulungagung, tanah kelahiranku. Tepatnya di Rumah Kembar peninggalan Belanda di daerah Ngunut. Rumah itu dulunya adalah milik seorang Menir Belanda yang kesemua penghuninya meninggal di tangan si Menir itu sendiri.
Kalau dipikir sih tidak mungkin seorang Belanda yang notabene selalu sayang sama keluarga tega membunuh semua keluarganya sendiri tanpa tersisa. Bahkan, tidak juga keluarganya saja yang dia bunuh, dayang-dayang lainnya pun ikut menjadi korbannya. Ini aku tahu dari para peserta yang tidak sengaja dirasuki oleh jin tersebut. Tidak kusangka, di jaman dahulu pun ada orang sekejam ini. Yang tega membunuh keluarga sendiri dan pastinya tidak punya salah apa-apa. Kita memang tidak tahu sih latar belakangnya seperti apa, yang jelas si Menir ini sungguh kejam, menurutku.

Menariknya, dalam uji nyali ini selalu saja ada yang kerasukan. Dan hal inilah yang paling membuatku heran bin penasaran. Lucu juga sih acara ini sebenarnya, secara aku sendiri belum menyaksikan secara live kejadian kerasukan tersebut. Dulu pas jamannya masih sekolah, ada teman se-kosku yang kerasukan jin yang ada di tempat kosan tapi aku lihatnya pas dia sudah ada di rumah sakit dengan keadaan lemas. Sampai diinfus segala dia loh. Haduhhhhh.... ngeri sih. Dan Orang yang kerasukan di tempat kosan tersebut ya hanya orang-orang itu saja. Aneh kan? Secara aku pernah dua malam berada di kosan mereka tapi aku tidak melihat atau merasakan hal yang aneh. Biasa saja sih menurutku.  Apa mungkin mereka takut ya dengan taringku? Secara aku punya gigi taring walau cuma satu sih.

Katanya sih orang kerasukan itu karena jiwanya kosong dan dalam tubuh kita dalam kondisi yang ketakutan. Nah, anehnya juga, Jin-Jin yang merasukin mereka ini nggak takut loh walaupun sebelumnya sudah dibacain doa-doa sekelas surat Al-Ikhlas yang katanya mampu memgusir makhluk halus. Jinnya emang keren sih, nggak takut soalnya sama surat Al-Quran. Kata pak Ustads sih  Jin nggak akan bisa mengganggu ataupun merasuki kita kalau kita ikhlas pada Allah SWT dan berpasrah diri pada-Nya. Karena pada dasarnya JIn dan sebangsanya tidak akan mengganggu manusia yang memang kitanya yakin nggak bakalan ganggu mereka. 

Seru juga sih nonton tayangan ini. Cukup menghiburku. Bisa membuatku ketawa ngakak juga. Lucunya dari acara ini, kenapa kok mereka repot-repot ngurusin urusan makhluk astral yang memang seharusnya nggak perlu diurus. Mbok ya ngurus yang lainlah yang lebih penting gitu. Misalnya nih, kan sudah tahu kalau tempat itu angker dan berpenghuni makhluk seram. Bisa deh dibantu ngebersihin tempatnya, membuatnya lebih sejuk dan yeah tentunya lebih terang gitu. Tapi ya ndak ki. Habis uji nyali tempat itu masih tetap sama angkernya.

 Dalam uji nyali itu yang paling membuatku terkesimak yaitu pas acara kerasukan. Nah, si Pembawa acara ini loh pake nanya nama kamu siapa? kenapa kamu bisa ada di sini. Lalu dengan pertanyaan aneh lainnya yang justeru dijawab sama si Jin itu dengan jawaban yang spontan membuatku ketawa. 

"Ora perlu ngerti jenengku," kata si Om Jin ini.

Alih-alih serem, langsung bikin aku ngakak saja. Coba kalau ditanyanya gini.

"Om pernah nggak dulu pacaran pas masih belum jadi Jin?" Coba ditanya gitu, si Om Jin bakal jawab apa.

 Lumayan memang bikin galauku berkurang hari ini. Apalagi para pesertanya yang daftar ini loh notabene banyak yang anak Mama walau hanya sebagian saja sih. Terbukti pas ketakutan mereka malah teriak-teriak minta tolong sama Mamanya. Kan Mamanya nggak di situ lha kok dipanggil. Kalau emang takut kok ya mau-maunya ikutan uji nyali? Patut diacungin jempol juga sih buat pesertanya karena mereka bisa berbagi cerita lewat kerasukannya tersebut. Dan membuat kita lebih tau alam yang seharusnya nggak boleh diusik oleh manusia.

