Jumat, 23 Januari 2015

Cara Cepat Membuat Email Baru Di Google

Tergelitik dengan seorang ibu-ibu yang kulihat di pasar tadi pagi. Beliau begitu kebingungan dengan ponsel barunya yang katanya sudah canggih. Tingal tutul layar pun otomatis muncul. Aku yang tak berada jauh dari tempatnya berdiri cuma bisa tersenyum. Menerawang, bahwa aku pernah berada di posisinya yang kagum dengan teknologi yang berkembang pesat, dewasa ini. Tak bisa membayangkan, beberapa hari beradaptasi dengan gadge baru. Fiuh... rasanya mumet-mumet gimana gitu. Secara biasa menggunakan keypad kasar dan sekarang menggunakan touchscreen serasa ada perubahan yang berarti. Dan ibu-ibu tadi pun mengalaminya. Terlebih saat beliau kesulitan saat membuat email. Gadis di depannya yang melihat ibu-ibu tadi sepertiya acuh atau malah mungkin nggak bisa. Terlihat dari gayanya yang sok sibuk dengan poselnya tanpa ada niatan untuk membantu kesulitan orang di depannya. Andai aku di depannya pasti sudah kubuatkan. Sayang, si Boboku yang punya penyakit ngeyel plus alzheimer ini, tidak suka melihatku berbicara dengan orang lain. So, gegara ibu-ibu tadi aku jadi punya inspirasi untuk menuliskan tips bagaimana cara membuat e-mail di Google. Sangat mudah sekali caranya. Tidak ada lima menit, semua sudah beres.

Ok, Cekidot Yuk.....

1. Pastikan ponselmu sudah terhubung dengan internet. Lalu, ketik  www.google.com di mesin pencarian.



2. Klik Sign In pada pojok kanan gambar.



3. Nanti akan muncul jendela baru. Klik Create An Account/ Buat akun baru.



4. Isi semua data dan pastikan semua lengkap
Jika ada tanda merah seperti di gambar. Berarti kamu melakukan kesalahan. Cek kembali. Kemungkinan Nama Email dan Password salah. Pokoknya ditelititi di mana ada tanda garis merahnya. Pastikan pula kamu mencentang kotak persetujuan itu.


5. Jika sudah, kamu akan diminta untuk memverifikasi email yang tadi kamu buat. Bisa kamu masukkan nomor ponselmu. Dan eyang Google akan memberikan kode veritifikasi lewat sms. Silahkan kamu masukkan.


Dan, Taraaaaaaa......





Selesai sudah. Gampangkan?

Cepet banget kok asal kita teliti. So, nggak perlu bertanya pada orang yang sok tapi sejatinya dia juga nggak paham. Mulailah belajar sendiri dan jangan pernah takut salah. Karena dari kesalahan itulah pelajaran yang sebenarnya kita dapat.

Kayau buat Buruh Migran Indonesia

Semoga bermanfaat.....

Readmore → Cara Cepat Membuat Email Baru Di Google

Kamis, 22 Januari 2015

Racun Cinta

Sunbae, hari ini aku sudah memenuhi semua tantanganmu. Sekarang aku sudah bisa dikatakan sebagai perempuan dewasa, kan? Hari ini, sesuai persyaratanmu, aku memakannya. Walau dengan berat hati dan tidak ikhlas. Apa aku terlihat bodoh, Sunbae? Mempercayai perkataanmu yang konon katanya jika memakan ramuan itu aku bisa berubah menjadi perempuan yang lebih anggun, elegan dan satu hal, tidak kekanak-kanakan lagi. Apa selama ini aku seperti bocah tak punya pikiran, hah?

Kau tahu, Sunbae? Perutku kini, tiba-tiba memanas. Blekutuk-blekutuk begitu bunyinya. Lambungku sempat perih sesaat. Dan sekarang, rasanya aku tidak bisa bobok dengan nyenyak gegara perutku terus bernyanyi dan berdancing, ha ha hi hi.

Aih... Kenapa aku terlalu menurut padamu, Sunbae? Kenapa coba? Padahal kau tahu, ramuanmu itu racun, bukan candu. Apa karena aku terlalu menyukaimu hingga apapun yang kau katakan hanya bisa kuiyakan tanpa memikirkan akibat dibelakang. Puh, Sunbae... Jantungku serasa berdetak-detak tak karuan. Berpacu bagai melodi yang tak bisa diiringi oleh alat musik apapun.

Oh...

 Apakah ini yang dinamakan Cinta, Sunbae? Ketika dirasa hanya ucap iya sebagai jawabnya.
Apakah ini yang dinamakan Cinta? Ketika cabe berubah menjadi mente.
Apakah ini yang dinamakan Cinta? Yang bisa menyulap racun menjadi sabun. Eh... Jadi jaka sembung

Oh... Yang jelas, ini yang dinamakan Racun Cinta. Hingga tai kucing rasa coklat. Pokoknya manis, Nis. Tapi aku emoh maem kotorane kucing. Walaupun rasane coklat. Gilani.

Menjawab tantanganmu hari kemarin, yang katamu aku masih terlihat seperti gadis belasan tahun karena tetap sedikit pun tak suka cabe. Maka hari ini aku memproklamasikan diri membuat racun cabe spesial untuk diriku sendiri. Jangan tanya rasanya. Pokok e yawes ngunu iku. Kau sudah tahu aku tidak begitu hebat dalam urusan dapur. Pokok e aku doyan, gitu ae wes. Ndak mau repot juga akunya.

Kau mau tahu resepnya, Sunbae?

Tadi aku beli tomat 6 butir. Tak pakai 4 butir, yang 2 butir buat justomat. Cabenya $ 6 nggak ngitung. Bawang putih 1 bungkul. Sedikit jahe dan 4 ekor ikan (giling). Tadi semua bahan aku goreng, kasih garam lalu ditumbuk. Dan jadilah.






