Minggu, 09 November 2014

Duka Hatiku


Dua hari berturut-turut disuguhi kabar duka dari Indonesia membuat pikiranku menjadi kalut. Dua orang yang pernah memberiku beberapa nasihat dan sekaligus doa kini telah berpulang menghadap-Nya. Sedih? Tentu saja. Kemarin (8/11) Alm. Mak Natun meninggal. Orang yang cukup akrab dengan Mamak (ibuku) dini hari telah menghadapnya. Kasus kematiannya pun cukup cepat. Ah, bukankah kematian itu paling dekat dengan kita. Ya, tentu saja. Hal itulah yang senantiasa menghantui perjalanan setiap manusia. Sore itu, beliau mengeluh masuk angin disertai dadanya yang sesak. Lalu, orang di rumah pun mengerokinya namun selesai ritual kerokan itu beliau malah pingsan. Pihak keluarga langsung membawanya ke rumah sakit. Namun naas, nyawanya tidak dapat ditolong. Beliau meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit Dr. Iskak, Tulung Agung. Aku pikir, penyakit yang diderita bukanlah masuk angin melainkan penyakit jantung.

Dulu, pernah aku membaca disebuah website yang menerangkan bahwa gejala penyakit jantung sama halnya dengan masuk angin. Namun, terkadang penyakit ini disertai dengan sesak dibagian dada.
Persis apa yang dialami oleh almarhumah ini, beliau juga pernah sambat dadanya sesak setelah ritual kerokan selesai, namun beberapa menit kemudian beliau pingsan. Walau sudah secepatnya langsung dibawa ke rumah sakit nyatanya nyawanya tetap saja tidak sempat tertolong. Ah, begitu cepat malaikat penyabut nyawa mengsmbil setiap orang yang baik kepadaku, tanpa kutahu dan melihat sepintas orang itu. Masih teringang kata-kata beliau dulu sewaktu aku mengandung Pandu, "andai rumahmu tidak dekat denganku pastinya kusuruh Joko untuk menikah denganmu". Candaan itu rasanya terus terbayang hingga kini. Dan hari ini kabar serupa mendarat pula di telingaku. De Ri sapaan akrab warga sekitar dan orang yang selalu membantuku serta sangat menyayangiku seperti anaknya sendiri pun telah menghadap-Nya setelah sempat koma selama delapan hari berada di rumah sakit. Dua kabar ini membuatku termenung cukup lama. Begitu cepatnya kematian itu menghampiri manusia. Tidak mengenal waktu dan usia. Semua dengan cepat mudah terjadi. Aku tak bisa membayangkan hati istri De Ri (De Yah) yang kutahu adalah cinta sejatinya. Keromantisan yang selalu mereka tampilkan dihadapanku membuatku iri setiap kali kami bercengkrama bertiga. Maklumlah, dulu aku sempat ditinggal bapaknya Pandu merantau ke Malaysia dan mereka berdualah yang waktu itu sebagai pengganti kedua orang tuaku. Selamat jalan, semoga kalian tenang di sisinya.
Readmore → Duka Hatiku

Sabtu, 08 November 2014

Kecewa Ngemis Jempol

Ngemis Jempol

Hahhhhh... ini kali kedua aku melakukan hal yang sama yang
seharusnya tak patut aku lakukan untuk sebuah karya tulis. "Ngemis Jempol" atau bahasa kerennya "Promosi" ah tapi biar sisi ke Jawaanya muncul lebih enak ditulis seperti itu saja.

Back to story...
Beberapa hari lalu, tepatnya sebelum tanggal 31 Oktober aku mengikuti lomba resensi novel "Rindu" karya penulis terkenal Tere Liye. Sebenarnya ada keraguan saat ingin mengikuti perlombaan ini. Kenapa? Pertama tentang update peserta yang tidak ada. Bahkan tidak ditampilkan sesiapa saja yang ikut dalam lomba ini. Padahal di Fans Page (FP)-nya di statuskan bahwa yang mengikuti lomba ini mencapai ratusan. Wah... mungkin aku kalah saing. Tapi bukan itu yang jadi masalah dalam benakku. Pesertanya itu loh tidak ada yang diupdatekan. Kecewa? Iya, pastinya. Tapi kan ini sebuah ajang lomba di mana pihak panitia bebas melakukan apa yang diinginkan mereka.

Kedua, ini hal yang sepertinya nanti atau bahkan tidak akan pernah aku ikuti "mencari Like terbanyak". Heh... ini kali kedua aku mengikuti lomba yang juga ada Vote Likenya. Dulu, beberapa tahun silam aku juga pernah mengikuti hal ini, promosi plus mencari jempol dari teman-teman Facebookku. Seluruh teman di seantero dunia Facebook aku kerahkan pada masa itu, namun anehnya aku sama sekali tidak masuk 20 besar. Di sana pun tidak ada update pesertatm tapi kita bisa tahu sesiapa saja yang ikut dalam lomba tersebut. Karena, siapa saja yang ikut wajib tag ke Facebooknya.

