Kamis, 05 Februari 2015

Antara Fakta Dan Mitos Orang Hamil

Pantangan Orang Hamil Ala Orang Jawa

Di jaman serba moderen ini pasti kagak percayalah sama yang namanya Pantangan Orang Hamil Ala Orang Jawa. Dan, Aku termasuk salah satunya. Tapi hanya untuk urusan makanan. Maklum wetengku ngelih ae saat hamil. Rasa lapar kian membabi buta kalau mencium aroma masakan. Selera makanku saat hamil ataupun tidak memang tidak berubah sedikit pun. Aku masih doyan makan, malah seneng banget makan. Kalau orang hamil yang pada umumnya dan sebagian banyak nyirik ini itu kebanyakan bayine manja, aku malah nggak. Gawan bayi sih katane. Kalau aku sih, Pokok aku doyan dan halal ya tak makan. Kadang, mamak suka sewot lihat cara makanku. Katanya, "wong meteng nak mangan ra dijogo." Lha, cemana mau jaga, kalau tak jaga bayiku triak-triak, nendang-nendang plus usrek ae piye jal. Nak gini sing soro yo aku. Nggak ngrasain sih.

Kembali kepantangan orang Jawa.

Biasanya, mereka akan melaranmu makan pake cowek /lemper. Jere nak tetap dilakukan, bibire bayi bakal njleber. Bih, nggak kebayangkan bila baby yang imut-imut kena dampak takhayul atau mitos ini. Aku sih nggak percaya sepenuhnya tapi yang jelas aku juga nggak berani nyoba juga. Jere, setiap perkataan adalah doa. 

Ada lagI, soal masalah bibir ini. Kita (orang hamil) juga kagak boleh makan ndik tengah lawang/pintu. Jere nak nekat dilakukan lambene anake e bakal ombo sak lawang. Hal ini juga berlaku pada pawonan /kompor jaman dulu. 

Jangan makan ikan Lele. Jere, darahnya bakal amis. Sek to...Bukane darah iku emang amis. Terus apa hubungane makan ikan Lele sama Darah? Kalau dulu akunya tetap makan sih. Lawong nyidam, jere nak nggak dituruti anake e bakal ngileran. Pie Jal?

Jangan bunuh hewan apapun dengan tangan kita. Jika terpaksa bilang bismillah dulu. Apapun pokok e bismillah jere mamak bakal slamet. Dulu, tetangga rumah Ada sih yang nggak sengaja bunuh Katak pas istrine lagi hamil Terus(hasil akhir bisa ditebak cem apa). Maaf nggak mau mengurai. Mungkin itu karena cacat bayi atau gimana aku juga nggak paham ilmu medis. Yang jelas bocah ini pinter sekali. Namun, keterbatasan itu membuatnya tak bisa melangkah lebih jauh. Dan, saat ini dia sudah ada di Surga- Nya. Semoga kamu tenang di sana, Dhek . 

Kembali kepantangan saat hamil 

Please.... Jangan sekali-kali menghina, berkata yang nggak baik atau apalah tentang orang yang kamu nggak suka. Kalau, pada akhinya keceplosan bilang, mending buru-buru istigfar, tapuk lambe, usap perut sambil bilang, "amit-amit jabang bayi, aja nurun anakku iki." Ya, walau bukan mantra mustajab, bisalah buat penangkal. 

Jangan menyumpah serapah siapapun saat hamil. Karena, jika sumpahmu itu salah bisa jadi kamu sendiri yang bakalan kena. Tetanggaku sudah membuktikannya. So, jangan mencoba. Kalau tetap ngotot, resiko dijamin penumpang. 

Masih banyak sih sebenere tapi akunya rada-rada lupa. Entah, ini hanya mitos atau takhayul belaka, akunya juga belum bisa menetralisirkan dengan otakku. So, bila ada yang mau nambahi monggo, disharing.
Readmore → Antara Fakta Dan Mitos Orang Hamil

Senin, 02 Februari 2015

Katakan, ''Tidak" Untuk Para Penghutang

Ikhlas itu nggak sama loh ya sama sabar. Dan kedua kata ini menurutku nggak bisa dipaketkan jadi satu. Ada yang bilang suruh mengikhlaskan (uang) yang sudah pergi. Katanya itu bukan rejeki kita. Toh, Tuhan pastinya akan memberi pengganti yang lebih dahsyat.

Hallo.... saudara-saudara, mbak-mbak yang cantik. Yang masih melagukan nyanyian di atas. Waktu yang berlalu hingga menguras keringatmu itu nggak bisa loh ya dibayar dengan apapun. Kalian rela jempalitan di negeri orang terus rela mengikhlaskan beribu-ribu dollar hanya untuk seorang penipu, rasanya kok ya ndak etis.

