Sabtu, 13 September 2014

Perjuangan Para Kungyan





Readmore → Perjuangan Para Kungyan

Cinta Dalam Diam








Readmore → Cinta Dalam Diam

Menyambut Malam




Readmore → Menyambut Malam

Pembunuhan Di Sekitar Tsuen Wan

















Readmore → Pembunuhan Di Sekitar Tsuen Wan

Karnafal Desa Loderesan

Momen tujuh belasan adalah sebuah masa yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang yang ada di seluruh pelosok Indonesa. Semua tumpah ruah menyambut hari bersejarah seperti ini. Dan tahun ini, seluruh keluargaku (kecuali aku) ikut memeriahkannya.

Lihatlah, betapa bahagianya mereka berada di tengah-tengah suasana yang mengharu biru ini. Tua, muda bahkan anak kecil pun ikut memeriahkannya. Termasuk Pandu Alam Prawiradinata (anakku) yang sekarang telah beranjak dewasa dan ikut pula dalam acara ini. 

Lima tahun, bukan waktu yang singkat untuk perpisahan itu. Berpisah sementara dengan negeri tercinta. Dengan keluarga dan juga dengan cinta yang selama ini kutinggalkan di sana. Ya, cinta yang setia menanti hingga kepulanganku esok hari. Aku tak tahu kapan kaki ini benar-benar berani melangkah pergi. Menjauh dari rutinitas yang aku jalani di sini. Keluar dari zona aman yang selama ini tak kurasakan di Indonesia.


                                                                                    
Lihatlah...! betapa anakku telah beranjak dewasa. Aku merindukannya, sungguh perasaan ini tak bisa dibohongi. Tapi apalah daya, nazar tetaplah nazar yang harus kupenuhi demi pengabdianku pada sang Pencipta. Nazar adalah janji yang harus kulaksanakan. Tidak mungkin tidak. 

Maafkan ibu, Nak...


Ini foto adikku yang kedua. Namanya Aldi Dwiman. Berulangkali dia minta sama Mamak untuk mengganti namanya. Katanya sih biar gaul. Duh anak jaman sekarang sudah mengerti pergaulan ternyata. Coba lihat modifikasi sepeda yang telah berubah menjadi motor ini. Duh, jamanku dulu lom ada bocah yang sekreatif ini. Palingan modifikasi sepeda dengan gelas aqua yang menempel di samping ban. Lalu berbunyi seperti motor-motor berkenalpot gede. Kalau keingat pas jaman itu sering ketawa-ketawa sendiri.



Melintasi desa Loderesan yang memang sangat kecil ini hanya butuh waktu kira-kira 10-15 menitan. Kalau naik motor sih udah dipastikan cepat. Lagi pula akses sekarang di desaku sangatlah mudah. Kalau jaman dulu masih banyak kerikilnya, sekarang sudah nggak. Aspalnya saja sudah merk Korea. Puh.... Ini halaman depan rumahku. Mudah banget dicarinya. Tinggal bilang rumahnya Pak Imam Service semua orang juga sudah tahu. Kalau anda butuh service elektronik bisa kok menghubungi bapakku. 


Bapak tua ini juga tak mau kalah loh.... Penampilannya sungguh Jozz tenan. Duh kapan ya bisa ada di Indonesia dengan suasana seperti itu. Pengen deh sekali-kali ikut merayakan HUT Negeri Tercinta. Ini adikku yang pertama. Dia yang pegang sound systemnya. Pintar sekali dia menangani hal semacam ini. Dapat turunan dari bapak sih. Semangatnya mengenal sesuatu yang belum dipahaminya, membuat dia lebih fokus terhadap hal semacam ini ketimbang kenalan sama cewek. Sudah berulangkali kusuruh dia mencari pacar. Eh, dia bilang beulm waktunya. Sering mringis dewe aku jadinya. Nggak kayak aku dia ini. Yang selalu dekat dengan siapa pun. Adikku tipe cowok pemalu.


Nggak kayak foto di atas ini. Ini sebagian cowok genis di desa Loderesan. Just Kidding Brother. 

Nah, kalau yang ini namanya YIk. Yang pakai baju biru. Sahabat masa kecil. Eh dia belum menikah sampai sekarang. Padahal adik-adiknya dah pada menikah. Moga cepat nyebar undangan ya Yik. 