Rasanya? Pokoknya jangan ditanya. Melebihi racun tikus walau aku belum pernah minum racun itu. Aku sendiri antara kolu dan ndak kolu memakan racun ini. Tapi demi kau. Demi kata-katamu. Demi janjimu, Sunbae. Aku rela menelannya. Memasukkannya ke dalam perutku. Memperkenalkan pada usus kecil, lanjut ke usus besar dan melelehkannya menjadi sebuah energi paling OYE. Tapi ini bukannya OYE malah NGGLELE. Bih, aku jan kayak orang keracunan sungguhan. Mungkin, jika yang buat racun ini Mamase aku, pasti agak sedikit enak. Bahkan mungkin juga enak. Kau tahulah, tangan Mamase aku lebih hebat dalam urusan perdapuran daripada aku. Pokoknya Mamase aku is the bestlah. Tak ada yang menandingi. Sifu di restoran pun kalah. Apalagi dia, si Cep Juna. Jauh.......!

Oh ya Sunbae, kau benar plus jenius. Benar katamu, racun ini dapat membuatku seketika menangis. Sejadi-jadinya, maah. Hal yang paling susah kulakuan beberapa hari ini. Aih, serasa menemukan cara jika hati sedang mengkal dan ingin menangis. Ya, tentu. Dengan memakan racun ini. Entah, akan habis berapa bulan. Aku tidak bisa memastikan. Yang jelas, aku akan memakannya sedikit demi sedikit supaya cepat gede. Eh... Kau sendiri kan yang bilang, ''orang yang gemar makan cabe pasti cepet gede.'' Dan aku akan memakannya, biar cara pandang kita sama.

Sunbae... Rasanya aku kehabisan kata
Selamat malam saja ya, Sunbae.
Semoga kau selalu bahagia di sana.

Readmore → Racun Cinta

Rabu, 21 Januari 2015

KARTU SETAN (KTKLN)

Kartu Setan

Siapa sih yang tidak kenal kartu mengerikan ini. Kusus bagi kami (BMI) kartu ini sungguh menjadi momok paling mengerikan beberapa tahun terakhir. Bagaimana tidak, gegara kartu setan ini banyak dari kami merasa dirugikan atas muncul dan beredarnya kartu yang katanya Sakti bin Mandragaide. Eh...

Tadi siang, seorang teman menelponku. Di mana bisa buat kartu Setan ini. ''Haiya... nggak perlu buatlah. Ngapain coba buat? Orang kartune nggak berguna kok,'' ujarku padanya. Namun, karena temanku ini cukup gusar dan khawatir akan perihal kartu menyesatkan ini, terpaksalah dia ingin membuatnya.

Dulu, aku sempat tidak mengerti apa gunanya kartu setan. Namun lambat laun aku mengerti, kartu setan ini berfungsi sebagai penggendut kantong-kantong petugas imigrasi di bandara kusus BMI. Kenapa aku bisa berpendapat seperti ini, itu karena beberapa kali temanku yang pulang ke Indonesia dan kembali ke luar negeri terpaksa diminta uangnya untuk membuat kartu setan tak bermanfaat ini. Jumlahnya pun berfariasi. Ada yang lima ratus ribu. Ada juga yang sampai dua juta rupiah. Nilai yang fantastis bukan untuk seukuran kami.

Dulu, karena tidak tahuanku, aku pun nurut kata PJTKI yang memberangkatkanku ke negeri Bahuela ini untuk membuat kartu setan ini. Alasanya sebagai pelengkap. Namanya baru pertama kali ke luar negeri. Ya pasti seperti bola. Digiring sana, ok. Digiring sini pun juga, ok. Pokoknya nurut bin manut apa kata tuannya.

Dan setelah mendapatkan kartu setan ini, tahun 2009 lalu aku menyimpannya sampai masa kadaluarsanya habis. Entah kenapa aku ingin menyimpannya. Pengennya sih dibuat bandul kunci. Kerenkan? bekas ngelayap ke luar negeri gitu loh. Kartu Setan ini punya jangka waktunya. Kayak kehidupan. Yang pasti ada titik dimana dia harus mati. Dan masanya cukup pendek. Cuma dua tahun saja. Beda sekali dengan KTP Hongkong, masanya seumur hidup. Bahkan sampai mati pun kita tetap terdaftar pernah ada di Hongkong. Coba kalau kita mati terus tengok-tengok sikit sambil bawa KTP Hongkong ke Imigrasi, pasti petugasnya pada ngenalin. Bahwa kita pernah ada di sini, surga dunia bagi BMI.

Ngomong-ngomong soal kartu setan. Aku sempat buat dua kali. Pertama saat mau berangkat ke luar negeri dan terakhir tiga tahun lalu, saat aku ingin pulang tapi tidak jadi. Kenapa tidak jadi? Ya karena urusan pribadi. Pengen tahu aja....

Kartu setan ini sempat beberapa kali di demo. Banyak kalangan organisasi BMI yang menolak kartu biadab (setan. Red) ini. Alasanya ya beragam. Selain tak bermanfaat banyak pula penipuan yang ditimbulkan atas hadirnya kartu warisan bapak Jumhur ini, mantan Ketua BNP2TKI. Pak Jumhur ini memang pintar. Pintar nggobloki maksud e. Kalau tidak pintar mana mungkin diangkat menjadi ketua. Eh...

Sebenarnya, aku juga tidak tahu asal usul bapak yang satu ini. Sampai pada akhirnya namanya menjadi buah bibir plus buah simalakama bagi BMI. Aku masih ingat, beberapa posternya yang terpajang di baliho besar bersama pak ESBEYE beberapa tahun lalu. Dan aku hanya bisa bilang, ''Oh ini toh ketua kartu Setan itu." Wajahnya lumayan, sempat juga aku buat karikaturnya dan kuikutkan lomba poster yang diadakan oleh sebuah organisasi. Alhamdulillah, walau nggak dapat yang pertama setidaknya gegara pak Ketua ini, aku dapat dua penghargaan sekaligus. Ibarat kata sambil menyelam minum susu. Biar nggak kembung minum air terus.

Back ke kartu setan. Maaf Tan, lagi-lagi aku melibatkanmu. Karena kamu termasuk makhluk Tuhan yang paling menyengsarakan umat manusia. Eh....

