Selasa, 16 Desember 2014

Hebohnya Berita Om Anang Hermansyah

Beberapa hari ini berandaku kian dipenuhi status kelahiran bayine Om Anang Hermansyah yang disiarkan live di RCTI selama 4 jam. Bayi perempuan itu lahir secara (kurang) sempurna karena tidak melewati jalan bayi pada umumnya. Maklumlah, si Ibu (Ashanty) yang konon katanya menderita penyakit itu diperkirakan akan mengalami hal buruk jika melahirkan secara normal. Walhasil, dia harus melahirkan secara Cecar. Punya duit sih, jadi nggak perlu takut bakalan kehabisan dana. Kalau rakyat jelata sih, amit-amit jabang bayik, aja nurun anak, cucu, buyut, cicit dan sakkrandah-krandahe. Aku saja yang melahirkan normal masih terngiang betapa sakitnya. Eh, ini yang Cecar, perutnya dirobek. Hiiii, membayangkanya ngeri. Semoga Allah selalu melindungi dan memberi rejeki pada rakyat kurang mampu.




Aje gile nih si Om Anang. Dulu nikahnya saja juga live, sekarang anaknya lahir pun ikutan live. Nggak kebayang bila si Om ini punya garis keturunan Ratu Elisabet. Apapun pasti live, eh apapun loh ya termasuk itu. Tapi untung si Om ini masyarakat Indonesia jadi kalau mau live musti butuh dana yang berjuta-juta. Tapi ya bejane si Om, dia itu Artis dan sekarang merangkap Anggota Dewan yang pastinya selalu saja ada sponsor untuk meng-Livekan kehidupannya. 

Boleh dibilang sih, si Om ini kaya raya. Lihat sajalah, rumah gedongnya yang punya tingkat tiga lantai itu punya pembantu kurang lebih sepuluh orang. Setiap sudut rumahnya pun diekspose, entah untuk apa stasiun televisi itu menyiarkan berita yang seperti ini. Mbok ya sekali-kali, menyiarkan rumah yang mau roboh, sampah di sungai dan got perkampungan yang mampet. Itukan lebih mendidik agar kita lebih menjaga kebersihan. Ah, andai aku punya stasiun televisi, pasti kugunakan untuk kasus-kasus seperti ini walau belum tentu ada manusia Indonesia yang demen melihat tontonan seperti ini. Generasi muda sekarang inikan paling demen lihat GGS (Ganteng-Ganteng Srigala), Bastian Steel , dan Manusia dari bintang itu yang kesemuanya hampir (bahkan) mirip jalan cerita film luar negeri. Maklumlah, Indonesia senangnya kan copas (copy paste) walau ada juga sih yang murni ide sendiri. Seperti filmnya bang Ale (Ari Sihasaleh) dan mbak Nia yang selalu mengisahkan kehidupan rakyat timur, Papua.

KPI yang juga melihatnya pun hanya bisa menegur dan terus menegur. Mbok ya sekali-kali mereka ini memberi sanksi yang tegas, misal kalau menyalahi aturan penyiaran kudu bayar sekian juta lalu dana itukan bisa digunakan untuk masyarakat yang punya hak penuh tentang frekuensi ini. Eh, tapi mana peduli sih KPI dengan masyarakat. Wong mereka saja yang ditegur tinggal ganti nama, beres sudah. Ditegur lagi, ya ganti nama lagi, mana ada sih produser yang mau rugi, hah..!

Eh, ngomong-ngomong masalah orang itu sebenarnya juga dosa. Itukan hak pribadi mereka dan tentunya tulisanku ini bakal dilihat malaikat di sisi kanan dan kiriku. Tapi ngomong-ngomong soal dosa, apa nggak lebih berdosa mereka yang mengambil hak rakyat tentang pemandangan yang tidak sepatutnya dipertontonkan keranah publik ini. Ah, mana mereka perduli sih. Katanya orang berpendidikan, tapi tidak mampu mendidik dirinya sendiri untuk tidak berbuat ria. Lalu, apa urusanya sama Gue. Tentu ada. Aku selaku masyarakat yang melihat dan mendengar berita ini cukup jengah. Secara tak ada manfaatnya sama sekali, kata si Om sih mendidik, mendidik gundule ki. Masak operasi cecar yang biayanya jut-jutan itu mendidik? Rumah sakit kelas VIP itu juga mendidik? Heh, ngomong-ngomong soal mendidik,di mananya toh Om?

Buat semua rakyat jelata, mari kita didik putra-putri kita agar terlalu bersombong-sombong ria di dunia yang fana ini. Ingat harta benda tidak ikut dibawa. Di dalam sana pun tiada televisi bahkan reporter yang meliput kita yang nantinya bakal jadi bangkai. Mari menjadi orang biasa yang punya wibawa. Jangan menjadi orang yang kaya pun juga berbangga. Percuma. Tuhan tidak akan suka melihat orang yang suka berbuat riya. Mari jadi manusia yang disayang oleh-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

SEMUA TENTANG MAS KER