Tak dapat dipungkiri memang, perpisahan selalu menjadi jalan tengah terbaik antara hati dua hati yang tak mungkin bisa dipersatukan lagi. Terluka? Mungkin lebih baik sekarang daripada nanti. Kalimat klise yang memang ada benarnya juga. Karena bila kita tahu di akhir cerita pasti akan terasa lebih sakit. Dan kita tak akan mungkin melakukan kesalahan untuk yang kesekian kalinya, bukan?
Jalan takdir manusia berbeda antara satu dengan yang lainnya. Semua
telah diatur dengan apik sesuai apa yang telah diinginkan oleh-Nya. Dan apapun
itu, telah di gariskan oleh-Nya sebelum kita tahu.
Melepaskan, cara terbaik untuk melupakan segalanya. Melupakan semua kebohongan yang sengaja disimpan hingga bau busuk itu akhirnya dapat tercium juga. Tak dapat terelakkan, rasa sakit yang mungkin tak akan sembuh dengan permintaan maaf. Karena ingatan yang tersimpan tak akan mudah terhapus dengan ucapan yang sama, yang mungkin akan terulang kembali nanti, di kemudian hari.
Melepaskan, cara terbaik untuk melupakan segalanya. Melupakan semua kebohongan yang sengaja disimpan hingga bau busuk itu akhirnya dapat tercium juga. Tak dapat terelakkan, rasa sakit yang mungkin tak akan sembuh dengan permintaan maaf. Karena ingatan yang tersimpan tak akan mudah terhapus dengan ucapan yang sama, yang mungkin akan terulang kembali nanti, di kemudian hari.
Dan pada akhirnya, memang harus seperti ini adanya. Pergi, meninggalkan
semua jejak dan tak menoleh lagi kebelakang. Biarlah, semua itu menjadi
kenangan yang hanya bisa kita buka saat kita ingin kan saja. Selebihnya, biar
Tuhan memberikan jalan terbaik dan memilihkan seseorang yang tepat, tanpa
kebohongan dan selalu senantiasa mengagungkan kejujuran di atas segalanya.
Karena sekalinya berbohong, kita akan lagi, lagi dan lagi
berbohong untuk menutupi kebohongan yang selanjutnya.
Apakah mau, sepanjang masa, sepanjang hayat hidup penuh dengan
kepalsuan?
Lalu bagaimana cara mengatasi semuanya?
Pergi, adalah alternative untuk menyembuhkan luka itu. Menyediakan
ruang kosong untuk hati agar lebih
tenang dan damai dalam menikmati setiap hidup. Karena bahwasanya, apapun yang
sudah terlepas dari genggaman seyogyanya tak perlu untuk dipertahankan dari
pada sakit dikemudian hari.