Pembuatan kartu ini (di Hongkong) cukup mudah sebenarnya. Tinggal bawa paspor, kontrak kerja, pohim (surat asuransi), KTP Hongkong dan nomor telepon. Tempat pembuatannya pun disediakan. Aneh kan? Di demo tapi juga difasilitasi sama mbak-mbak organisasi. Iki pie toh...? Dan gobloknya aku, juga ikut-ikut buat plus antri setengah hari lamanya. Untung aku nggak pernah ikut demo. Maklum belum masuk organisasi jadi masih utun. Ikut gusar dengan keadaan. Daripada buat di Indonesia, tidak setiap daerah ada. Hanya ada di jantung-jantung kota. Seperti, Surabaya, Semarang dan Jakarta (daerah ini yang aku tahu, lainnya Emboh).

Dulu, aku membuatnya di Prince Edward. Di sebuah selter BMI (lupa nama selter). Pagi datang jam 10:30, ambil formulir dan langsung antri (berdiri) hingga pukul 7:00 pm (malam) itu pun sempat berdemo ria di depan selter yang berukuran kecil itu. Pasalnya, nasib pengantri terkatung-katung tidak jelas. Formulir yang dikeluarkan melebihi kuota. Ada orang datang, kasih formulir dan terus antri. Ia kalau yang antri cuma puluhan, lha ini ratusan e. Antrian panjang bak ular berjalan di atas kereta api. Ngesot, gremet-gremet gitu jalane. Aku sampai dibawakan makanan oleh temanku tadi. Bayangkan, harus menahan rasa lapar dan kencing yang ditahan. Opo ra mbeseseg perutku... Ini masih mending daripada harus antri di Indonesia. Maklum, pembuatan kartu setan di Hongkong tanpa biaya alias gratis. Manusia mana sih yang nggak demen acara gratisan. Bahkan orang Hongkong sekalipun, selalu antri koran di setiap hari kerja. Nenek, kakek yang tak punya kegiatan antri berputar keliling loper koran (gratis) menyimpannya dalam tas dan apabila penuh sesuai target dapat dijual kembali. Lha kalau kartu setan ini dapat dijual kembali lak enak. Wong ini nggak bisa, gimana coba? Buat pajangan dompet, iya.



Haihhhhh.... Cukup pening juga memikirkan kartu yang satu ini. Apa sih hebatnya? Kenapa masih dipertahankan? Secara bapakku sudah memproklamirkan bahwa Kartu ini dihapus. Kenapa cecunguk itu justeru membuletkan keadaan, yang katanya Kartu Setan itu penting. Tolong dibaca pak.

Selama aku kerja lima tahun di sini. Kartu Setanmu itu adem ayem, meneng anteng, mbegegeg nggak berkutik di dalam dompet. Saat aku pergi ke Macau cop visa kartu itu sungguh tidak berguna. Saat pembaharuan paspor di KJRI, tidak ditanya. Pas cop visa untuk kedua kalinya di China juga tidak dipermasalahkan. Lalu kenapa saat aku dan para BMI pulang ke tanah air, justeru kartu Setan ini jadi bahan buat kalian melakukan pemerasan. Alasan kalian itu memang pintar. Katamu mereka hanya oknum yang tak bertanggungjawab. Itu bukan urusan kalian. La nak mergo dudu lambemu (pak pejabat red) sing woro-woro masak mereka bakal berbuat semacam itu pada kami (BMI) maaf soyo suwe, soyo mangkel. Hatiku mengkap-mengkap. Sungguh.

Untukmu Setan, pLease deh... Jangan membisikkan, menghasut orang-orang munafik itu. Koncomu iku wes akeh, masak kau kurang puas hah.... Sebenarnya, Tuhan benar menciptakanmu dari api dan memberimu nama yang pantas. Setan. Yang punya nafsu berapi-api untuk menguasai anak cucu adam di muka bumi.

-__- sekian dulu, tiba-tiba hatiku mengkal.

Readmore → KARTU SETAN (KTKLN)

Sabtu, 03 Januari 2015

Menantang Maut



Readmore → Menantang Maut

Mar


Mar...! Astaga, Mar....! bodymu sexy sekali pagi ini. Semloyhai banget,  sudah mirip Maimar di film telenovela jaman baheula aja kau, hah...! Dulu bodymu kayaknya nggak seperti ini. Kau dulu gepeng plus kerempeng. Kok sekarang tiba-tiba gemuk, nylenuk, ginuk-ginuk pula. Hentakanmu bagai badak menggetarkan bumi. Apalagi egolanmu, puh... Macam peibahasa asem kecut gula jawa, semakin kecut tapi tetep menggoda. Aih.... Bagaimana bisa sekarang wujutmu berubah layaknya Sah-rini, Mar? Yang pabila berjalan menjadi sorotan televisi. Heuh... Kampretlah... kau, Mar. Bikin aku melongo sampai nggak mingkem-mingkem. Jamu cap apa yang kau minum itu? Mbok ya si Yanti itu dibagi resepnya. Biar dia rada nyempluk sedikit.

Oh, ya... Kemarin ada kabar burung tentang kau, Mar, dari Wak Taslim. Katanya, kau sudah migrasi ke sini. Aku sempat tak percaya kau ada di negerinya si Om Jacky Chan. Kau tau sendirilah, Wak Taslim itu tukang ngibul, omonganya nggak ada yang bener. E...La kok sekarang ndilalah kersaning Gusti Allah, aku bertatap muka denganmu. Alhamdullilah... banget. Tapi kok sifatmu masih sama, Mar. Masih seperti yang dulu. Pendiam dan tak banyak bicara. Tapi, yang membuatku bingung, kulitmu itu lo kok jadi putih langsat. Dulu, badanmu kuning kecoklatan, hampir setengah gosong macam pantat dandang. Jangan-jangan kau operasi plastik ya? Ingat, Mar... Jika kau operasi plastik bumi ini takkan bisa menerimamu. Kenapa? Karena plastik itu nggak bisa didaur ulang oleh tanah. Wes to percoyo aku, sak elek-elek e rupamu yo panggah tetep elek nak tumindakmu ora becik. So, don't try it. 

Tadi pun, aku sampai terperanjar loh saat Koko memberitahuku bahwa untuk menikmati dan merasakan setiap lekuk tubuhmu, aku harus mengeluarkan gocek yang cukup membuatku mengusap peluh. Bukankah kita karib, Mar? masak kau sebegitu tega membandrol dirimu sendiri. Apa kau nggak ingat? Dulu kita biasa bertatap muka. Berenang bersama di sungai. Kau selalu lari terbirit-birit dan berakhir megap-megap saat mentas dari sungai. Aku sering menertawai tingkah konyolmu itu. Mulutmu itu loh, sudah nyunsep diantara nonongmu terlihat seksi pula. Pengen tak remet-remet pokok e.