Love u Loderesanku. Walau mungkin suatu nanti aku takkan menjadi penduduk desamu. 

Readmore → Karnafal Desa Loderesan

Jumat, 12 September 2014

Cinta Itu.....












Readmore → Cinta Itu.....

Mie Bumbu Minyak Babi

Siapa sih yang nggak suka sama Ramen. Mie Korea yang terkenal dengan bumbunya yang super lezat. Nah salah satunya ya mie ini. Saat pertama kali aku mencobanya, wuih jian bikin ketagihan. Dulu, temanku sering membuatkannya untukku. Mie ini membawa cerita tersendiri antara aku dan dia.

Aku masih ingat betul, bagaimana tangan lentiknya dengan cekatan memasak mie ramen ini untukku. Tanpa sayuran pun sudah kerasa enak. Makan sebungkus saja, ibarat kita makan dua bungkus mie instan Indonesia. Tapi siapa sangka, Mie ini mengandung tulang babi. Astagfirullah....

Mulanya aku memang tidak tahu, kalau mie ini mengandung tulang babi. Kesalahan terbesarku selama di sini, aku tidak pernah melihat kandungan komposisi yang tertuang dalam labelnya. Ya, jadinya begitu. Pikirku mie merk Korea dan tanpa foto daging ini tidak mengandung campuran babi sedikitpun. Eh, nggak taunya malah justeru mengandung tulang babi.


Perhatikan foto di bawah ini. Di situ tertulis Pork Bone. Sesuatu yang tidak pernah aku sadari sebelumnya. Aku baru menyadari bahwa mie ramen ini mengandung babi ya gegara diingatkan temanku. Hati-hati membeli mie merk Korea. Terkadang ada campuran babinya," katanya beberapa waktu lalu. Duh, untung masih ada teman-teman dan tangan-tangan Tuhan yang masih memberi tahuku tentang masalah ini.

Pantas saja harganya murah. Ini berbanding terbalik dengan mie Korea asli yang tanpa campuran babinya. Biasanya mie Korea mematok harga hingga $30 hk up. Lha mie ini harganya cuma $21 hk.Astaga.... Aku harus lebih berhati-hati hidup di Luar Negeri, yang notabene tidak semua makanan di sini halal. Bahkan, mie pun bisa-bisanya haram...

Oh God, ampuni mereka yang menyelundupkan dan mencampurkan bumbu babi ke dalam mie yang telah cukup lama aku makan ini.

So, buat kawan-kawan semua... di manapun kalian berada, semoga lebih teliti dalam membeli sesuatu. Emang sih, semua tergantung niat. Tapi ada baiknya kita waspada dengan hal-hal semacam ini.

                                                  
Jangan tergiur dengan harga murah. Pasalnya barang murah itu tidak bagus kualitasnya. Termasuk mie Ramen yang satu ini.

Readmore → Mie Bumbu Minyak Babi

Pohon Salju




Readmore → Pohon Salju

Pengemis Bulanan


Setiap tanggal 1 dan 15 Cina, perempuan tuna netra ini pasti berada di tempat kuil. Menyapa sekaligus mendoakan setiap pengunjung yang datang ke kuil. Aku tidak pernah menyangka sebelumnya, bahwa masih ada orang Hongkong yang seperti ini. Padahal jika dipikir, orang-orang seperti ini sudah dipelihara oleh negara. Tapi masih juga mau-maunya mengemis. Memang sih, lebih baik mengemis daripada mencuri, Eh....

Tapi apa nggak lebih baik menerima segala yang sudah diberikan oleh Tuhan tanpa harus melebihkannya. Ah, setiap manusia yang tercipta di dunia ini memang berbeda. Entah dari sudut pandang mana mereka berfikir. 

Yang aku heran dari orang Hongkong itu, apa mereka ini tidak punya saudara.Hingga membiarkan si IBu tuna netra ini berbuat seperti ini.

Ah, masih mending temanku A Wai. Walau dia punya keterbelakangan mental. setidaknya dia punya semangat kerja yang cukup tinggi. 




A

Readmore → Pengemis Bulanan

Featured Post

SEMUA TENTANG MAS KER