Kalian tahu nggak kalau bahasa jin itu menurut tempat dan asalnya. Yang aku lihat dari tayangan ini sih gitu. Soalnya pas mereka kerasukan, di daerah Tulungagung misalnya, Jin yang merasuki mereka itu menggunakan bahasa Jawa. Nah, pas aku lihat yang kerasukan di daerah Tangerang mereka justeru menggunakan bahasa Sunda. 

Lha aneh to? 

Andai kata Jin ini dari India apa mungkin jinnya pake bahasa India yang Acha Acha itu, ya? Ah, bisa jadi sih. Secara pas jaman Mamakku 
masih muda dulu, yang kata Bude pernah kerasukan Jin dari Inggris, Beliau langsung berbicara menggunakan bahasa Inggris. Ini sesuatu yang keren sekali. Mengingat bahasa Inggrinya Mamak bisanya cuma Yes sama No saja. lha kok ini bisa ndrindilPuh....

Pengen sih ikutin uji nyali ini. Sama kamu tentunya, aku nggak pengen sendrian soalnya hahaha. biar nanti kalau seandainya saja ada hal-hal yang tidak diinginkan ada yang bantu ngatasi

Bagi yang mau nonton uji nyali atau film hantu yang lainnya lebih baik nontonya pagi biar nggak terlalu merinding-merinding amat, Lucu deh coba aja nonton. 

Ok sekian dulu #SeKhalis Info dari-ku 




Readmore → Masih Di Dunia Lain

Minggu, 19 April 2015

Aku, Kamu Dan Mo Limo

"Bagaimana bisa kamu menemukanku?" tanyamu beberapa waktu lalu. Sebelumnya, aku sudah menduga bahwa kamu akan bertanya itu padaku. Kenapa aku bisa tahu? Jawabnya cukup simpel sebenarnya. Itu semua karena Tuhan. Karena atas kemauan-Nya pula mempertemukan kita kembali. Walaupun tidak seperti apa yang kita harap sebelumnya. 

Kamu banyak berubah. Tentu, setiap manusia pasti berubah pada masanya. Aku masih ingat perkataanmu terakhir kali lewat sambungan telpon waktu itu. Kamu bilang, "sebaiknya kita berpisah. Guruku tidak mengijinkanku berpacaran untuk sementara. Aku harus mentaati perintahnya untuk menjalankan Mo Limo.

Dulu aku tidak begitu paham apa itu Mo Limo. Yang jelas dengan dua kata ini kita berpisah. Aku sempat membencimu untuk waktu yang lumayan lama. Mengingat perlakuanmu, membuatku sakit dan terpuruk. Tapi ternyata aku sadar satu hal, kita memang belum ditakdirkan untuk bersama. Dari situ bangkit. Memulai kehidupanku seperti biasanya. Aku mulai terbiasa tanpamu. Menganggapmu tak pernah ada dalam kehidupanku.

Hari ini, sungguh aku tak menyangka Tuhan mempertemukan kita kembali. Dalam kondisi yang berbeda tentunya. Kamu banyak berubah. Terlalu banyak mungkin. Kata-katamu pun tidak seperti dulu. Mungkin inilah metamorfosa dari kata Mo Limo(Moh Madat, Moh Madon, Moh Mabuk, Moh Maling Dan Moh Main)-mu itu. Yang katanya tak boleh dilanggar. Aku masih ingat betul, bagaimana keukeuhnya kamu saat bilang, Moh Madon. Baik sih. Aku acungi jempol atas pilihanmu itu. Tapi, apa kamu tidak pernah memikirkan perasaanku? Sakit, itu pasti. Dan, kamu tidak akan pernah bisa menambal lubang di hati ini dengan kata maaf. Itu terlalu klise untuk sebuah kehidupan, Dear.

Oh ya... Bagaimana dengan Moh Mabuk? aku lihat, kamu suka minum-minum. Apa ajaran Mo limo-mu itu sudah bisa dikesampingkan? Jika ia, aku bersyukur pada Tuhan, tentang takdirnya yang tidak menjodohkan kita. Lihat...! betapa baiknya Tuhan padaku. Memperlihatkan kamu yang sekarang, dengan apa yang seharusnya tidak kamu kerjakan. Pesan dari gurumu itu ternyata sudah luntur ya, Dear. Padahal aku sempat kagum atas pilihanmu itu.