Apalagi, kalau ada mbak-mbak yang bawa kotak amal. Disuruh nyumbang aja rasanya kok maju mundur. Tapi giliran disuruh teman atau apalah buat tanda tangan bank dengan iming-iming bonus $500 Hk, kok ya manut-manut saja.

Andai kata kalian masih baru, aku wajib memaklumi. Tapi yang ditipu ini loh, udah jadi mbok-mbok ane Hongkong. Kok ya bisa-bisa ne masih menyalahkan penipu. Kalau alasanya karena kemanusiaan hingga pinjam di atas $2000 hk, wes mending nggak usah mbak. Apa pean nggak mikir, mereka (penipu) itu ya pastinya masih punya saudara, kerabat atau apalah. Masak nyari hutangan segitu banyak kok sama teman. Mikir sitik ae lah.

Aku nulis kayak gini ya karena aku pernah di posisi kalian, menjadi korban janji palsunya orang yang tak bertanggungjawab. Kalau dibilang ikhlas akan kujawab TIDAK. Sampai kapan pun tidak akan kuikhlaskan. Tapi jika disuruh sabar, pasti aku sabar menunggu itikat baik dari si Empunya hutang. Ingat nggak? Hutang itu dibawa sampai mati. Jangan sampai kalian (penghutang) mati dengan membawa sisa hutang yang belum terbayarkan.

Bukankah koran (Apakabar, Berita Indonesia dan Kindo) berbahasa Indonesia di Hongkong sudah banyak sekali yang menyiarkan kasus serupa. Jan jane koran e ki yang baca itu mata bukan pantat. Sudah untung dikasih gratisan, masih juga dipakai alas duduk. Berserakan pula. Hais... Aku jadi nggrundel setengah mangkel karepku dewe. Maaf Malaikat pencatatat amal. Aku hanya ingin sekedar mengingatkan temen-temen di Facebook.

Nolong orang itu harus ada batasanya, eman-eman duit segitu melayang hanya untuk menyenangkan si penipu. Mereka senang, la kitanya. Wes pokok e Say No To Penghutang.

Tanamkan Prinsip... Bisa bantu di bawah $500 kalaupun hilang biar nggak nangis gero-gero. Wong nak hutang nggak dikasih pasti menghilang. Giliran ditagih kitanya kayak pengemis kok. So, wes pokok e sakmene bae.

Salam satu bangsa.... 
Readmore → Katakan, ''Tidak" Untuk Para Penghutang

Sabtu, 31 Januari 2015

Sebuah Rasa Di Akhir Januari

Hari ini, bulan Januari pergi. Tinggal menunggu beberapa jam lagi, bulan pun berganti. Ingin rasanya menghentikan waktu untuk sehari ini. Menikmati kebersamaan yang jarang kutemukan di hari-hari yang lain. Aku selalu menantikan hari ini, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Menunggu dan berharap ada kejutan-kejutan tak terduga dari-Nya. Hal sekecil apapun yang kuperoleh hari ini menjadi sangat bermakna. Terlebih lagi, ada sosok lelaki itu. Lelaki yang selalu membuatku tersenyum.

''Apa kau bahagia hari ini?'' tanyanya sambil menyodorkan segelas coklat panas kepadaku.

''Lebih dari itu, Ko.''

''Baguslah. Aku ikut senang,'' ujarnya. Dia mengambil posisi duduk tepat di sebelahku. Sejenak, dia melipat celana jinsnya yang panjang hingga selutut. ''Apa yang kau pikirkan?'' lanjutnya yang masih sibuk dengan celananya.

''Nggak ada.'' Pandanganku beralih darinya. ''Hanya terlalu senang saja,'' kataku sambil menatap langit. Dia tertawa mendengar jawabanku. ''Apanya yang lucu?'' aku meliriknya sekilas. Lelaki ini tersenyum. Senyum yang mampu membuat perasaanku kembali tenang.

''Kau itu yang lucu, Dai. Lihat, bibirmu kalau ngambek terlihat seperti ikan cucut,'' ujarnya sambil meremas bibirku. Tawanya pun pecah saat melihat reaksiku.

''Hais... sakit, Ko.'' Lelaki ini menarik tanganku. Menggamitkan jemarinya pada jemariku. Aku tertegun. Tak ada kata untuk beberapa menit kemudian.

''Seperti Cinta, Dai. Ada kalanya kita sakit karenanya. Walau dibalik kesakitan itu, ada bahagia yang akan datang menghampirimu. Ya, seperti saat ini.''