Link lomba liker yang pernah aku ikuti.

https://m.facebook.com/notes/lembayung-sendu/sekali-lagi-puisi-gobel-award-2012/322586534515822/?ref=bookmark


Dan di bawah ini Penanggung Jawab (PJ)nya. Dan, sekarang tidak aktif karena disinyalir ini akun palsu.

https://m.facebook.com/Ratnaeazrksibulanbintang?ref=bookmark

Akun ini sudah tidak aktif lagi. Entah penghuninya nyungsep kemana. Yang jelas setelah lomba orangnya seperti ditelan bumi hidup-hidup.


Dulu, aku pernah bilang "tidak akan ikut ngemis untuk yang kedua kali" tapi nyatanya pikiran manusia yang gampang dipengaruhi oleh setan (maaf Tan ini memang salahmu yang suka mempengaruhi manusia termasuk aku). Tsahhhh......

Back ke resensi lomba, yang setiap keputusan juri tidak dapat diganggu gugat. Tapi ya mbok ya o, sedikit memberi penjelasan dan pemberitahuan bagi peserta lomba. Untuk sekelas penerbit mayor seperti Republika harusnya bisa transparan.



Ketiga, beberapa peserta yang mengikuti lomba juga ada yang bertanya tentang update peserta tapi tidak ditanggapi jika ada alasan lain entah sibuk, capek dan ngantuk kan hatlrusnya diberitahukan pada kami (peserta) nggak malal update status tiap waktu. Apa sih susahnya jawab pertanyaan, wong ya nggak bayar ini?

Tiga rasa cukuplah kurasa untuk mengungkapkan segala kecewa di hati. Lain kali aku tak akan terbujuk lagi oleh rayuan setan yang selalu menyesatkan dan membuatku tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Akhirukalam Wabilahitaufik Walhidayah Wasalamualaimkum Warohmatulohi Wabarokatu.

Sekian ulasan dariku. Yang tidak kenan membaca tidak perlu komentar cerita ini panjang.



Readmore → Kecewa Ngemis Jempol

Minggu, 02 November 2014

Hongkong Malam Hari



Readmore → Hongkong Malam Hari

Lomba Foto IMWU





Readmore → Lomba Foto IMWU

SunRises















Readmore → SunRises

Dear Cinta

Dear Cinta.....

Tak terasa hubungan ini hampir dua tahun berjalan, tak terasa pula waktu yang kita nanti untuk bertemu kian dekat, setahun lagi. Asam, garam dan manisnya cinta maya yang kita jalani hampir berbuah ikatan suci, walau entah di  tahun kapan keinginan itu akan terjadi.

Cinta... Aku tahu hari ini, hari bahagiamu. Hari dimana kamu lahir ke dunia, tiga puluh satu tahun lalu. Aku ingat kok, tidak pernah kulupakan sedetik pun hari bahagiamu ini. Tidak pula ada niatan untuk melupa, semua sudah kutulis indah dalam memoriku. Bahkan, semua orang yang dekat denganku pun tidak sedetik pun kumelupa.

Cinta... Hari ini sengaja tak kuucapkan kata itu padamu. Kamu masih ingatkan kamu ingin mengikuti ajaran Rosul kita yang tak ingin meniru gaya orang barat (kaum yahudi) yang tal lupa selalu mengucapkan kata itu sembari disisipi doa-doa. Aku sadar kamu tak mau mengikuti tradisi mereka. Maka, aku juga tak ingin mengucapkan hal itu padamu.

Cinta... Hidup ini begitu cepat. Kamu tidak bisa menghentikannya walau hanya sepersekian detik jadi manfaatkanlah waktu sebaik mungkin selagi kamu masih ada di sana. Selagi aku tak di sampingmu. Karena jika nanti aku di sana, berada di dekatmu mungkin kecerewetanku akan tambah parah. Kemanjaanku takkan bisa kamu anulir. Ah, betapa kamu sudah tahu itu.

Cinta... Jangan bosan menungguku. Aku tahu kamulah laki-laki hebat itu. Lelaki penyabar yang pernah aku kenal. Aku berharap kita menjadi keluarga Samara Until Jannah. Harapan yang akan aku sampaikan pada Allah SWT.

Cinta... Mari, bersamaku menjadi makhluk-Nya yang mau berjalan di atas kebaikan. Mari, bersamaku berjalan beriringan menuju Surga-Nya. Mari, menjadi yang lebih baik lagi. Mari, Cinta.... Aku yakin kita bisa.

Dear Cinta... I Love U so Much 
Readmore → Dear Cinta

Featured Post

SEMUA TENTANG MAS KER