Dan pada kenyataanya, beginilah hidup. Kita memang tidak pernah diijinkan untuk tahu, bagaimana kehidupan kita di hari esok. Menjadi baik atau menjadi lebih buruk. Itu semua tergantung pada diri kita. 

Thanks, Dear... 

Karena kamu, aku bisa menuliskan kisah pertemuan kita kembali. 
Karena kamu, aku jadi tahu, apa itu Mo LImo.
Dan Karena kamu, aku lebih bisa mengerti artinya pergi dan pertemuan yang pastinya akan tercipta kembali. 

Tentang kisah kita yang terhubung dan terpisah oleh kata Mo Limo.






Readmore → Aku, Kamu Dan Mo Limo

Jumat, 17 April 2015

Penebar Cinta Bertitle Pejabat Negeri

     Sudah banyak kiranya kita dengar tentang asmara dua insan yang berbeda strata alias status. Cinta memang tidak mengenal rupa, harta ataupun tahta. Tapi jelas, di antara sekian banyak itu cinta memang memandang ketiga hal tersebut menjadi sesuatu yang Wow  luar biasa pengaruhnya. Banyak kasus kawan-kawan serantau yang memang notabene termehek-mehek dengan cinta buta ini. Long distance yang diharapkan menjadi pelipur lara mereka justeru berbuah duka. Ya, bisa dibayangka bila apa yang sudah diimpi-impikan tiba-tiba tidak sesuai dengan kenyataan. Sudah tahulah bagaimana rasa sakit itu. Patah hati tentunya. Depresi hingga berujung bunuh diri acap kali menjadi akhir dari kasus ini.

    Sudah sejak lama memang tulisan ini ingin aku buat. Tapi jelaskan, aku harus memikirkan perasaan orang-orang yang memang sebagian dari mereka adalah temanku di Facebook, yang mana bila diingatkan tentunya akan membuat mereka menjauhi kita. Sebenarnya aku tidak takut dijauhi atau bahkan tidak berteman sama sekali. Yang aku takutkan justeru ke hal nantinya. Semisal dia patah hati atau depresi, itu saja. Ya, yang namanya jatuh cinta kan dunia seakan milik berdua. Yang lainnya hanya penonton atau bahkan ditiadakan dari jalur kehidupannya.

        Tentang penebar cinta bertitle pejabat negeri

     Nah, yang satu ini patut disoroti. Sudah banyak kawan-kawan yang sakit hati lantaran cintanya kandas oleh oknum-oknum yang tak bertanggugjawab ini. Dan yang paling banyak menjadi korban ya para TKW Luar Negeri. Tidak hanya di Hongkong saja, para oknum ini sudah menjamah dunia. Bermodalkan foto ganteng, berpangkat bintang atau bahkan artis luar negeri yang kita sendiri tidak tahu dia siapa. Beuh...

    Jika dipikir secara nalar, nggak mungkinlah orang-orang bertitle ini memilih calonnya seorang TKW yang jelas tentunya harus berpisah ruang, jarak dan waktu. Masak, orang sesempurna mereka (punya pangkat, rupa dan tahta) memilih TKW sebagai pasangannya. Maaf sebelumnya. Walau memang sih nggak semua orang seperti itu. Tapi ya kalau sekedar Long Distance sama mereka, aku masih ragu hubungan itu bakalan langgeng. Coba dibayangkan, kita jauh dari mereka. Belum tentu kan, mereka tidak mendua di belakang kita. Coba dipikirkan lagi jika harus menjalani hubungan seperti ini.

     Kasus terakhir yang sudah menjamur tentang orang-orang seperti itu adalah kasus minta duit. Modusnya beragam. Ada yang ingin ngajak nikah di tempat di mana sang pacar kerja, misal Hongkong. Ada yang keluarganya sakit dan membutuhkan biaya ekstra. Nah yang paling populer tentang acara mutasi yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, hingga nilainya puluhan bahkan ratusan juta. Alah-alah kok  ya masih ada yang terpengaruh dengan modus ini. Ya, ya , ya ini memang tentang sebuah perasaan. Tidak ada yang bisa mempengaruhii selain niat hati membantu yang bersangkutan untuk memuluskan jalan mereka. Tapi mbok ya dipikir seribu kali sebelum membantu. Kalau jumlahnya hanya 1-2 juta sih ya masih bisa dianggap sedekah sama penipu. Tapi kalau sudah sampai puluhan itu loh apa nggak mending dibuat untuk hal yang lebih baik. 