''Ko, apa kau menyayangi gadis itu? ''

''Sulit Dai. Kau tahu aku tidak cukup kuat dan mampu untuk pindah ke lain hati dengan cepat. Semua butuh proses. Dan aku akan melakukannya, semampuku.'' Dia menggenggam jemariku semakin erat. Aku bisa merasakan amarahnya yang menggebu. Cinta yang dirasakannya karena tuntutan. Lelaki ini serasa diwajibkan untuk cepat meminang seorang gadis yang semarga dengannya.

''Apa Koko akan menikah dengannya?''

''Kurasa itu pilihan terakhir. Aku tidak akan terus membujang, bukan? Bisa-bisa aku tidak laku karena menyandang status ''Bujang Lapuk,'' jawabnya sambil terkekeh. Aku pun ikut tertawa bersamanya. Lelaki ini memang pandai menyimpan kesedihannya. Bahkan saat putus dengan pacar pertamanya, dia tetap keukeh untuk memendam rasa sakitnya sendiri. ''Kenapa kau memandangku seperti itu? Ada yang aneh, hah?''

''Nggak, Ko. Aku cuma merasa, jika Koko butuh pundakku untuk menangis, bahuku selalu siap menopang kesedihanmu,'' kataku sambil menepuk-nepuk bahu. Lelaki ini kembali tersenyum. Dia menunduk, menatap air laut yang mulai pasang.

''Cinta itu bening, Dai. Jangan pernah sesekali kamu membuatnya keruh dengan hal-hal kecil. Karena, jika kamu nggak mampu membuatnya terlihat seperti kaca maka yang akan kau dapat hanyalah sebuah masalah yang membuat sebuah hubungan akan goyah.'' Dia diam sesaat, memainkan kakinya yang sesekali tersapu ombak.

''Dan aku tidak ingin membuat masalah dengan semua ini. Kau cukup paham, bukan?'' Aku yang masih diam, hanya mengangguk pelan. Tak berani kutatap matanya yang tiba-tiba berubah sendu. Ada lingkaran kesedihan di dalamnya.

''Aku menyayangimu, Dai. Tapi kau tahu,  kan? Agama, status dan marga kita beda. Aku tidak mungkin menentang garis hidup yang ada.''

''Aku mengerti, Ko.'' Aku mencoba menyela ucapannya. Namun, lelaki ini justeru menarikku dalam peluknya. Aku dapat merasakan degub jantungnya yang bergetar hebat. Ada perasaan aneh yang menjalar di tubuhku.

''Aku akan tetap ada untukmu, Dai. Kau tidak perlu mengkhawatirkan perasaanku. Kita hanya perlu berdamai dengan waktu. Hanya itu,'' ujarnya pelan. Kurasakan bening airmatanya jatuh. Lelaki ini menangis, cukup lama dalam pelukanku.

''Berjanjilah padaku, Ko. Berjanjilah, Koko akan selalu bahagia bersamanya. Berjanjilah, untuk terus menanamkan benih cinta pada gadis itu,'' ucapku sambil melepas pelukannya. Lelaki ini tertunduk lemah. Airmatanya masih berguguran. Jemari ini menuntunku untuk menghapusnya.

''Everything will be fine, Dai,'' uajrnya sambil sesegukan. Aku pun mengangguk. Berdiri dari atas batu karang dan mengajaknya pergi. Pergi meninggalkan senja yang tak ada. Seharian ini, langit memucat. Tak ada seberkas rona pun di sana. Aku menoleh ke belakang sesaat. Memandang laut Butterfly, di pojok kota Tuen Mun. Laut yang tanpa batas. Yang tak ada pemisah walau hanya ada pada jarak pandang mata.

 Kami beranjak pulang dalam hening. Lelaki ini memilih untuk diam di sepanjang perjalanan. Sesekali dia mendesah pelan. Aku dapat merasakannya di antara lantunan lagu ''Because Of You- Kelly Clarkson. Rasanya yang menyayat hati, ketika cinta yang kita tuju tak dapat disatukan oleh waktu.

***

Ko, kau tahu...
Hari ini aku sangat bahagia walau kau sekali pun tak bisa membaca kalimatku
Aku bahagia atas apa yang kau beri selama ini

Tentang rasa...
Tentang kasih yang tak terbatas

Ko, cinta itu seperti halnya tunas kecambah yang kau berikan padaku.
Jika aku sabar dan telaten merawatnya, ia akan terus tumbuh, menjulang sampai ke batas yang kita tidak akan tahu.

Ko, cinta itu seperti halnya jimat biru penangkal hujan ini. Walau kau sudah berusaha menangkal perasaanmu tapi kau tidak akan pernah tahu bahwa rasa itu akan tetap datang tanpa kau tahu kaan waktunya.