Hari ini kalau nggak gegara kakek menyuruhku mencari sosok sebangsamu yang ping ping( red. gepeng bhs Shanghai) tentu aku tidak akan bakar dupa plus nyumet lilin di rumah. Macam orang lagi ngepet tau nggak, Mar. Apalahi pas si Koko yang kutemui pagi tadi bilang, ''mo jin em sai mai, loh." Nggak ada uang nggak usah beli lah. Gegara kamu tak tawar. Siapa yang nggak  tertegun dan berhenti bernafas (satu detik) coba. Koko itu membandrolmu dengan harga yang tak tanggung-tanggung. Lima puluh sembilan dolar. Itu kalau di rumahku sudah bisa makan gethuk, kicak, cenil lan sak panunggalane sak kenyange, Mar. Bahkan, sampai blokek. 

Huwala, Mar... Mar... kau sekarang sudah mirip pekerja pronstitusi yang ada di gang Dolly.  Semua orang bisa menatapmu saat kau tak pakai baju. Memegangmu dengan seenaknya. Dan bila mereka tidak suka, bisa menghempaskanmu begitu saja. Tanpa perlu membayar pada orang yang dengan senang hati menjualmu. Namun, tempat itu sekarang sudah ditutup oleh Bu Rismawati. Ndak baik soalnya tetap mempertahankan kemaksiatan di muka bumi ini. Dunia sudah tua, Mar. Takut kena azab kayak peristiwa Lapindo. Semua desa yang ada di Porong, Sidoarjo karam. Ah, kau sudah tau lama lah. Kan, rumah pak De Mani dekat sekali sama daerah situ. Bahkan, dulu kau sering mengeluh, air yang biasa kau minum sudah bercampur lumpur. Kau juga sering keracunan, keluargamu pun ikut tewas dalam peristiwa mematikan itu, Mar. Aku turut berduka, Mar. Untuk bapak, ibu, kakek, nenek buyut dan sekrandah orang Indonesia. 

Ah, Mar.... aku terlalu berkeluh tentang perjumpaan kita. Mungkin juga kau tak sudi mengulang cerita lama. Aku tau sifatmu, Mar yang tak ingin mengulang sejarah. Sejarah yanh kelam tak perlu dikenang jika tetap memaksa untuk mengenang akhirnya pasti berubah menjadi dendam. Simpan yang baik-baik saja di hati agar lebih menentramkan nurani. 

Aku percaya, Mar. Kau masih menyimpan MUSTIKA MANIK ASTAGINA, yang mempunyai delapan daya untuk menjagamu dari hal-hal hina. Ah, aku pun masih percaya kau masih menjalankan ritual itu, Mar. Ritual yang semua orang tau dan paling banyak dikerjakan oleh bangsaku. Mar, aku akan tetap mengagumimu sebagai sosok seorang SEMAR, putra HYANG WISESA dari alam antah berantah yang terselip di dunia ini.













Readmore → Mar

Kebelet







Readmore → Kebelet

Jumat, 02 Januari 2015

Su

Su... Hari ini aku sungguh tercengang melihat penampilan barumu. Lima tahun yang lalu, terakhir kali aku bertemu denganmu. Itupun hanya sebatas suaramu yang meraung-raung dari balik pintu besi, seperti rengekan bayi yang minta disusui ibunya. Masih jelas sosokmu difoto kala itu, Su. Kau masih terlihat dekil. Matamu juga tak bisa terbuka secara sempurna, tertutup oleh kotoran yang menjijikkan. Kau bahkan tak bisa tersenyum seperti sekarang ini. Ah, Su... kau sudah jauh berbeda dari perkiraanku sekarang, Su.




Su, sungguh mulia hidupmu di kota ini. Kau termasuk salah satu yang beruntung karena diadopsi oleh keluarga Singkek muda itu. Banyak kerabat dan penghuni sekitar rumah yang sayang sekali padamu. Bahkan, Singkek muda itu rela mengeluarkan uang berjuta-juta hanya demi melihatmu  kembali normal. Singkek muda itu juga sudah mengambil seorang pembantu untuk mengasuhmu.  


Kemarin, saat pembantumu yang juga temanku menelpon, dia banyak cerita tentangmu, Su. Sekarang, kau lebih manja katanya. Makan pakai acara suap-suapan. Bayangkan kalau di Indonesia, sudah kena ciduk KPK  kau ini. Terlebih temanku bilang kau tak mau minum sendiri. Temanku harus mencangar mulutmu agar kau mau minum barang seteguk. Bahkan saat mandi pun kau minta dimandiin. Tidur minta dikelonin, enak juga ya menjadi kau ini. Tak terbayang nasib para jomblo di Indonesia yang sekali merana karena malam jumat dan minggu tiba. Aih... mereka selalu oar-koar di mana-mana. Ajegile manjanya kau ini, Su. Bagaimana bisa makhluk sepertimu mendapat perlakuan spesial bak dewa-dewi di Kahyangan itu, Su? Huwala, Su, nikmat mana yang kau dustakan sekarang.

Lihatlah, kau jadi lebih cantik dari yang lain, sebangsamu. Kau senantiasa memakai baju di kala manusia (sebangsaku) bertelanjang tanpa rasa malu. Kau bahkan mulai membiasakan diri mengenakannya walau aku tau kau terlihat risih. Jalanmu tak seperti anjing normal. Terseok-seok, karena kain itu terlalu panjang untuk kau kenakan. Sempat, kau tersungkur dan jatuh. Tulangmu patah dan harus dioperasi. Kasihan sekali kau, Su. Perjuanganmu memakai baju justeru menyengsarakanmu. Yang sabar ya, Su. Kesabaran selalu membuahkan kesuksesan. Masih banyak sebangsamu yang hidupnya susah. Kau ingin tau ceritaku tentang bangsamu di desaku, Su. Mereka semua jarang mendapat perlakuan baik. Bahkan, lebih buruk dari saat pertama kali kau lahir. Mereka mendapat makanan basi pun jarang mandi. Tiap malam melolong seperti srigala merindukan purnama. Aih, ngeri pokoknya, Su.