     Apalagi ada juga yang sampai hutang ke bank. Itu tanggungan hidup yang sangat berat juga. Waktu yang kita habiskan untuk hal-hal seperti itu rasanya akan sia-sia belaka. 

      Kalau ingin Long Distance dengan orang-orang seperti mereka dan memang kita sendiri tidak kenal, lebih baik minta Foto Copy KTP, KK dan Ijasaha bila punya. Ya, bagi yang mau serius saja sih. Tapi kalau niatnya cuma main-main, siaplah anda merugi. Jika si Calon tidak bisa memberikan semua itu, lebih baik diputuskan saja :v Bukannya aku profokator loh ya, cuma sayang bila kita harus menangis dan menanggung beban mental dengan orang-orang yang nggak jelas.

Semoga tidak ada lagi penipuan yang mengatasnamakan TNI, Polisi dan pejabat negeri yang lainnya. 
Readmore → Penebar Cinta Bertitle Pejabat Negeri

Pernikahan Dini Dan Akhir Dari Kisahnya

Banyak hal yang melatar belakangi alasan kenapa seseorang memutuskan untuk menikah muda. Kasus paling banyak karena MBA (Maried Because Accident). Tak ada yang bisa melarang setiap insan untuk menikah. Entah itu karena sebuah kecelakaan atau karena sebuah keharusan, yang jelas tidak ada yang bisa disalahkan. Ingat, tidak ada yang bisa disalahkan bila dikemudian hari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Ada sekawanan orang yang menyangkan tentang nikah muda. Banyak hujatan dan bla bla bla yang tentunya mengiringi perjalanan hidup mereka. Bukan orang Indonesia namanya kalau tidak pandai menghujat sebuah kesalahan. Harusnya orang-orang seperti ini disuport agar hidupnya lebih maju, bukan malah menenggelamkannya hingga berimbas ke arah depresi atau hal lain yang berujung pada sebuah kematian.Kita tidak tahu tahu bagaimana mental setiap orang dalam menyikapi masalah, bukan? So, berhenti menjudge mereka. Tunjukkan bagaimana pedulinya kita kepada mereka. Tentu itu akan membuat mereka hidup lebih baik lagi.

Sempat kemarin berbincang dengan salah satu sahabat saya tentang nikah muda yang berakhir dengan sebuah perceraian.

 Ada banyak pihak yang menyangkan, sekaligus ada juga yang menghujat bahwa status seorang yang telah menjadi Mantan itu tidak baik. Nggilani, menjijjikkan wes pokoknya banyak sekali kata-kata bila saya ambil dari arah pembicaraannya malahan menjurus Ngapokne orang yang menjalani proses perceraian. Menimbang-nimbang kok bisa sebuah pernikahan itu berakhir dengan perceraian. 

Bagaimana pacarannya dulu? apa nggak sayang sudah capek-capek pacaran, eh terus nikah lakok sekarang malah bercerai? 
Pertanyaan di atas, saya ambil dari salah satu status teman yang memang sejak dulu selalu saja bertanya tentang hal serupa dan tak ada yang bisa memberikan solusi atas statusnya di atas. Jangankan solusi, memberikan pencerahan saja tidak. Sengaja, saya tidak ikut komentar. Hal ini saya lakukan justeru untuk menghindari perdebatan antara kami. Katena sejujurnya saya sudah tidak ingin berdebat dengan masalah yang seharusnya tidak perlu diperdebatkan.

Seniorku bilang, "jika kamu ingin membuat orang lain tergerak hatinya untuk tidak terus-terusan menghujat dan menyalahkan perbuatan orang lain, menulislah. Tulis apa yang ingin kamu sampaikan padanya. Jangan justeru ikut menjudge atau berdebat dengannya. Kegiatan itu hanya sia-sia belaka."

Ya, saya akan mencoba saran Senior untuk mencoba menuliskan apa yang ada dipikiran saya saat ini.

