Sabtu, 23 April 2016

Sayang, Maaf Jika Kelak Aku Tak Bisa Masak



Ini hasil kreasiku semalam, PanMinTan (mie plus telur di goreng di wajan Pan). Nggak ada yang special memang hari-hariku dengan masakan yang cukup dibilang ala kadarnya. Tak nikmat kata orang jika makanan yang kumakan ini berada dalam mulut mereka. Ah, sudah tak pernah kupikirkan. Aku hanya takut jika kelak kamu tak suka dengan apa yang aku buat.

Bukannya aku malas memasak. Tapi hal yang satu ini memang jarang kulakukan, Sayang. Mamak dan Bapak pun tak pernah menyuruhku untuk pergi ke dapur dan memegang Uleg-an. Mereka hanya menyuruhku mencuci dan membereskan barang-barang yang sudah kotor saja. Pun tak pernah marah bila akhirnya, aku tak kunjung juga memberikan masakan yang terbaik untuk mereka. Karena bagi mereka, cukuplah aku membantu membersihkan rumah dan belajar mengerjakan yang lain. Itulah alasannya kenapa mereka tak pernah menuntutku untuk bisa memasak.

Aku adalah wanita yang tangguh tapi tak cukup bisa melakukan bab Perdapuran.

Itulah kenyataannya. Beberapa sohib yang pernah mengenalku juga sering bilang, “wong wedok iku kudu iso masak.” Aku tahu makanan memang hal penting yang harus kita siapkan agar tumbuh kembang kamu dan anak-anak kita nanti bisa terjamin. Tapi sekali lagi, maafkan aku. Karena sampai detik ini, aku masih belum bisa mempersembahkan sesuatu yang layak untuk dihidangkan untukmu.

Kamu selalu bilang “nggak masalah. Aku orang yang simple dan nggak terlalu banyak menuntut seseorang yang aku sayang menjadi bukan dirinya. Pun aku tak suka memaksa. Semua bisa kita lakukan bersama. Aku yang masak, kamu yang mencuci atau yang mengurus anak.”

So sweet kan?

Yah macam drama-drama Korea gitu. Cowoknya pan romance banget tuh. Jalan aja pake dijagain. Makan kadang disuapin. Duh, cewek Korea asli dimanja banget deh ma pasangannya :v itu Cuma ada di televise deh kayaknya. Nggak tahu asline cemana. Rasanya emang seribu satu, pria macam ini. Yang nggak bakal kamu dapetin di loakan. Eh emang manusia itu barang,

Tentang kamu yang nantinya jadi bagian hidupku. Pelengkap di mana rusuk ini akan bersandar. Maafkanlah daku jika seandainya kelak, aku tetap tak jua bisa masak. Berharap kamu tak banyak menuntutku untuk urusan yang satu ini.

Terima kasih telah banyak memberiku waktu untuk bisa bersamamu. Menyulam cerita rindu tak terbatas waktu.


Sayang, sekali lagi maafkan aku jika kelak aku tak bisa masak. 

1 komentar:

Featured Post

SEMUA TENTANG MAS KER