Oh ya, Su, kemarin kau ulang tahun, bukan? Tentu sudah bertambah lagi umurmu sekarang. Seharusnya, kau bisa merubah perlakuan burukmu itu. Kau tahu? Dengan bertambahnya umur tentu berkuranglah masamu di dunia yang fana ini. Kau harusnya memberi sedikit kelonggaran pada temanku, agar dia bisa beristirahat barang sejenak. Tidak malah merepotkannya saat Singkek muda itu pacaran di rumah. Harusnya kau bisa sedikit manja pada Singkek mudamu itu agar dia bisa lebih mengerti bagaimana manjanya kau sekarang. Kenapa kau tak berfikir sampai ke situ, hah? Mungkin, aku sedikit kurang waras karena mengajakmu berbicara lewat coretan kata seperti ini. Apalagi menyampaikannya di Sosmed. Karena, aku tau kau hanya seekor binatang yang tak punya akal dan bisa membaca setiap kalimat yang kulontarkan. Namun, dibalik itu semua aku tau, kau mengerti tentang perasaanku padamu, Su. 








Su, kiranya sudah panjang sekali tulisan tentangmu ini. Kuharap, para readerku paham apa yang aku sampaikan tentangmu. Berharap pula, mereka dapat mengambil sisi baik darimu. Walau kau hanya seekor anjing yang bernasib mujur.







Readmore → Su

Mo

Mo, aku dengar kabar dari Sri, sekarang kamu tak lagi bersamanya, benarkah itu, Mo? Kalau benar, aku sangat bersyukur atas perpisahanmu. Bukannya, aku sedang tertawa di atas penderitaanmu. Tapi kau tau sendirilah, bagaimana kejamnya perlakuan Sri terhadapmu. Aku sampai nggak tega, Mo, lihatnya. Sumprit, deh.

Sri Saat Mau Ultah



Sri itu memang baik, Mo. Dia tidak sombong, rajin menabung dan yang lebih hebat lagi dia sangat terkenal di jejaringan sosial maupun aliansi buruh migran Indonesia di Hongkong. Beberapa bulan lalu, sebelum dia memutuskan untuk hengkang dalam dunia perkungyanan di sini, aku sempat melihat serta bertatap muka dengan wajah Sri yang bunder seser itu, Mo. Dia jadi MC di perayaan Idul Fitri di kampung Jawa, Victory. Dengar suara si Sri nge-Mc sambil nyanyi-nyanyi membuat bulu romaku berdiri. MasyaAllah, Mo, suaranya itu lho mendayu-dayu bak artis Malaysia yang menyanyikan lagu rindu. Pantas saja kau sampai jatuh bangun bin termehek-mehek sama dia. Oh, iya, Sri juga sempat memberiku selembar sertifikat gegara aku menang kuis yang diadakan olehnya di Forum BMI loh, Mo. Tapi, sayangnya sertifikat itu bukan sertifikat rumah atau sertifikat tanah, kalau iya sih betapa pemurahnya dia pada kaum wanita ya, Mo. Ini cerita baiknya si Sri, Mo. Sewaktu dia mengadu nasib di sini. Tapi kok kenapa sama kamu justeru si Sri ini bencinya setengah mati sih, Mo? Apa yang telah kamu lakukan padanya, hah? Apa kau telah melukai hatinya hingga si Sri patah hati. Atau jangan-jangan kau telah mendua lagi? Huwala, Mo... Mo...  kejam sekali kau ini, selalu bergonta-ganti hati. Loncat ke sana, loncat ke sini. Sudah macam pocong kali kau. Pantas saja, Simboknya Sri selalu koar-koar kalau kamu itu wes dikek i ati sih ngrogoh rempelo (dikasih hati minta ampela). Eh, aku kok jadi berpikiran negatif ya, Mo, sol kamu. Padahal kan islam melarang umatnya untuk berzhu'uzon ria. Bisa digampar malaikat aku. Maaf ye, Mo.

Mo, tadi Yanti curhat padaku. Katanya kau kena tindak KDRT oleh si Sri? Eh, sejak kapan kalian nikah, Mo? Pan yang kutau kalian masih kumpul kebo. Eh... kamsudku kelet macam perangko. Dimanapun ada Sri di situ juga ada kamu. Maklum, kata si Yanti kalian ini sejoli yang sulit untuk dipisahkan. Putus nyambung nggak jelas tujuan. Bukan begitu, Mo? Yanti juga bilang, beberapa tahun lalu kau sempat diusir paksa dari dipan kayu yang statusnya sudah reot. Si Sri juga marah-marah karena kau telah menebar benih terlarang itu di mahkota paling berharga milik tetangga. Haiiiiis.... naluri binatangmu kenapa keluar sih, Mo? Coba kau sedikit mengendalikan nafsu sahwatmu, tentu Sri masih setia mencintaimu dan membiarkanmu menjelajahi setiap jengkal apa yang dia miliki. Kau ini, senengane kok puo-puo macam koruptor di Senayan.

Mencarimu, Mo


Mo, aku tak bisa mencari siapa yang benar dan salah di antara kalian. Aku sebagai manusia yang pernah kau jajaki dan singgahi saat umurku baru sepuluh, rasanya aku pun juga patut untuk marah padamu. Bukannya apa, kau telah dengan seenak udelmu terbang ke pundakku dan menyelinap di rerimbunan rambutku yang lebat. Membuat rambutku yang indah mempesona jadi banya Liso. Kau tak tau betapa gatalnya rambutku saat kau bertelur. Mamak sampai jibeg sendiri melihat ulahmu yang kelewat batas. Kau tau, Mo? Rambutku sampai dipangkas macam si Bob. Beugh trondol gitu kata orang. Itu semua gegara kamu menebar benih menyesatkan itu di rambutku. Aku sih fine-fine aja asal kau tak membuatku menjadi pesakitan dan terlihat seperti gembel jalanan yang tak terurus.