Menikah muda, apa salahnya? tidak, tidak ada salah sama sekali. Sekalipun, harus terjadi karena sebuah kecelakaan. Menurut saya, Tuhan maha pengampun. Selalu ada pengampunan untuk mereka yang mau dan benar-benar bertobat. Walau pada akhirnya atau di saat yang tidak ditentukan akan menemui hal-hal yang tidak mengenakkan. Contohnya perceraian. 

Banyak kan di antara kita yang masih menertawakan proses ini. Tidak perlu munafik dan menjelaskan dengan gaya bergidik. Saya sudah cukup paham dengan orang-orang yang notabene melihat orang yang hanya memandang cover dan profil yang sedang menjalani proses ini tanpa melihat lebih kedalam bagaimana beratnya mereka mencoba untuk mempertahankan semuanya. Tidak ada satu manusia pun yang tahu akhir dari sebuah hubungan, bukan?

Kalau saya boleh bilang, kebanyakan orang yang menjudge ini adalah tipe orang yang memang notabene hanya mendengar dan melihat sebuah kasus tanpa bisa menjalaninya. Lawong, yang berbicara ini belum atau masih dalam proses pencarian pasangan. Kasarane JONES (Jomblo Ngenes) yang sukanya Nyiyir  kehidupan orang lain. 

Ah, mungkin mereka ini tidak pernah baca kisah tentang Anak Nabi yang juga bercerai. Sebenarnya memang tidak boleh menyamakan ya, kasus antara nabi dengan manusia biasa. Kan harus dilihat kadarnya. Bahwa memang perceraian itu sudah ada sejak jaman bahuela dan nggak hanya populer di jaman kita. 

Saya tidak melarang seseorang menjudge kehidupan orang lain. Toh di dunia ini Freedom To Speak. Yang saya sesalkan hanya yang menjudge ini justeru belum menikah dan bisanya menjudge. Saya pernah bilang kepada sahabat saya, bahwa orang seperti ini butuh perhatian. Kalau nggak nyiyir , nggak bakalan laku. Dan memang belum laku, makanyla mereka bisa berbicara seperti itu.

Jika mereka berada dan pernah di posisi orang-orang yang senasib dengan yang dikatakan, tentulah dia tidak akan berani mengatakan hal tersebut. Karena pada dasarnya, apa yang terjadi itu sudah menjadi ketentuan oleh-Nya. Termasuk tulisan ini.

Saya hanya berdoa, Anda cepat laku dan tidak mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan atas penantian panjang yang anda alami. Dan tentunya tidak menyiyirkan atas apa yang diperbuat seeorang tentang keputusannya mengambil sebuah keputusan yang tentunya tidak sependapat dengan jalan pikiran kalian.
  
Readmore → Pernikahan Dini Dan Akhir Dari Kisahnya

Rabu, 08 April 2015

Sesuatu Itu Namanya Rejeki

Beberapa waktu lalu, aku sempat mengutarakan niatku pada Simbok majikan tentang harga Laptop. Lalu, Simbok mengusulkan untuk memberiku Notebooknya yang tidak terpakai ini untuk berkarya. Aku pikir Simbok hanya bercanda, ternyata tidak. Dia benar-benar menepati janjinya. Aku seneng banget. Yah, walaupun bukan laptop yang aku ingin, setidaknya aku sudah mendapatkan yang lebih dari cukup. Nikmat mana yang kita dustakan coba.

Segala kebutuhan, Simbok yang memenuhi. Apapun yang aku minta dikasih. Alhamdullilah dapat majikan yang baik hati. Aku nggak bisa membayangkan bagaimana susahnya teman seperantauanku yang nasibnya nggak baik. Disiksa, haknya dirampas dan masih banyak lagi kejadian mengerikan yang lainnya. Mungkin nasib sedang tak berpihak pada mereka. Ya, semoga nasib baik dan keberuntungan selalu berpihak padaku.

Kalian pernah dengar tentang datangnya rejeki itu. Ia datang di saat tak terduga. Ya, seperti hari ini. Aku benar-benar nggak nyangka kalau Simbok bakalan datang dengan membawa Notebook. Alhamdullilah, akhirnya aku bisa berkarya lagi. Bismillah semoga novelku bisa secepatnya jadi, So, buat kalian semua, rajin-rajinlah bersedekah. Sedekah itu mampu membawamu dalam kemudahan.

Selamat Mencoba
Ini Sebentuk Rejeki Yang Diberikan Simbok
Readmore → Sesuatu Itu Namanya Rejeki

Featured Post

SEMUA TENTANG MAS KER