Ko, cinta itu seperti Boofley ini. Dia akan menjagaku dalam gelap malam walau sekalipun itu tanpamu. Membuatku tak akan pernah ketakutan lagi dalam heningnya gulita.

Ko, love you more than ever and more than anything.










Readmore → Sebuah Rasa Di Akhir Januari

Senin, 26 Januari 2015

Kecewa Cetak Foto Di Kodak

Gila. Sungguh gila. Hari ini serasa kejatuhan buah kelapa. Betapa kaget, galau plus tidak menyangka bakalan dapat kejadian yang sungguh membuatku mangap nggak bisa mingkem. Masih di tempat yang sama aku terpaku. Nggak beranjak barang selangkah pun.

 Ceritanya, tadi sore aku pergi ke sebuah percetakan foto yang ada di Tsuen Wan sebelah konter Hemat CSL. Niatnya mau cetak beberapa foto yang ada di memory card. Tapi pas sampai di sana, yang kelihatan bagus di ponselku cuma ada lima. Lainnya ada di memory card satunya. Terpaksa cuma cetak lima.



Namun, betapa kagetnya aku saat aku bilang sudah pada salah seorang penjaga dan dia mulai menulis pesananku pada selembar kertas, dia bilang padaku, ''harganya dua puluh dolar.'' Aku langsung terbengong-bengong. Bak disambar geledek di siang bolong. Gila benar, 5 lembar dua puluh dolar. Buset dah. Ini aku yang gaptek tulisan gedek atau ini orang memang pengen korupsi? Eh, wallahualam.





Memang, di dalam kertas tidak ada receive harganya tapi tetap saja, ini begitu memberatkanku. Bukan sih pelit tapi ya emanlah. Masak 1 lembar foto seharga $4, itu kan kalau rupiah udah sampe enam ribuan. Bener-bener spechless aku. Untung tadi cuma cetak 5 lembar, bayangkan kalau aku cetak 10 lembar bisa bangkrut aku. Mending dibeliin satu set mangkok doraemon, tinggal nambah $20. Tadinya, sih percaya aja sama temanku, saat aku tanya berapa harga cetak foto di sini. Katanya perlembar kisaran  $1. La ini kok malah kebacut. Bih, ngimpi apa aku semalam. Aku pikir, apa aku salah dengar. Bisa jadikan 1 lembar dijadikan 4 foto tapi ya nggak mungkin juga sih. Ah, nunggu ntar aja pas dapat hasilnya aja pikirku. Cuma satu jam ini, cepet lah.

Pas jam empat sore tadi, aku balik lagi. Ladalah, pas nerima hasilnya lakok tetep 5 lembar. Bih... aku langsung mengkeret. Kayak cabe kriting. Ngucek mata, nyubit pipi eh beneran deh nggak ngimpi. Alamak, dosaku padamu kemarin marah-marah.

Nggak lagi-lagi pokoknya cetak foto di mari. Sudah petugasnya nggak ramah, ngomongnya pake kasar, eh nggak taunya biaya pun juga mahal. Nyesel, sel pokok e. Tapi dah terlanjur, penyesalan selalu datang di akhir. Ada salahnya di aku juga sih, tidak bertanya dulu sebelum mencetak foto. Tapi mbok yao kira-kira kalau mau menaikkan harga kie. Masak selembar ae hargane bisa selangit. Heuh... Di tukang foto lain aja nggak sampai segitu. Hais, jadi mengkal sendiri rasane.

Buat para jamaah fesbukiah, bloggerah dan seluruh manusia alam maya, aku cuma mau mengingatkan,''sebaiknya sebelum cetak foto (di mana pun tempatnya) kita tanya dulu, berapa harga cetak di tempat itu. Bisa-bisa salah kedadean kayak aku. Eman, jan eman tenan pokok e nak sampai kayak begini. Mending nunggu ntar aja di Indonesia. Murah, bagus lagi. So, berhati-hatilah kawan. Bila ada tulisan gedek di bawah ini. Mungkin, kita mikirnya untuk 3r dan 4r, 1 lembarnya 1 dolar, untuk cetak minimal $10. Atau lebih murah lagi. Tadi pikiranku Aku sempat seperti itu. Eh, nggak taunya malah biaya 1 dolar diambil hari ini minimal $10. Dan lebih murah lagi diambil besuk, lebih murah 1 sen. Wes, njlimet pokok e belajar bahasa gedek kayak gini.



Pokoknya galakkan bertanya sebelum membeli sesuatu biar kita nggak merasa ditipu. 
Readmore → Kecewa Cetak Foto Di Kodak

Featured Post

SEMUA TENTANG MAS KER