Oh, ya... Si Eni yang sekarang ada di Malaysia bersama suaminya, yang dulu juga pernah kau gauli hingga enam tahun lamanya, sekarang sudah hidup bahagia, Mo. Masih ingat dalam benak ini, saat kau dengan PEDEnya berkeliaran, berjalan ke sana ke mari, nyungsep lalu nongol lagi di balik rambutnya Eni saat pelajaran tiba. Turun lewat rambut kepangnya dan dengan seketika, si Eni memitesmu tanpa ampun. Darahmu muncrat, kau kejet-kejet tanda malaikat pencabut nyawa telah mengambil sukmamu. Huwala, Mo... itu semua membuatku bergidik ngeri. Tapi yang cukup membuatku aneh, kok ya bisa-bisanya kamu pindah ke desa Ponorogo tempat si Sri ini tinggal, Hah? Kau naik apa ke sana? Apa angin telah menerbangkan dan membelokkanmu ke rumah Sri? Aku benar-benar tak habis pikir dengan tolahmu itu, Mo... Terlalu Nylandit...heuh

Mo, aku tau kau sekarang sedang sakit hati. Sabar saja ya, Mo. Nasibmu memang tak seberuntung Su, yang di manapun berada selalu disayang orang. Aku pernah merasakannya kok, Mo. Dan para jomblo yang lain pun pernah merasakan rasanya sakit hati. Sakit saat melihat kekasih hati berjalan bersama orang lain. Ciuman di depan mata kita. Apalagi yang lebih heboh sekarang mereka nikah lakok kitanya diundang. Dan yang lebih gobloknya lagi kok masih juga mau datang pakai acara pelukan. Nyesek bener. Sakitnya itu memang benar-benar di sini, Mo. Menohok ke ulu hati. Fiuhhh.... Aku jadi emosi kan, Mo kalau bahas soal cinta.

Mo, kita sama-sama tabah aja ya. Sri emang baik bagi bangsanya. Tapi buruk bagi bangsamu. Kalau kau butuh darah segar milik bangsaku untuk menyambung hidup, pergilah ke PMI di kota terdekat yang bisa kau jangkau. Hisaplah kantong-kantong itu barang seteguk. Menyelinaplah ke selimut-selimut hangat untuk bersembunyi. Lalu, pulanglah ke habitatmu menjadi seekor Tumo yang senantiasa merindu akan kehadiran orang yang benar-benar tulus memberimu tempat bernaung.

Mo

Mo dan Bangsanya



Mo, terima kasih kau pernah jadi bagian dari hidupku. Kau, Tumo, inspirasi goresan penaku.











Readmore → Mo

Rabu, 31 Desember 2014

Ragam Bahasa Hongkong

Sedikit tentang bahasa yang aku pakai di Hongkong. Miris dan agak ngenes :v kenapa? Ini karena sudah hampir menginjak kontrak ke empat aku masih belum fasih berbahasa kantonis. Harap maklum, selama tinggal di sini, aku lebih banyak menggunakan bahasa Shanghai. Bahasa yang super duper unik. Contohnya sebagai berikut:

- Makan - Cug kalau Sudah Makan - Cugulah (hampir mirip cekulah pelafasannya)

-Mencuci - Ta
-Sayur - Je kalau Mencuci Sayur - Ta je (macam bahasa Indramayu Je :v)

-Baju - Izong
-Pagi - Cocong

Yang lebih menarik lagi, ada pula pelafasan Pocong tapi aku belum nanya kakek apa artinya. Soalnya, kata itu aku temukan pada lagu yang selalu diputar kakek. Rima plus bait di setiap kaset CD yang dia putar hampir aku hapal, maklum selama tiga tahun aku selalu mendengarkan lagu ketropak yang itu-itu saja :v Sebenarnya, jika dihitung-hitung rugi aku bayar $21.000 ke PT. Pasalnya, selain aku harus mendekam lima bulan dan diwajibkan belajar bahasa kantonis, justeru setelah terbang ke kota Beton ini, kedua majikanku menggunakan bahasa Shanghai. Alamajang..... Terus buat apa aku belajar bahasa kantonis? Buat gaya-gayaan biar disangka pinter :v padahal nonsens.

Beruntung juga sih punya majikan bahasane beda dari yang lain. Soalnya, bila kita lagi sebel sama seseorang bisa mengumpat dengan bahasa lucu ini TEJETEPAK :v entah apa artinya. Si Nenek suka sih bilang itu. Dan bila kutanya balik dia selalu ketawa terbahak-bahak. Mungkin dia sendiri juga tidak tahu artinya. Maklum punya penyakit kepikunan akut :v .

Yang lebih pintar pula si Kakek. Dia selalu ingin tahu bahasa Indonesia dan dia paling suka bilang METUTU (baca: Mecucu) :v aku sendiri yang ngajarin bahasa Jawa Ngoko padanya. Kakek juga suka nyerobot ponselku saat dia tahu aku sedang telpon My Mamak dan pastinya si Kakek selalu bilang, ''Mamy a, Amey Metutu.'' :v

Aku sampai bingung sendiri. Di sisi lain, aku juga harus belajar bahasa Inggris bila harus ngomong atau WHATSAPP sama Simbok. Walau sebelum berucap dan typing selalu bertanya dulu sama Eyang Google :v nggak apalah nanyanya dikit toh lama-lama jadi kebiasaan juga :v mumpung gratis

Kembali ke bahasa. Kunci agar kita cepat bisa belajar bahasa adalah dengan memperbanyak membaca plus berbicara sendiri dimanapun kamu berada :v ati-ati jangan sampai dianggap gila :v

Ok, sekian dulu dari saya. Mudah-mudahan sinyal WI-FI bangkit lagi setelah beberapa hari sempat mati suri







Readmore → Ragam Bahasa Hongkong

BEBE, joMblo Dan Cerita Tahun Baru

Hai... selamat malam Mblo... Udah mau ganti tahun tetep aja ngejomblo. Nggak papa yah... Kita senasib seperantauan plus seperjuangan untuk menekan minimnya kemudorotan. Keep Smile aja ya Mblo. Jomblo itu belum tentu nggak laku. Soale emang belum laku sih. Pan kita orang masih menunggu waktu yang tepat sampai masa itu tiba. Tapi kira-kira kapan, yah? Hanya Tuhan yang tau Mblo. Jodoh itu seperti kematian yang kita orang awam tidak tau kapan waktunya datang. Yang jelas jodoh kita Mblo, masih nylempit di kolong langit. So, nggak perlu kawatir. Daripada nyungsep di bwwah tanah tambah ngenes aja nasibmu ntar, Mblo.

Ok deh, Mblo. Loe dari kemarin nanya terus tuh apa sih kelebihan Gue? Gue kasih tau ya, Mblo. Berhubung hari ini jemariku buat ngoprasi wajah orang rada males maka dengan senang hati jemari Gue, Gue tuntun buat tutal tutul mas Sony ini. Cekidot aja ya. Ribet bin muleg kalau kebanyakan prolog.

Kelebihan Gue itu banyak sekali, Mblo. Sampai bila dihitung kagak bakalan ada habisnya. Dab salah satu yang paling menonjol dari kelebihan Gue adalah kelebihan Berat Badan. Ini adalah salah satu kelebihan Gue yang membuat hati Gue depresi, Mblo. Loe tau nggak? (Jelasnya Loe nggak tau lah Gue belum cerita) Betapa galaunya hati Gue saat melihat cewek seksi berkeliaran di Facebook. Pamer kekurusan bodynya plus PD banget punya body yang semlohai kayak gitar  berjalan. Ngenes pokolnya, Mblo, hati Gue.

Apalagi ditambah Mamase yang tiap inbox di Line selalu nanya, ''sudah turun berapa kilo cantik?'' puffff...... Pedih tiada terkira,  Mblo, lihat tulisan ini. BEBE (Berat Badan) Gue sih udah turun 1 ons. Tapi naiknya itu loh, Mblo, lakok dua kilo. Ini yang salah timbangannya atau mataku yang sedikit tambah minus? Aih.... Mengkal, Mblo rasanya bila lihat timbangan. Pengen tak banting-banting. Remes-remes. Tak sobek-sobek tuh angka-angka dalam timbangan. Bukannya, Gue nggak bersyukur sih, Mblo, punya body kayak gini. Tapi mereka itu Lho pada sirik plus senik dengan menyebut Gue ''ENDUT" padahal Gue nggak Ndut-Ndut amat kan? #Eh...

Gue pernah juga kok, Mblo, ngerasain gimana rasanya punya body kurus kerontang. Kayak bunga layu di tengah gurun Sahara. Bodyku yang dulu mampu menembus angka 80kg langsung turun drastis hingga kini menjadi  65kg. Hebat, kan? Gue nggak pakai obat mahal itu, Mblo. Rugi kalau menurutku. Setiap obat pasti ada efek sampingnya. Apalagi obat diet. Nonsens nggak ada hal buruknya. Kalau Gue sih cuma pakai jamu alami buatan Tuhan yakni Jamu Patah Hati. Efeknya ces pleng hingga membuat lemak di body Gue ikut luntur terbawa aliran tetes air mata. Eh, apa hubungane? Yang jelas kelebihan ini membuat Gue galau. Sama kayak malam tahun baru ini, Mblo.

Udah dulu ya, Mblo. Gue rasa Loe udah beli terompet dan sebentar lagi mau Loe tiup keras-keras. Hingga para cewek yang minat sama Loe, langsunh termehek-mehek denger tiupan terompet Loe yang syahdu. Gue cuma berharap semoga tahun esok, Elo nggak jomblo lagi. Biar berkurang lah satu orang di Komunitas IjoLumut (Ikatan Jomblo Lucu plus Imut). Semoga juga tahun esok Elo cepet kawin biar kagak ngenes aja kalau malam jumat. Eh....

Udah dulu, Mblo... Mata tinggal setenah Watt waktunya bobok Malam









Readmore → BEBE, joMblo Dan Cerita Tahun Baru

Sabtu, 27 Desember 2014

Kala Aku Mengingatmu

Aku memutuskan untuk pergi
Menjauh darinya...
Dari seseorang yang amat berarti bagi kehidupanku

Dulu, kami saling cinta
Rasa itu begitu kuat

Namun, orangtua melarang
Dalil yang mereka sebarkan Tak mampu kutepis

Aku hanya bisa diam
Menangis dan tergugu

Dia pun begitu
Hanya bisa berpasrah oleh waktu

Kami masih sering bertemu
Dalam diam tentunya

Memaknai arti sendiri
Dan merelakan perpisahan ini

Kini, jalan kami telah berbeda
Dia telah bahagia dengan pilihnya
Aku pun juga
Walau tetap ada rasa di sini
Di dalam nurani  
Readmore → Kala Aku Mengingatmu

Kamis, 18 Desember 2014

Kreasi Barang Bekas

''Loe sekarang jadi pinter mulung kayak nenekmu,'' kata Deniz Triazna​​ sambil memasang icon ngakak guling-guling.

''Pan Gue mulungnya kreatif, Cin...'' pasang icon kuda nyengir.

''Bah... Lengkap sudah semua ilmu kau serap.''

''Yang nyemangatin kan kamu, Cin...'' kali ini aku yang memasang icon ngakak guling-guling.

----------***---------

Seorang pembantu dan tentunya calon ibu, selayaknya kita mampu menciptakan inovasi baru dalam menata impian yang akan dituju. Mulailah dari hal-hal termudah yang bisa kau lakukan. Memungut sampah dan mendaurnya menjadi sebuah karya yang inovatif.

Tadi pagi, berbekal keinginan yang kuat untuk menambah koleksi mebel yang kurang di rumah majikan, aku menyempatkan diri untuk melihat barang-barang bekas yang telah dibuang pemiliknya di tempat sampah. Beruntung sekali, pagi ini aku mendapatkan tiga papan almari yang masih dalam kondisi bagus dan layak untuk didaur ulang. Berbekal, gergaji yang sudah kubeli, aku mengambil papan itu. Sebenarnya, aku hanya mengmbil dua, kupikir sisa papan yang masih bersemayam di ranjangku masih bisa dipakai. Eh, ternyata jelek bila disatukan. Terpaksa mengambil satunya lagi di tempat sampah. Dan jadilah meja serba guna ini.





Bila dilihat dan diamati, kelihatannya gampang. Tapi prosesnya ini loh, ternyata susah juga. Tadi saja sampai meleset ukurannya, saat membelah kaki kanan dan kiri meja ini. Mungkin, bagi seorang lelaki sangat gampang. Tapi bagi wanita yang amatiran sepertiku, rasanya tetap butuh tenaga dalam yang super duper memeras keringat. Untung saja musim dingin jadi tidak terlalu hot.



Meja ini sudah terpasang indah di ranjangku. Jika dihorisontalkan, bisa kugunakan untuk belajar saat malam hari. Dan jika sudah selesai atau sedang tak kugunakan bisa beralih fungsi menjadi sebuah almari.




Benar-benar serba guna, bukan? Kini, ranjangku telah bersih dari buku, tas dan peralatan elektronik  lainya. Semua sudah tersimpan dan tertata rapi. Kata orang sih, orang lain itu melihat diri kita dari tutur kata dan perilaku keseharian kita. Aku pengen nambahin, kalau orang juga bisa melihat diri kita dari tingkat kekreatifitas dan kebersihan yang kita lakukan.

So, mulailah semua yang baik dari kita sendiri. Jangan melakukan perubahan itu karena ingin dipuji dan dihormati. Ok, sekian dulu siaran kita hari ini, lain waktu bisa disambung lagi.

Selamat Menjemput Mimpi

Readmore → Kreasi Barang Bekas

Selasa, 16 Desember 2014

Barang Murah Tapi Tetap Berkelas



Readmore → Barang Murah Tapi Tetap Berkelas

Hebohnya Berita Om Anang Hermansyah

Beberapa hari ini berandaku kian dipenuhi status kelahiran bayine Om Anang Hermansyah yang disiarkan live di RCTI selama 4 jam. Bayi perempuan itu lahir secara (kurang) sempurna karena tidak melewati jalan bayi pada umumnya. Maklumlah, si Ibu (Ashanty) yang konon katanya menderita penyakit itu diperkirakan akan mengalami hal buruk jika melahirkan secara normal. Walhasil, dia harus melahirkan secara Cecar. Punya duit sih, jadi nggak perlu takut bakalan kehabisan dana. Kalau rakyat jelata sih, amit-amit jabang bayik, aja nurun anak, cucu, buyut, cicit dan sakkrandah-krandahe. Aku saja yang melahirkan normal masih terngiang betapa sakitnya. Eh, ini yang Cecar, perutnya dirobek. Hiiii, membayangkanya ngeri. Semoga Allah selalu melindungi dan memberi rejeki pada rakyat kurang mampu.




Aje gile nih si Om Anang. Dulu nikahnya saja juga live, sekarang anaknya lahir pun ikutan live. Nggak kebayang bila si Om ini punya garis keturunan Ratu Elisabet. Apapun pasti live, eh apapun loh ya termasuk itu. Tapi untung si Om ini masyarakat Indonesia jadi kalau mau live musti butuh dana yang berjuta-juta. Tapi ya bejane si Om, dia itu Artis dan sekarang merangkap Anggota Dewan yang pastinya selalu saja ada sponsor untuk meng-Livekan kehidupannya. 

Boleh dibilang sih, si Om ini kaya raya. Lihat sajalah, rumah gedongnya yang punya tingkat tiga lantai itu punya pembantu kurang lebih sepuluh orang. Setiap sudut rumahnya pun diekspose, entah untuk apa stasiun televisi itu menyiarkan berita yang seperti ini. Mbok ya sekali-kali, menyiarkan rumah yang mau roboh, sampah di sungai dan got perkampungan yang mampet. Itukan lebih mendidik agar kita lebih menjaga kebersihan. Ah, andai aku punya stasiun televisi, pasti kugunakan untuk kasus-kasus seperti ini walau belum tentu ada manusia Indonesia yang demen melihat tontonan seperti ini. Generasi muda sekarang inikan paling demen lihat GGS (Ganteng-Ganteng Srigala), Bastian Steel , dan Manusia dari bintang itu yang kesemuanya hampir (bahkan) mirip jalan cerita film luar negeri. Maklumlah, Indonesia senangnya kan copas (copy paste) walau ada juga sih yang murni ide sendiri. Seperti filmnya bang Ale (Ari Sihasaleh) dan mbak Nia yang selalu mengisahkan kehidupan rakyat timur, Papua.

KPI yang juga melihatnya pun hanya bisa menegur dan terus menegur. Mbok ya sekali-kali mereka ini memberi sanksi yang tegas, misal kalau menyalahi aturan penyiaran kudu bayar sekian juta lalu dana itukan bisa digunakan untuk masyarakat yang punya hak penuh tentang frekuensi ini. Eh, tapi mana peduli sih KPI dengan masyarakat. Wong mereka saja yang ditegur tinggal ganti nama, beres sudah. Ditegur lagi, ya ganti nama lagi, mana ada sih produser yang mau rugi, hah..!

Eh, ngomong-ngomong masalah orang itu sebenarnya juga dosa. Itukan hak pribadi mereka dan tentunya tulisanku ini bakal dilihat malaikat di sisi kanan dan kiriku. Tapi ngomong-ngomong soal dosa, apa nggak lebih berdosa mereka yang mengambil hak rakyat tentang pemandangan yang tidak sepatutnya dipertontonkan keranah publik ini. Ah, mana mereka perduli sih. Katanya orang berpendidikan, tapi tidak mampu mendidik dirinya sendiri untuk tidak berbuat ria. Lalu, apa urusanya sama Gue. Tentu ada. Aku selaku masyarakat yang melihat dan mendengar berita ini cukup jengah. Secara tak ada manfaatnya sama sekali, kata si Om sih mendidik, mendidik gundule ki. Masak operasi cecar yang biayanya jut-jutan itu mendidik? Rumah sakit kelas VIP itu juga mendidik? Heh, ngomong-ngomong soal mendidik,di mananya toh Om?

Buat semua rakyat jelata, mari kita didik putra-putri kita agar terlalu bersombong-sombong ria di dunia yang fana ini. Ingat harta benda tidak ikut dibawa. Di dalam sana pun tiada televisi bahkan reporter yang meliput kita yang nantinya bakal jadi bangkai. Mari menjadi orang biasa yang punya wibawa. Jangan menjadi orang yang kaya pun juga berbangga. Percuma. Tuhan tidak akan suka melihat orang yang suka berbuat riya. Mari jadi manusia yang disayang oleh-Nya.

Readmore → Hebohnya Berita Om Anang Hermansyah

Best Moments






Readmore → Best Moments

Featured Post

SEMUA TENTANG MAS KER